TUGAS MAKALAH
SEJARAH OLAHRAGA
KATA PENGANTAR
Puji
dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Allah SWT karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah
ini tepat pada waktunya. Makalah ini membahas sejarah olahraga.
Dalam
penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan
akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa
teratasi. Olehnya itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga
bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT.
Penulis
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari
bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca
sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.
Jepara, 29 Oktober 2011
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL …………………………………………………………………….. i
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………. ii
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………… iii
PENDAHULUAN ………………………………………………………………………… iv
BAB I SEJARAH DAN PERKEMBANGAN OLAHRAGA ……………….…. 1
1.1 Pengaruh dan Kegiatan Olahraga ………………………….…..…… 1
1.2 Sejarah Sport dan Olahraga …………………………………………… 2
1.3
Sejarah Olympic Games, Olympiade Kuno ……………………… 2
1.4 Olympiade Modern …………………………………………….……….…. 3
1.5
Indonesia dalam dunia Olahraga Internasional ….………….. 3
1.6
Sejarah Olahraga kuno ……………………………………….………….. 3
1.7
Prasejarah ………………………………………………………………….…... 4
1.8
Cina Kuno ……………………………………………………………….……….. 4
1.9
Mesir Kuno …………………………………………………………..…i.……… 5
1.10 Yunani Kuno ………………………………………………………….….…….. 5
1.11 Eropa dan Perkembangan Global ………………………….……i….. 6
1.12 Perkembangan olahraga pada zaman kemerdekaan ………. 6
1.13 Awal perkembangan olahraga ……………………………………….… 12
BAB II PENUTUP ……………………………………………………………………………. 14
PENDAHULUAN
Sejarah
dapat mengajarkan setiap orang untuk memahami masa lalu dan
menghubungkannya dengan masa kini dan masa depan. Melalui pemahaman
tentang masa lalu, seseorang bisa memahami konteks kekinian yang
meramalkan peristiwa yang mungkin terjadi pada masa yang akan datang.
Hidup seseorang akan lebih siap dan sempurna, jika orang tersebut
memahami peristiwa masa lalu, sebab dari peristiwa tersebut seseorang
dapat mempelajari banyak hal yang akan membentuk kehidupannya pada masa
kini dan masa yang akan datang. Dengan kata lain, sejarah memiliki peran
penting dalam membantu memecahkan masalah-masalah urgen yang sedang dan
akan dihadapi. Demikian pula dengan pemahaman terhadap sejarah olahraga
dalam kaitannya dengan olahraga sebagai sebuah fenomena global yang
terkait dengan semua aspek kehidupan seperti politik, ekonomi, agama,
sosial, pendidikan, dan kebudayaan memainkan peranan penting dalam
memecahkan masalah-masalah hidup dan kehidupan.
Perkembangan
olahraga di Indonesia dalam persfektif sejarah akan memberikan
pelajaran penting bagaimana sejerah perkembangan olahraga Indonesia,
sejak zaman raja-raja sebelum penjajahan sampai sekarang akan dapat
memberikan pemahaman tentang ragam fenomena keolahragaan dalam konteks
kekinian dan perkembangan olahraga untuk konteks masa depan.
BAB I SEJARAH DAN PERKEMBANGAN OLAHRAGA
A. Pengaruh dan Kegiatan Olahraga
Dalam sejarah dan perkembangan olahraga di Indonesia kita akan dapat menarik suatu garis yang kian lama kian menanjak.
Masyarakat
Indonesia yang dinamis akan mengakui bahwa persekutuan hidup itu hidup
dan tidak hanya mengalami pengaruh pikiran dan kemampuan manusia
individu saja bahkan juga mengalami pengaruh zaman dalam perkembangan
ilmu pengetahuan modern seperti sekarang ini.
Olahraga
memberi kesempatan yang sangat baik untuk menyalurkan tenaga dengan
jalan yang baik di dalam lingkungan persaudaraan dan persahabatan untuk
persatuan yang sehat dan suasana yang akrab dan gembira.
Tetapi
kini kita menghadapi kubu-kubu yang kuat baik yang merupakan alam
pikiran, sikap hidup, tradisi dan kebiasaan yang semuanya adalah
peninggalan penjajahan ditambah dengan feodalisme semenjak 350 tahun
yang lalu. Dan kadang-kadang kubu-kubu itu tidak dapat kita lihat tetapi
dapat kita rasakan karena sembunyi di dalam diri manusia.
Karena
itu kita harus menyelami alam pikiran pandangan dan sikap seseorang
untuk dapat membantu dia membuang sisa-sisa penjajahan yang masih
bersarang dalam dirinya untuk secara sadar membantu gerakan olahraga.
Dalam
hal ini prestasilah yang memegang peranan dan merupakan factor yang
tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Prestasi yang kita miliki
selain mengangkat nama dan mengharumkan derajat bangsa Indonesia di
dunia, suatu prestasi yang tinggi oleh seorang olahragawan Indonesia
dapat membangkitkan dalam diri warga Negara, rasa bangsa yang
sebesar-besrnya, semangat kebangsaan yang menyala-nyala dan jiwa
persatuan yang sehebat-hebatnya sehingga terbangkit kekuatan-kekuatan
baru pada dirinya dan mempunyai hasrat yang benar untuk ikut di dalam
gerakan keolahragaan.
B. Sejarah Sport dan Olahraga
Sport
berasal dari bahasa Latin ”disportare” atau “deportare” dalam bahasa
Itali”deporte” yang artinya penyenangan, pemeliharaan atau menghibur
untuk bergembira. Dapatlak dikatakan bahwa sport ialah kesibukan manusia
untuk menggebirakan diri sambil memelihara jasmaniah. Sedangkan antara
sport dan bermain terdapat hubungan yang erat dan mempunyai sangkut paut
yang bersifat strukturil, bahwa sport adalah sebuah bentuk dari bermain
yang lebih sempurna. Tetapi tidaklah dikatakan bahwa semua bentuk
bermain adalah sport. Sport adalah sesuatu yang terkembang dari bermain,
merupakan hasil perpaduan dari :
a. Kebutuhan akan ketangkasan jasmani
b. Kebutuhan akan kesanggupan untuk mengatasi situasi
c. Kebutuhan akan mencapai nilai-nilai keindahan
d. Kebutuhan akan kegembiraan yang menyegarkan (rekreasi)
Olahraga,
sport merupakan gabungan dari segala latihan jasmani yang diadakan
orang dengan sukarela untuk memperkuat dan mempersanggup tenaga tubuh,
demikian juga selaras dengan itu memajukan pemusatan perhatian, kemauan.
C. Sejarah Olympic Games, Olympiade Kuno
Untuk
pertama kalinya pesta olahraga Olympiade dilangsungkan dalam tahun 776
SM sebagai penghormatan kepada dewa Yunani Zeus di kota Olympia di tepi
sungai Alphecis Yunani.Olympiade Kuno ini dilakukan setiap 4 tahun
sekali. Peserta dalam Olympiade kuno hanya untuk laki-laki, perempuan
tidak diperkenankan. Pada tahun 394 SM Emperior dari Roma Theodosius
Akbar yang berkuasa waktu itu menghentikan dan melarang
pertandingan-pertandingan Olympiade Kuno tersebut.
D. Olympiade Modern
Pada
bulan Juni 1894 seorang sarjana Perancis ahli sejarah dan Pendidikan
bernama Baron Piere de Coubertin yang dilahirkan di Paris tanggal 1
Januari 1863 mengundang dan mengumpulkan wakil-wakil dari beberapa
Negara untuk membentuk Olympiade Modern. Maka pada tanggal 23 Juni 1894
keputusan 15 negara untuk mengadakan Olympiade gaya baru dengan agenda
pertandingan olahraga tiap 4 tahun sekali. Maka dengan ini pada tahun
1896 di Athena (Yunani) Olympiade Modern I di adakan kembali.
E. Indonesia dalam dunia Olahraga Internasional
Usaha
untuk memperkenalkan Indonesia kepada dunia olahraga internasional
dilakukan dengan jalan mengirimkan atlit-atlit kita ke Asian Games I di
New Delhi pada tahun 1951 dan ke Olympic Games ke XV di Helsinki pada
tahun 1952
F. Sejarah Olahraga kuno
Sejarah
olahraga dapat mengajarkan kepada kita arti mengenai perubahan
masyarakat dan mengenai olahraga itu sendiri. Olahraga sepertinya
melibatkan kemampuan dasar manusia yang dikembangkan dan dilatih untuk
kepentingannya sendiri, yang sejalan dengan dilatih demi kegunaannya.
Ini menunjukkan bahwa olahraga itu mungkin sama tuanya dengan keberadaan
manusia itu sendiri, yang memiliki tujuan, dan adalah cara yang berguna
untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam menaklukkan alam dan
lingkungan. Namun, jika kita melihat jauh ke belakang bukti-bukti yang
makin sedikit kurang mendukung. Isi [tutup] 1. Pra-Sejarah 2. Cina Kuno
3. Mesir Kuno 4. Yunani Kuno 5. Eropa dan perkembangan global.
G. Prasejarah
Banyak
penemuan modern di Perancis, Afrika dan Australia pada lukisan gua
(lihat seperti Lascaux) dari jaman prasejarah yang memberikan bukti
kebiasaan upacara ritual. Beberapa dari bukti ini berasal dari 30.000
tahun yang lampau, berdasarkan perhitungan penanggalan karbon.
Lukisan/Gambar-gambar jaman batu ditemukan di padang pasir Libya
menampilkan beberapa aktivitas, renang dan memanah. [1]
(http://www.fjexpeditions.com/) Seni lukis itu sendiri adalah merupakan
bukti pada ketertarikan pada keahlian yang tidak ada hubungannya dengan
kemampuan untuk bertahan hidup, dan adalah bukti bahwa ada waktu luang
untuk dinikmati. Ini juga membuktikan aktivitas non-fungsi lain seperti
ritual dan sebagainya. Jadi, meskipun sedikit bukti yang secara langsung
mengenai olahraga dari sumber-sumber ini, cukup beralasan untuk
menyimpulkan bahwa ada beberapa aktivitas pada waktu itu yang berkenaan
dengan olahraga. Kapten Cook, saat ia pertama kali datang ke Kepulauan
Hawaii, pada tahun 1778, melaporkan bahwa penduduk asli berselancar.
Masyarakat Indian Amerika asli bergabung dalam permainan-permainan dan
olahraga sebelum kedatangan orang-orang Eropa, seperti lacrosse,
beberapa jenis permainan bola, lari, dan aktivitas atletik lainnya. Suku
Maya dan Aztec yang berbudaya memainkan permainan bola dengan serius.
Lapangan yang digunakan dahulu masih digunakan sampai sekarang. Cukup
beralasan untuk menyimpulkan dari sini dan sumber-sumber bersejarah
lainnya bahwa olahraga memiliki akar yang bersumber dari kemanusiaan itu
sendiri.
H. Cina Kuno
Terdapat
artefak dan bangunan-bangunan yang menunjukkan bahwa orang Cina
berhubungan dengan kegiatan yang kita definisikan sebagai olahraga di
awal tahun 4000 SM. Awal dan perkembangan dari kegiatan olahraga di Cina
sepertinya berhubungan dekat dengan produksi, kerja, perang, dan
hiburan pada waktu itu.
Senam sepertinya merupakan olahraga yang populer di Cina zaman dulu. Tentunya sekarang juga, seperti keahlian orang Cina dalam akrobat yang terkenal secara internasional.
Cina memiliki Museum Beijing yang didedikasikan untuk subjek-subjek tentang olahraga di Cina dan sejarahnya. (Lihat Olahraga Cina, Museum )
Senam sepertinya merupakan olahraga yang populer di Cina zaman dulu. Tentunya sekarang juga, seperti keahlian orang Cina dalam akrobat yang terkenal secara internasional.
Cina memiliki Museum Beijing yang didedikasikan untuk subjek-subjek tentang olahraga di Cina dan sejarahnya. (Lihat Olahraga Cina, Museum )
I. Mesir Kuno
Monumen
untuk Faraoh menunjukkan bahwa beberapa cabang olahraga diperhatikan
perkembangannya dan dipertandingkan secara berkala beberapa ribu tahun
yang lampau, termasuk renang dan memancing. Ini tidaklah mengejutkan
mengingat pentingnya Sungai Nil bagi kehidupan orang Mesir. Olahraga
yang lain termasuk lempar lembing, loncat tinggi, dan gulat. (Lihat
referensi Olahraga Mesir Kuno)
(http://www.us.sis.gov.eg/egyptinf/history/html/hisfrm.htm).) Lagi,
keberadaan olahraga yang populer menunjukkan kedekatan dengan kegiatan
non-olahraga sehari-hari.
J. Yunani Kuno
Banyaknya
cabang olahraga sudah ada sejak jaman Kerajaan Yunani Kuno. Gulat,
Lari, Tinju, lempar lembing dan lempar cakram, dan balap kereta kuda
adalah olahraga yang umum. Ini menunjukkan bahwa Kebudayaan militer
Yunani berpengaruh pada perkembangan olahraga mereka. Pertandingan
Olimpiade diadakan setiap empat tahun sekali di Yunani. Pertandingan
tidaklah diadakan hanya sebagai even olahraga saja, tetapi juga sebagai
perayaan untuk kemegahan individu, kebudayaan, dan macam-macam kesenian
dan juga tempat untuk menunjukkan inovasi di bidang arsitektur dan
patung. Pada dasarnya, even ini adalah waktu untuk bersyukur dan
menyembah para Dewa-Dewa kepercayaan Yunani. Nama even ini diambil dari
Gunung Olympus, tempat suci yang dianggap tempat hidupnya para dewa.
Gencatan senjata dinyatakan selama Pertandingan Olimpiade, seperti aksi
militer dan eksekusi untuk publik ditangguhkan. Ini dilakukan agar
orang-orang dapat merayakan dengan damai dan berkompetisi dalam suasana
yang berbudaya dan saling menghargai.
K. Eropa dan Perkembangan Global
Beberapa
ahli sejarah- tercatat Bernard Lewis- Menyatakan bahwa olahraga beregu
adalah penemuan Kebudayaan Barat. Olahraga individu, seperti gulat dan
panahan, sudah dipraktekkan di seluruh dunia. Tetapi tradisi olahraga
beregu, menurut para penulis ini, berasal dari Eropa, khususnya Inggris.
(Ada catatan yang berlawanan- termasuk Kabaddi di India dan beberapa
permainan bola Mesoamerica.) Olahraga mulai diatur dan diadakan secara
berkala sejak Olimpiade Kuno sampai pada abad ini. Aktivitas yang
dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan makanan menjadi aktivitas
yang diatur dan dilakukan untuk kesenangan atau kompetisi dalam skala
yang meningkat, seperti berburu, memancing, hortikultur. Revolusi
Industri dan Produksi massa menambahkan waktu luang, yang membolehkan
meningkatnya penonton olahraga, berkurangnya elitisme dalam olahraga,
dan akses yang lebih besar. Trend ini dilanjutkan dengan perjalanan
media massa dan komunikasi global. Profesionalisme menjadi umum, lebih
jauh meningkatkan popularitas olahraga. Ini mungkin kontras dengan ide
murni orang Yunani, dimana kemenangan pada pertandingan dihargai dengan
sangat sederhana, dan dihargai dengan daun zaitun. (Mungkin tidak hanya
mahkota daun zaitun, beberapa penulis mencatat.) Mungkin karena reaksi
dari keinginan hidup kontemporer, terdapat perkembangan olahraga yang
paling baik dielaskan dengan post-modern : extreme ironing sebagai
contohnya. Juga ada penemuan baru di bidang olahraga petualangan dalam
bentuk melepaskan diri dari rutinitas kehidupan sehari-hari, contohnya
white water rafting, canyoning, BASE jumping dan yang lebih sopan,
orienteering.
L. Perkembangan Olahraga pada Zaman Kemerdekaan
Proklamasi Negara Republik Indonesia pada
tanggal 17 Agustus 1945, merupakan pintu gerbang terbukanya bangsa
Indonesia dari penjajah. Peristiwa monumental tersebut merupakan Babak baru
dalam sejarah perkembangan negara Indonesia tercinta ini, termasuk
babak baru dalam perkembangan olahraga Indonesia. Pemerintah Indonesia
melalui Kementerian Pendidikan dan Pengajaran, mempropagandakan
penyelenggaraan latihan-latihan dan rehabilitasi fisik dan mental yang
telah rusak selama penjajahan kolonial Belanda
dan Jepang. Penyelenggaraan olahraga di sekolah-sekolah mulai
digalakan. Di setiap provinsi diusahakan pembentukan inspeksi-inspeksi
pendidikan jasmani, antara lain : Sumatera Utara, Sumatera Tengah, Jawa
Barat, Jawa Tengah, Jogjakarta, Solo, dan Jawa Timur.
Beberapa peristiwa yang menandai perkembangan olahraga pada zaman kemerdekaan antara lain sebagai berikut :
Beberapa peristiwa yang menandai perkembangan olahraga pada zaman kemerdekaan antara lain sebagai berikut :
- Tanggal 19 Agustus 1945, tanggal terbentuknya kabinet yang pertama, dalam Kementerian Pendidikan dan Pengajaran di adakan suatu lembaga yang bertugas merencanakan dan melaksanakan urusan di bidang keolahragaan di sekolah, yaitu inspeksi pendidikan jasmani adalah Organisasi di bawah jawatan Pengajaran. Olahraga di masyarakat diurus oleh lembaga dibawah jawatan Pendidikan Masyarakat. Kementerian Pendidikan dan Pengajaran dalam pelaksanaan tugas di bidang pembinaan dan pengembangan fisik antara lain melakukan : (a) penyelenggaraan latihan-latihan di kalangan pemuda Indonesia untuk mencapai dan memperoleh kondisi badan yang prima juga persiapan memasuki angkatan perang yang pada waktu itu sangat diperlukan; (b) mengusahakan rehabilitasi fisik dan mental bangsa Indonesia agar dapat berperan serta dalam forum Internasional.
- Pada bulan September 1945 tentara Belanda mendampingi tentara sekutu (Inggris) masuk ke Indonesia terutama Jakarta. Pada waktu itu organisasi olahraga yang bernama GELORA (Gerakan Latihan Olahraga) yang dipimpin oleh Otto Iskandar Dinata sebagai ketua umum dan Soemali Prawirosoedirjo sebagai ketua harian meleburkan diri bersama-sama Djawa Iku Kai (pusat olahraga versi Jepang) menjadi persatuan olahraga republik Indonesia (PORI). Mengingat suasana di jakarta kurang menguntungkan karena gangguan tentara Belanda, PORI Hijrah ke Solo dan berkantor di rumah Soemono sekertaris PORI di jalan Purwosari. Pada bulan Januari 1947 diadakan Kongres Darurat PORI dan terpilih sebagai ketua, Mr. Widodo Sastrodininggrat dan sebagai wakil ketua Soemali Prawirosoedirjo, sebagai sekertaris Soemono.
- Pada tahun 1947 PORI mengadakan hubungan dengan Menteri Pembangunan dan Pemuda Wikana. Berkat bantuan sekertarsi menteri Drs. Karnadi, PORI dapat mengembangkan organisasinya antara lain : (a) pembangunan kembali cabang-cabang olahraga yang tersebar dan bercerai berai. (b) Membentuk organisasi induk cabang olahraga yang belum tersusun, (c) Menerbitkan majalah “Pendidikan Djasmani” dengan simbol obor menyala dan lima gelang, (d) Mempersiapkan Pekan Olahraga Nasional ke satu. Pada malam peresmian PORI bulan Januari 1947, Presiden Soekarno sekaligus melantik KORI (Komite Olimpiade Republik Indonesia), sebagai ketua ditunjuk Sri Sultan Hamengku Buwono IX, wakil ketua adalah drg. Koesmargono dan Soemali Prawirodirjo. KORI mempunyai tugas menangani masalah keolahragaan yang ada kaitannya dengan olimpiade, saat itu KORI dibentuk karena Indonesia ingin ikut Olympic Games 1948 (namun karena persiapan para atlet itu tidak memadai, pengiriman ke London tidak jadi). PORI kemudian membentuk badan-badan (sekarang disebut induk cabang olahraga). Yang ada pada waktu itu adalah cabang olahraga sepak bola, basket, atletik, bola keranjang, panahan, tenis, bulutangkis, pencak silat, dan gerak jalan. Keuangan PORI dan KORI diperoleh dari subsidi pemerintah yang disalurkan melalui Kementerian Pembangunan dan Pemuda. Selama aksi militer Belanda 21 Juni 1947 – 17 Januari 1948 kegiatan olahraga praktis terhenti. Pada tanggal 2 – 3 Mei 1948, PORI mengadakan konferensi di Solo berkat bantuan Walikota Solo (Syamsurizal), PON I dapat diselenggarakan pada 9 – 14 September 1948 dengan lancar, meskipun suasana politk meruncing kembali.
- Pekan Olahraga Nasional (PON) pertama di Solo adalah pekan olahraga yang sangat berkesan dan merupakan tonggak sejarah keolahragaan yang penting bagi bangsa Indonesia yang baru merdeka. PON I adalah PON revolusi, PON perjuangan, PON penyebar semangat dan sekaligus PON persatuan. Berkenaan dengan PON I, Maladi (mantan Menteri Olahraga) mengutarakan kembali kesannya, yaitu :
"PON
I di Solo Tahun 1948 membuat berdiri bulu roma tiap orang Indonesia
yang menyaksikan rakyat sepanjang Yogya-Solo menyambut dan menghormati
bendera PON yang dibawa dan diarak oleh ribuan Pemuda dari Gedung Negara
Yogya untuk dikibarkan di Stadion Sriwedari, Solo. Teriakan 'Hidup PON'
bersamaan dengan pekik 'Merdeka atau Mati' berkumandang sepanjang
Yogya-Solo"
Kiranya
perlu disampaikan penghargaan dan terima kasih setinggi-tingginya
kepada para tokoh olahraga saat itu terutama Sri Sultan Hamengku BUwono
IX, Paku Alam VIII, GPH Suryohamidjo, GPH Prabuwijoyo, Nurbambang, dan
Ali Marsaban. Setelah keamanan negara pulih kembali pada akhir tahun
1949 dan ketenangan bangsa Indonesia
tercapai, maka gerakan olahraga yang telah terhenti itu digerakan
kembali dan dikembangkan. Bekal konsep-konsep yang telah dirintis dan
pengalaman-pengalaman yang telah dimiliki dijadikan titik tolak untuk
mengembangkan olahraga dan menetapkan sistem pembinaan keolahragaan di
Indonesia, yaitu sebagai berikut : (a) Keolahragaan di lingkungan sekolah dibina langsung oleh pemerintah;
(b) Keolahragaan di lingkungan masyarakat dibina oleh masyarakat sendiri, dengan bimbingan dan pengawasan oleh pemerintah;
(c)
Keolahragaan di lingkungan sekolah pelaksanaan, pengaturan, pengurusan
dan pembinaan langsung dipegang oleh pemerintah, yaitu di tugaskan
kepada Kementerian Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan, yang
pelaksanaannya dilakukan oleh Inspeksi Pusat Pendidikan Jasmani.
Keolahragaan di lingkungan sekolah ini masih tetap diberi nama
Pendidikan Jasmani. Pendidikan Jasmani merupakan unsur dan alat
pendidikan untuk menyiapkan dan membentuk manusia yang harmonis antara
pertumbuhan jasmani dan perkembangan rohaninya. Dalam hubungannya dengan
peningkatan mutu dan prestasi olahraga bangsa Indonesia, pendidikan
jasmani hanya merupakan dasar dan pencarian bibit yang akan dikembangkan
lebih lanjut dalam lingkungan masyarakat nanti.
Tujuan
Pendidikan Jasmani ini dikuatkan dengan dikeluarkannya Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1950, tentang Dasar-Dasar Pendidikan
dan Pengajaran di Sekolah-Sekolah. Undang-Undang tersebut berbunyi
sebagai barikut :
“Pendidikan
Jasmani yang menuju kepada keselarasan antar tumbuhnya badan dan
perkembangan jiwa merupakan suatu upaya untuk membuat bangsa Indonesia
menjadi bangsa yang sehat dan kuat lahir bathin, diberikan di segala
jenis sekolah”
Untuk
melaksanakan tujuan olahraga di lingkungan sekolah ini pemerintah telah
menetapkan bahwa pendidikan jasmani tetap merupakan salah satu
pelajaran wajib di sekolah-sekolah mulai dari taman kanak-kanak sampai
perguruan tinggi. Cabang-cabang olahraga yang diberikan di sekolah itu
terdiri atas : senam, atletik, permainan, dan renang dengan disesuaikan
dengan keadaan fasilitas yang tersedia.
Sebagai
pendorong bagi pelajarn untuk giat melaksanakan pendidikan jasmani dan
olahraga, serta sebagai alat pengontrol bagi guru dan pemerintah tentang
hasil pelajarannya, maka pemerintah menentukan adanya dua jenis
kegiatan, yaitu : (a) Ujian Ketangkasan Olahraga bagi Pelajar ; (b)
Perlombaan Olahraga antar sekolah.
Oleh
karena tumbuhnya sekolah-sekolah tidak seimbang dengan tersedianya
tenaga-tenaga guru, khususnya guru-guru pendidikan jasmani maka
pemerintah telah mengambil kebijaksanaan untuk membuka sekolah-sekolah
dan kursus-kursus yang menyiapkan tenaga-tenaga guru pendidikan jasmani
baik untuk sekolah rakyat, sekola lanjutan maupun perguruan tinggi.
Sampai dengan tahun 1957 seluruh Indonesia telah memiliki : (1) enam
buah SGPD (Sekolah Guru Pendidikan Djasmani) yang menyiap guru-guru
pendidikan jasmani untuk sekolah rakyat; (2) tujuh buah kursus B1
Pendidikan Djasmani, yang menyiapkan guru-guru untuk sekolah lanjutan
pertama (3) sebuah kursus B2 Pendidikan Djasmani, yang menyiapkan
guru-guru Pendidikan Djasmani untuk sekolah lanjutan atas; (4) dua buah
Fakultas Pendidikan Djasmani, sampai tingkat Sarjana Muda dan sarjana
yang menyiapkan ahli-ahli dan guru-guru pendidikan jasmani di
sekolah-sekolah, dengan mengadakan kursus-kursus singkat.
Untuk
mendorong semangat belajar para pelajar dalam bidang keolahragaan dan
untuk usaha meningkatkan mutu prestasi olahraga di kalangan pelajar,
telah diadakan puncak-puncak kegiatan olahraga di kalangan sekolah
lanjutan dalam bentuk Pancalomba. Pancalomba yang pertama di adakan di
Semarang (1952) dan Pancalomba yang kedua diadakan di Surabaya pada
tahun 1954. Sejarah dan Perkembangan Bulu Tangkis Olahraga yang
dimainkan dengan kok dan raket ini kemungkinan berkembang di Mesir kuno
sekitar 2000 tahun lalu. Selain di Mesir, diperkirakan juga India dan
China sebagai tempat asal usul permainan ini.
Awal
mula permainan ini kemungkinan merupakan sebuah permainan yang berasal
dari Tionghoa, Jianzi. Permainan tersebut menggunakan kok tetapi tanpa
memakai raket melainkan dengan kaki. Misi permainan ini adalah untuk
menjaga kok agar tidak menyentuh tanah selama mungkin tanpa menggunakan
tangan. Asal Usul Nama Badminton Di Inggris, sejak zaman pertengahan
permainan anak-anak yang disebut Battledores dan Shuttlecocks sangat
populer. Anak-anak pada waktu itu biasanya akan memakai dayung atau
tongkat (Battledores) dan bermain bersama untuk menjaga kok tetap di
udara dan mencegahnya menyentuh tanah. Permainan ini cukup populer untuk
menjadi pemandangan sehari-hari di jalan-jalan London pada tahun 1854
ketika majalah Punch mempublikasikan kartun untuk ini.
Penduduk
Inggris kemudian membawa permainan ini ke Jepang, China, dan Siam
(sekarang Thailand) selagi mereka mengkolonisasi Asia. Permainan ini
kemudian dengan segera menjadi permainan anak-anak di wilayah tersebut.
Olahraga bulu tangkis modern seperti sekarang ini diciptakan oleh
petugas Tentara Britania di Pune, India pada abad ke-19 saat mereka
menambahkan jaring dan memainkannya secara kompetitif. Karena kota Pune
sebelumnya dikenal dengan nama Poona, permainan tersebut juga dikenali
sebagai Poona pada masa itu. Para tentara membawa permainan itu kembali
ke Inggris pada 1850-an. Olahraga ini mendapatkan namanya yang sekarang
pada 1860 dalam sebuah pamflet oleh Isaac Spratt, seorang penyalur
mainan Inggris, berjudul "Badminton Battledore-A New Game" ("Badminton
Battledore-Sebuah Permainan Baru").
Pamflet
ini melukiskan permainan tersebut yang dimainkan di Gedung Badminton
(Badminton House), Estat Duke of Beaufort's di Gloucestershire, Inggris.
Bulu tangkis menjadi sebuah olahraga populer di dunia, terutama di
wilayah Asia Timur dan Tenggara, yang saat ini mendominasi olahraga ini,
dan di negara-negara Skandinavia.
M. Awal Perkembangan Olahraga di Indonesia
Ketika
bangsa Belanda pertama kalinya menanamkan kekuasaannya di Indonesia,
sejak saat itulah perkembangan bangsa Indonesia hampir dalam semua aspek
kehidupan dipengaruhi oleh bangsa Belanda. Demikian juga perkembangan
dalam aspek keolahragaan, cabang-cabang olahraga yang berkembang adalah
cabang olahraga yang dilakukan di Belanda, termasuk ketika pada waktu
bangsa jepang menduduki Indonesia. Sementara jenis olahraga pribumi baru
berkembang pesat ketika zaman kemerdekaan yang dalam tataran kebijakan
dimasukkan ke dalam Garis-garis Besar haluan negara pada zaman orde
baru.
Perkembangan
lebih lanjut, karena negeri Belanda sendiri berada di Eropa dan berada
di bawah pengaruh Perancis maka secara tidak langsung mempengaruhi
perkembangan olahraga di Indonesia, sehingga kita mengenal ada sistem
olahraga jerman, sistem olahraga swedia, sistem olahraga Austria dan
juga Jepang. Dengan berkuasanya Belanda di Indonesia, terutama setelah
Belanda mempunyai tentara yang banyak dalam rangka mempertahankan
eksistensinya di Indonesia, maka kemudian terlihat masuknya keolahragaan
di lingkungan militer. Meskipun olahraga itu sejam zaman Mesir Kuno dan
Yunani Kuno sudah mulai menonjol, namun perkembangan di Eropa baru
tampak sekitar abad pertengahan, yang kemudian juga menyebar dan
berkembang di negeri Belanda, kemudian dibawa pula masuk ke Indonesia.
Keolahragaan di Indonesia yang dibawa oleh Belanda itu sudah barang
tentu sesuai dengan keadaan keolahragaan di negeri Belanda itu sendiri.
Namun, berkat kesadaran bangsa Indonesia akan kebudayannya, meskipun
dengan beberapa tekanan dan paksaan dari pihak penjajah, kebudayaan asli
bangsa Indonesia masih tetap dapat dipertahankan.
Comments
Post a Comment