Tuesday, June 7, 2011
CONTOH MAKALAH SEMINAR
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Matematika
merupakan mata pelajaran yang memegang peranan penting, untuk memahami
dan mengembangkan ilmu pengetahuan lainnya. Oleh karena itu, mata
pelajaran matematika menjadi salah satu mata pelajaran wajib disetiap
jenjang pendidikan. Mengingat begitu pentingnya peranan matematika, maka
guru harus berupaya besar dalam meningkatkan minat dan pelajaran yang
membosankan. sehingga siswa malas untuk mengikuti pelajaran matematika
dengan serius. Hal ini secara tidak langsung mengakibatkan hasil belajar
siswa dapat diketahui dari penilaian atau evaluasi.
Di
lapangan diketahui banyak sekali siswa yang menyatakan bahwa matematika
sulit, penuh perhitungan dan pelajaran yang membosankan. Sehingga siswa
malas untuk mengikuti pelajaran matematika dengan serius. Hal ini
secara tidak langsung mengakibatkan hasil belajar siswa rendah. Hasil
belajar siswa dapat di ketahui dari penilaian atau evaluasi.
Evaluasi
merupakan rangkaian panjang dari pembelajaran,k mulai dari perencanaan,
proses pembelajaran dan berskhir dengan evaluasi hasil belajar untuk
mengambil suatu kesimpulan. Dalam evaluasi menyangkut kemampuan
kognitif, efektif dan psikomotor yang merupakan sasaran yang akan
dicapai.
Untuk
melihat perkembangan evaluasi pembelajaran, melalui mata kuliah Telaah
Kurikulum Matematika Sekolah inilah penulis biasa mengobservasi ke
Sekolah Menengah Atas untuk belajar langsung bagaimana evaluasi
pembelajaran matematika dilakukan. Observasi dilakukan di SMA N 3
Padang, observasi berupa wawncar/Tanya jawab, masuk ke kelas melihat
proses evaluasi berlangsung dan diskusi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka penulis mengambil kesimpulan sebagai bahan observasi sebagai berikut :
1. Bagaimana guru melaksanakan evalusi belajar mengajar di kelas?
2. bagaiman guru merencanakan evaluasi pembelajaran matematika?
3. Apakah guru mengadakan evaluasi terhadap tes awal dan tes akhir dari pembelajaran matematika?
4. Apakah pelaksanaan evaluasi pembelajaran matematika tersebut sudah sesuai dengan pelaksanaan evaluasi yang seharusnya?
5. Bagaimana tindak lanjut yang dilakukan guru terhadap hasil evaluasi pembelajaran tersebut ?
C. Tujuan
Tujuan dari observasi ini adalah :
1. Untuk melihat bagaimana proses evaluasi dilakukan dari awal perencanaan sampai tindak lanjut evaluasi itu sendiri.
2. Untuk mengetahui berbagai masalah yang dihadapi siswa SMA N 3 Padang dalam proses evaluasi belajar mengajar.
3. Sebagai persyaratan mata kuliah Telaah Kurikulum Matematika Sekolah.
4. Menjadikan
pengalaman dan pertimbangan bagi penulis sebagai calon pendidik di masa
datang dalam mengevaluasi hasil belajar siswa.
D. Manfaat
Manfat dari observasi adalah Menambah ilmu dan wawasan penulis dalam evaluasi pembelajaran matematika.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pengertian
Evalusi
adalah kegiatan mengukur dan menilai. Mengukur lebih bersifat
komutatif, sedangkan menilai lebih bersifat kualitatif. Namun secara
umum orang hanya mengidentikan kegiatan evalusisama dengan menilai,
karena aktifitas mengukur sudah ada didalamnya.
Secara harfiah evaluasi berasal dari bahasa inggris evaluation, dalam bahasa arab al-Taqdir, dalam bahasa Indonesia berarti penilaian. Akr katanya adalah value, dalam bahasa arab al-Qimah dalam bahasa Indonesia berarti nilai.
Ada beberapa pengertian evaluasi :
Ø Menurut Bloom
Pengumpulan
kenyataan secara sistematis untuk menetapkan apakah dalam
kenyataannyaterjadi perubahan pada diri siswa dan menetapkan sejauh mana
tingkat perubahan dalam diri siswa
Ø Menurut Wiersma dan Jurs
Suatu proses yang mencangkup pengukuran dan mungkin juga testing, yng juga berisi pengambilan keputusan orang lain.
Ø Menurut Ralph Tyler
Sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa dan bagaimana tujuan pendidikan sudah tercapai.
Ø Menurut Cronbach dan Stufflebeam
Bahwa proses evaluasi bukan sekedar mengukur sejauh mana tujuan tercapai, tetapi digunakan untuk membuat keputusan.
Ø Menurut Edwin Wandt dan Gerald W Brown
Sutau tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu.
B. Makna Evaluasi
Evalusi
hasil belajar siswa bermakna bagi semua komponen dalam proses
pengajaran, terutama siswa, guru, pembimbing/penyuluh sekolah dan orang
tua siswa
1. Bagi Siswa
Hasil
evaluasi memberikan informasi tentang sejauh mana ia telah menguasi
bahan pelajaran yang telah disajikan guru. Dengan informasi ini siswa
dapat mengambil lamgkah-langkah yang sesuai.
Terdapat dua kemungkinan bagi siswa untuk mengambil sika[ dan langkah yang sesuai :
Ø Hasil evaluasi yang tidak memuaskan
Apabila
hasil evaluasi tidak menunjukkan siswa itu belum mencapai tujuan
intruksional yang diinginkan, ia dapat memotivasi untuk belajar lebih
giat lagi dan mencari upaya untuk menutupi kekurangannya itu. Meskipun
demikian, hasil serupa dapat mempunyai akibat negatif siswa sementara,
yakni mereka menjadi putus asa dan motivasi belajarnya menurun atau
bahkan hilang sama sekali.
Ø Hasil evaluasi yang memuaskan
Jika
memperoleh hasil yang memuaskan, tentunya kepuasn ini ingin diperoleh
kembali pada waktu yang akan dating. Untuk itu siswa akan termotivasi
untuk belajar lebih giat agar perolehannya sama bahkan meningkat pada
masa yang akan datang.
Dengan
demikian siswa merasa ada motivasi untuk sekurang-kurangnya
mempertahankan tingkat kegiatan belajarnya atau malah lebih giat lagi
belajar di waktu yang akan dating.
Seperti
halnya dengan yang terjadi pada butir diatas, disini pun terdapat dua
kemungkinan siswa sudah merasa puas dengan hasil belajar yang diperoleh
sehingga tidak merasa adanya motivasi untuk belajar lebih giat lagi.
Sehingga pada waktu berikutnya hasil belajar dapat menurun.
2. Bagi Guru
Hasil evaluasi memberikan petunjuk bagi guru mengenai keadaan siswa, materi pengajaran dan metode mengajarnya.
Ø Keadaan siswa
Karena
hasil yang diperoleh dari evaluasi itu adalah hasil yang dicapai oleh
setiap siswa, hasil evaluasi tersebut memberikan informasi kepada guru
tentang kemajuan belajr tiap siswa berikut letak kesulitan belajar yang
dialami oleh mereka. Berdasrkan petunjuk ini guru dapat mengupayakan
perbaikan atau pengayaan belajar siswa.
Ø Keadaan materi pengajaran
Hasil
evaluasi pun dapat memberikan gambaran bagi guru tentang daya serap
siswa atas materi pengajaran yang disajikan. Misalnya, hampir semua
siswa mendapatkan hasil yang tidak memuaskan pada soal-saol yang
menanyakan suatu topik tertentu, berarti topik itu belum dikuasi oleh
sebagian besar siswanya. Guru dapat meneliti lebih jauh keadaan materi
yang belum dikuasi tersebut dan mengupayakan perbaikan atau penyesuaian.
Sebaliknya apabila hasil evaluasi menunjukkan bahwa semua siswa telah
menguasai bahan pengajaran tersebut, maka materi pengajaran tersebut
tidak perlu diulangi lagi.
Ø Keadaan metode mengajarkan
Hasil
evaluasi dapat menunjukkan tepat tidaknya metode mengajar yang
dipergunakan oleh guru dalam menyajikan suatu materi tertentu. Apabilaq
hasil evaluasi mengecewakan, terdapat kemungkinan bahwa metode
pengajaran yang ditetapkan untuk penyajian topik tertentu itu tidak atau
belum selesai. Guru berkewajiban mencari metode lain yang lebih cocok
untuk mengajarkan materi pengajaran tertentu itu.
3. Bagi pembimbing/penyuluh sekolah
Bimbingan
dan penyuluh umumnya diarahkan kepada usaha peningkatan daya serap
siswa dengan lingkungannya. Upaya bimbingan dan penyuluhan akan lebih
terarah kepada tujuannya apabila ditunjang oleh informasi yang akurat
tentang keadaan siswa, bauk dari intelektualnya maupun dari segi
emosionalnya. Untuk memperoleh informasi akurat yang diinginkan itu
evaluasi memengang peranan penting.
4. Bagi sekolah
Keberhasilan
kegiatan belajar mengajar ditentukan pula oleh kondisi belajar yang
diciptakan sekolah. Efektifitas kegiatan belajar mengajar yang
diprasaratakan antara lain oleh kondisi belajar yang diciptakan oleh
sekolah itu dapat dipakai sekolah untuk mengintrospeksi diri untuk
melihat sejauh mana kondisi belajar yang diciptakannya membantu
terselenggaranya pengajaran yang baik.
Dengan
kondisi belajar tidak saja dimaksudkan situasi yang ada selama proses
belajar mengajar berlangsung ( misalnya suasana belajar yang tenang )
tetapi juga kondisi yang berhubungan dengan siswa, guru, orang tua siswa
dan sebagainya. Siswa yang senang berkelahi, guru yang tingkat
pendidikannya yang rendah, guru yang dedikasinya sebagai guru yang tidak
terlslu tinggi, orang tua yang acuh tak acuh terhadap perkembangan
anaknya, semuanya itu merupakan kondisi yang memprasyaratkan kurangnya
keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Akan tetapi, apabila keadannya
justru sebaliknya, dapat diharapkan bahwa efektifitas belajar mengajar
pun meningkat tinggi.
5. Bagi orang tua
Semua
oarng tua ingin melihat sejauh mana tingkat kemajuan yang dicapai
anaknya di sekolah, kendatipun pengetahuan itu tidak menjamin adanya
upaya dari mereka untuk peningkatan kemajuan anaknya. Oleh karena itu
setiap caturwulan atau semester, sekolah memberikan laporan kemajuan
siswa kepada orang tuanya dalam bentuk buku rapor. Yang ada dalam buku
rapor itu tidak lain dari hasil evaluasi yang dibuat oleh guru dan semua
petugas sekolah terhadap siswa.
C. Tujuan Evaluasi
Tujuan evaluasi menurut beberapa ahli adalah :
1. Syaiful
Ø Memperbaiki
cara belajar dan mengajar, mengadakan perbaikan dan pengayaan bagi anak
didik, serta menempatkan anak didik pada situasi belajar mengajar yang
lebih tepat sesuai dengan tingkat kemampuan yang dimilikinya.
Ø Untuk
memperbaiki atau mendalami dan memperluas pelajaran, dan terakhir
adalah untuk memberitahukan / melaporkan kepada orang tua / wali anak
didik mengenai penentuan kenaikan kelas dan penentuan kelulusan anak
didik.
2. Muhibbin
Ø Untuk mengetahui tingkat kemajuan yang telah dicapai oleh siswa dalam suatu kurun waktu proses belajar tertentu.
Ø Untuk mengetahui posisi atau kedudukan siswa dalam kelompok kelasnya.
Ø Untuk mengetahui tingkat usaha yang dilakukan siswa dalam belajar.
Ø Untuk mengetahui hingga sejauh mana siswa telah mendayagunakan kapasitas kognitifnya untuk keperluan belajar.
Ø Untuk mengetahui tingkat daya guna dan hasil guna metode mengajar yang telah digunakan dalam proses belajar mengajar.
3. Anas Sudjiono
Tujuan Umum :
Ø Untuk
menghimpun bahan – bahan keterangan yang akan di jadikan sebagai bukti
mengenai taraf perkembangan atau taraf kemajuan yang dialami oleh para
peserta didik, setelah mereka mengikuti proses pembelajaran dalam jangka
waktu tertentu.
Ø Untuk
mengetahui tingkat efektifitas dari metode – metode pengajaran yang
telah dipergunakan dalam proses pengajaran selama jangka waktu tertentu.
Tujuan khusus :
Ø Untuk merangsang peserta didik dalam menempuh program pendidikan.
Ø Untuk
mencari dan menentukan faktor –faktor penyebab keberhasilan dan ketidak
berhasilan peserta didik dalam mengikuti program pendidikan, sehingga
dapat dicari dan ditemukan jalan keluar atau cara –cara perbaikannya.
D. Fungsi Evaluasi
Fungsi evaluasi menurut para ahli :
1. Slameto (2001 : 15 )
Ø untuk mengetahui kemajuan belajar murid
Ø untuk mengetahui akademis seseorang siswa dalam kelompok / kelas
Ø untuk mengetahui penguasaan, kekuatan dan kelemahan seseorang siswa atas suatu unti pelajaran
Ø untuk mengetahui efisiensi metode mengajar yang digunakan
Ø untuk menunjang pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan di sekolah yang bersangkutan
Ø untuk memberi laporan kepada siswa dan orang tuanya
Ø merupakan bahan feedback bagi siswa, guru dan program pengajaran
Ø sebagai alat motivasi belajar – mengajar
2. Anas sudjino
Secara Umum
Ø Mengukur kemajuan
Ø Menunjang penyusunan rencana
Ø Memperbaiki / menyempurnakan kembali
Secara Khusus
Ø Secara psikologis
o Bagi peserta didik : mengenal kapasitas dan status dirinya
o Bagi pendidik : kepastian tentang hasil usahanya
Ø Secara didaktik
o Bagi peserta didik : dorongan perbaikan dan peningkatan prestasi
o Bagi pendidik : fungsi diagnostik, fungsi penempatan, fungsi selektif, fungsi bimbingan, fungsi intruksional
Ø Secara administrasi
o Memberikan laporan
o Memberikan data
o Memberikan gambaran
E. Aspek – Aspek Evaluasi
Ada tiga aspek evaluasi atau ranah kejiwaan yang erat sekali kaitannya degan evalusi hasil belajar mengajar
Ketiga ranah tersebut adalah ;
1. Ranah Kognitif
Ranah kognitif adalh ranah yang menyangkut kegiatan mental ( otak ) yang terdiri dari :
Ø Pengetahuan yaitu kemampuan seseorang untuk mengingat kembali tanpa mengharapkan kemampuan untuk menggunakannya.
Ø Pemahaman yaitu kemampuan seseorang untuk memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat.
Ø Aplikasi yaitu kesanggupan seseorang untuk menerapkan ide –ide umum, prinsip – prinsip atau rumus – rumus.
Ø Analisis
yaitu kemampuan seseorang untuk merinci atau menguraikan suatu bahan
atau keadaan menurut bagian – bagian yang lebih kecil dan mampu memahami
hubungan antara bagian yang satu dengan bagian yang lainnya.
Ø Sintesis yaitu proses yang memadukan bagian –bagian atau unsure –unsur secara logis dari hasil analisis.
Ø Evaluasi yaitu kemampuan seseorang untuk memuat pertimbangan terhadap suatu situasi nilai ataupun ide.
2. Ranah Afektif
Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai.
Meliputi lima jenjang kemampuan yaitu :
Ø Menerimanya yaitu berhubungan dengan kesediaan atau kemauan siswa untuk ikut dalam kegiatan kelas
Ø Menjawab yaitu berhubungan dengan partisipasi siswa
Ø Menilai yaitu berhubungan dengan nilai yang dikenakan siswa terhadap objek atau tingkah laku tertentu
Ø Mengorganisasikan yaitu menunjukkan kemampuan mengorganisasikan nilai dari berbagai nilai –nilai yang berbeda
Ø Membentuk
watak yaitu individu memiliki system yang mengontrol tingkah lakunya
untuk suatu waktu yaqng cukup lama sehingga membentuk karakteristik.
3. Ranah Psikomotor
Ranah
psikomotor adalah ranah yang berkaitan dengan keterampilan atau
kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar
tertentu. Hasil belajar kognitif dan efektif akan menjadi hasil belajar
psikomotor apabila siswa telah mengajukan prilaku tertentu sesuai dengan
makna yang terkandung dalam ranah kognitif dan efektif.
F. Jenis – Jenis Evaluasi
1. Evaluasi Formatif
Evaluasi
formatif adalah evaluasi yang dilaksanakan setiap kali selesai
mempelajari suatu unit pelajaran tertentu. Bermanfaat sebagai alat
penilain proses belajar mengajar suatu unit bahan pelajaran tertentu.
Hal –hal yang berhubungan dengan masalah evaluasi formatif adalah sebagai berikut :
Ø Penilaian dilakukan pada setiap akhir satuan pelajaran.
Ø Materi dari evaluasi formatif ini pada umumnya ditekankan pada bahan – bahan pelajaran yang telah tercapai.
Ø Dilakukan untuk mempergunakan tes hasil belajar, kuisioner ataupun cara lain yang sesuai.
Ø Siswa
di nilai berhasil dalam penilai formatif jika mencapai taraf penguasaan
sekurang – kurangnya 75% dari tujuan yang hendak dicapai.
Tindak lanjut yang perlu dilakukan setelah diketahuinya hasil evaluasi formatif adalah :
Ø Jika materi yang diteskan itu telah dikuasi dengan baik, maka pembelajarn dilanjutkan dengan pokok bahasan baru.
Ø Jika
ada bagian – bagian yang belum dikuasi, maka sebelum dilanjutkan dengan
pokok bahasan baru, terlebih dahulu diulangi atau dijelaskan lagi
bagian – bagian yang belum dikuasai oleh peserta didik.
2. Evaluasi Diagnostik
Evaluasi
diagnostik bertujuan mendiagnosis kesulitan belajar siswa untuk
mengupayakan perbaikannya, sepintas lalu tampaknya seperti tes formatif
atau tes lainnya. Karena tujuannya adalah untuk mendiagnotis kesulitan
belajar siswa, maka harus terlebih dahulu diketahui bagian mana dari
pengajaran yang memberikan kesulitan belajar siswa.
Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam pemakaian evaluasi sumatif adalah :
Ø Butir
–butir soal dibuat lebih memusatkan pada bagian mana yang belum
diketahui siswa, atau dibuat untuk melihat pemahaman siswa terhadap
pokok bahasan ataupun subpokok bahasan tertentu.
Ø Untuk tiap unit dalam pokok bahasan itu dibuatkan beberapa soal yang tingkat kesukarannya lebih rendah.
3. Evaluasi Subsumatif/Submatif
Evaluasi
submatif ialah penilain yang dilaksanakan setelah beberapa satuan
pelajaran diselesaikan, dilakuakan pada perempat atau tengah semester.
Sedangakan evaluasi sumatif adalah penilaian yang dilakasanakan setiap
akhir pengajaran suatu program atau sejumlah unit pelajaran tertentu.
Evaluasi sumatif bermanfaat untuk menilai hasil pencapaian siswa
terhadap tujuan suatau program pelajaran dalam periode tertentu, seperti
setiap semester atau akhir tahun pelajaran.
Hal –hal yang perlu diperhatikan dalam pemakaian evaluasi sumatif adalah ;
Ø Siswa
dinialai berhasil dalam mata pelajaran tertentu selama satu semester
apabila nilai rapor mata pelajaran tersebut sekurang –kurangnya 6
Ø Penilaian
sumatif dilakukan dengan mempergunakan tes hasil belajar, kuisoner
ataupun cara lainnya yang sesuai dengan menilai ketiga ranah yakni
kognitif, efektif dan psikomotor.
Ø Hasil penilaian sumatif menyatakan dalam skala 0-10.
Yang menjadi
tujuan evaluasi peserta didik setelah mereka menempuh proses
pembelajaran dalam jangka waktu terten5tu, sehingga dapat ditentukan :
Ø Kedudukan dari masing – masing peserta di tengah –tengah kelompoknya.
Ø Dapat atau tidak nya peserta didik untuk mengikuti program pelajaran berikutnnya ( yang lebih tinggi )
Ø Kemajuan
peserta didik, untuk diinformasikan kepada pihak orang tua, petugas
bimbingan dan konseling, lembaga – lembaga pendidikan lainnya, atau
pasaran kerja, yang tertuang dalam bentuk Rapor atau Surat Tanda Tamat
Belajar.
4. Evaluasi kokirikuler
Kegiatan
kokurikuler adalah kegiatan diluar jam pelajaran yang telah dijatahkan
dalam struktur program berupa penugasan – penugasan atau pekerjaan
rumah. Evaluasi kokurikuler adalah kegiatan yang berhubungan dengan hal –
hal berikut :
Ø Penilaian kokurikuler setelah dilakukan setelah siswa selesai mengerjakan setiap tugas yang diberikan.
Ø Hasil penilain kokurikuler dinyatakan dalam skala nilai 1 – 10
Ø Penilaian dapat dilakukann perorangan
Ø Nilai kokurikuler diperhitungkan untuk nilai rapor
5. Evaluasi Ekstrakulikuler
Kegiatan
ekstrakulikuler adalah kegiatan diluar jam pelajarann yang dilakukan di
sekolah ataupun diluar sekolah. Yang menjadi bidang garapan evaluasi
ekstrakulikuler adalah :
Ø Penilaian ekstrakulikuler terutana dilakukan terhadap hasil kegiatan ekstrakulikuler, antara lain berupa :
o Kegiatan PKS ( Patroli Keamanan Sekolah )
o Kegiatan Pramuka
o Kegiatan PMR ( Palang Merah Remaja )
Ø Penilaian ekstrakulikuler didasarkan atas hasil pengamatan guru yang ditunjukan oleh kepala sekolah
Ø Hasil penilaian ekstrakulikuler dinyatakan secara kualitatif
Ø Hasil penilaian merupakan bahan pertimbangan kunulatif siswaq untuk kegiatan ekstrakulikuler
G. Instrumen Evaluasi
Bentuk – bentuk instrumen secara umum dapat digolongkan menjadi dua yaitu :
1. Tes
Tes
merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau
mengukur sesuatau dalam suasana, dengan cara dan aturan –aturan yang
sudah ditentukan.
a. Tes tertulis
Soal –soal tes dituangkandalam bentuk tertulis dan jawaban yang diinginkan juga dalam bentuk tertulis.
Ø Tes Uraian
Tes
ini digunakan jika guru ingin mengungkapkan pemahaman siswa dan
kemampuan siswa dalam mengkomunikasikan ide atau konsep serta prinsipnya
yang telah dipelajarinya serta mengungkapkan kemampuan mengaplikasikan
konsep atau prinsip tersebut.
Ada 2 jenis tes bentuk uraian;
o Tes uraian bentuk bebas atau terbuka
o Tes uraian bentuk terbatas
Ø Tes objektif
Yaitu
bentuk tes yang mengharuskan memilih diantara kemungkinan – kemungkinan
jawaban – jawaban yang telah tersedia, memberi jawaban singkat, atau
mengisi jawaban pada kolom titik – yitik yang disediakan.
o Soal objektif jawaban bebas ( free respon item )
Tes ini menuntut jawaban singkat jika perlu hanya terdiri dari satu kata, dan hanya ada satu jawaban yang benar.
· Tes objektif jawaban singkat ( short – answer )
· Completion tes
o Soal objektif jawaban terbatas ( fixed – respon item )
Pada
tes ini, butir – butir soal yang diberikan disertai dengan alternatif
jawaban sehingga peserta tes tinggal memilih satu dari alternatif yang
disetiakan
· Tipe benar salah
· Pilihan ganda ( multy choice tes )
· Menjodohkan ( matching )
· Rearrangement exercises
b. Tes lisan
Merupakan
alat penilaian yang pelaksanaannya dilakukan dengan Tanya jawab secara
langsung untuk mengetahui kemam[puan – kemampuan berupa proses berfikir
siswa dalam memecahkan suatu masalah, mempertanggung jawabkan pendapat,
penggunaan bahasa dan penguasaan materi pelajaran.
c. Tes tindakan
Wujud
soal tesnya berupa pemberian perintah atau tugas yang harus
dilaksanakan oleh guru, dan cara penilaiannya dilakukan terhadap proses
penyelesaian tugas dan hasil akhir yang hjarus dicapai setelah
melaksanakan tugas tersebut.
2. Non Tes
Beberapa
aspek kemampuan siswa tidak dapat diukur secara kuantitatif, misalnya
aspek afektif dan aspek psikomotor yang meliputi sikap, kebiasaan,
kerjasama, kejujuran, tanggung jawab, kerajinan dan sebagainya. Untuk
mengukur aspek – aspek itu dapat digunakan alat non tes.
Yang termasuk alat evaluasi non tes diantaranya :
a. skala bertingkat
skala
menggambarkan suatu nilai yang berbentuk angka terhadap suatu hasil
pertimbangan. Suatu skala disajikan dalam berbentuk angka
b. catatan anekdota
suatu
catatan faktual dan seketika tentang peristiwa, kejadian, gejala atau
tingkah laku yang spesifik dan menarik, yang dilakukan siswa secara
individual atau kelompok.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan tentang pencatatan anekdota
Ø catatan tersebut harus sungguh – sungguh objektif
Ø dilaksanakan secara efektif, artinya yang dicatat hanyalah peristiwa yang berkaitan dengan tujuan.
Pada pokoknya ada dua jenis catatan ini, yakni catatan anekdota insidental dan insendental periodik.
Catatan
anekdota insidental digunakan untuk mencatat peristiwa yang terjadi
tidak terus – menerus. Sedangkan, catatan insidental periodic digunakan
untuk mencatat peristiwa- peristiwa yang terjadi insidental dalam suatu
periode tertentu.
Catatan anekdota memiliki kekuatan dan kelemahan :
Kekuatan catatan anekdota antara lain :
Ø anekdota
yang tidak dapat diperoleh melalui pengukuran sistematis ini dapat
mencatat peristiwa secara seketika yang berarti bagi perkembangan siswa
Ø hasil pengamatan yang diperoleh bersifat asli dan objektif
Ø dapat dipakai untuk memahami siswa dengan lebih tepat
kelemahan catatan anekdota antara lain :
Ø taraf relibilitas catatan anekdota rendah
Ø menuntut banyak waktu dam kesabaran dalam meneliti muncunya suatu peristiwa, yang apabila muncul harus dicatat seketika
Ø apabila pencatatan tidak dilakukan sekrtika, objektifitas catatn bisa berkurang
c. Angket / Kuesioner
Kuisioner
sering disebut dengan angket. Kuisioner adalah sebuah daftar pertanyaan
yang harus diisikan oleh orang yang akan diukur.
Pada pokoknya angket dibagi menjadi dua, berdasarkan cara menjawab pertanyaan dan bagaimana jawaban diberikan.
Ditinjau dari cara menjawab pertanyaannya, angket dibagi mkenjadi terbuka dan angket penutup dua yaitu angket
Ø Angket
terbuka atau tak terstruktur adalah angket yang disusun sedemikian
rupa, sehingga responden secara bebasdapt memberikan jawaban sesuai
dengan bahasanya sendiri
Ø Angket
tertutup ataun berstruktur adalah angket yang disusun sedemikian rupa,
sehingga responden tinggl memilih jawaban yang disediakan
Ditinjau dari jawaban yang diberikan, angket dapat di bagi menjadi dua, angket langsung dan tidak langsung
Ø Angket langsung adalah angket yang dikirim kepada responden dan langsung diisinya
Ø Angket
tak langsung adalah angket yang dikirimkan kepada responden dan dijawab
oleh orang yang bukan diminta keterangannya. Jadi responden menjawab
pertanyaan orang lain
Angket memiliki kekuatan dan kelemahan
Kekuatan angket :
Ø Angket dapat diberikan kepada sejumlah besar responden tanpa kehadiran penilai
Ø Cara menjawab angket disesuaikan dengan kesempatannya sendiri dan sejujurnya
Ø Data jawaban responden lebih mudah diolah, karena pertanyaan yang diberikan kepada responden sama
Kelemahan angket :
Ø Karena agket merupakan daftar pertanyaan tertulis, jawaban hantya dapat diberikan oleh responden yang hanya dapat membacanya.
Ø Angket yang dikembalikan tidak mncapai jumlah yang diharapkan dan dibutuhkan waktu yang lama
Ø Apabila pertanyaan tidak disusun dengan baik, jawaban – jawaban yang dihasilkan tiodak objektif
d. Daftar Cocok ( check list )
Daftar cocok adalah deretan pertanyaan ( yang biasa disingkat – singkat ) dimana respon yang dievaluasi tinggal membutuhkan tanda cocok
Daftar Cocok ( chek list )
Daftar
cocok adalah deretan pertanyaan (yang bisanya di singkat – singkat)
dimana respon yang dievaluasi tinggal membubuhkan tanda cocok (√) ditempat yang telah disediakan.
Daftar
cek bertujuan untuk mengetahui apakah gejala yang berupa pertanyaan
yang tercantum dalam daftar cek ada atau tidak ada pada seseorang
individu atau kelompok.
Daftar
cek memiliki kekuatan antara lain sangat supel untuk mengecek kemampuan
yang tanpa dalam berbagai tingkah laku / pernyataan hasil belajar dari
berbagai mata pelajaran. sedangkan salah satu kelemahannya adalah bahwa
mutu daftar cek sangat tergantung pada kejelasan pertanyaan – pertanyaan
dalam daftar cek, keutuhan pertanyaan sebagai bagian menyeluruh dari
kemampuan yang akan di ukur dan kemampuan pengamat untuik menandai ada
atau tidaknya suatu gejala atau suatu pernyataan.
Wawancara
Wawancara
atau interview adalah suatu metode atau cara yang sering digunakan
untuk mendapatkan jawaban atau respon dengan jalan tanya jawab.
Ditinjau dari bentuk pertanyaan, maka wawancara dapat dibagi menjadi tiga :
§ wawancara dengan terstruktur atau tertutup
suatu
wawancara dimana pertanyaan – pertanyaan dan kemungkinan jawaban –
jawabanya telah disediakan oleh interviewer, sehingga jawaban dari
interviewe tingal dikelompokkan pada kemungkinan jawaban yang telah
disediakan
§ wawancara dengan pertanyaan yang tak berstruktur atau terbuka atau bebas
suatu
wawancara dimana pertanyaan – pertanyaan yang disediakan memberi
kebebasan – kebebasan interview untuk menjawabnya atau mengemukakan
pendapatnya
§ wawancara dengan pertanyaan bentuk kombinasi
suatu
wawancara dimana pertanyaan – pertanyaan yang disediakan berupa
kombinasi antara pertanyaan berstruktur dengan pertanyaan tak
bertstruktur.
Kekuatan wawancara :
§ apabila
suatu wawancara dipersiapkan dengan baik, wawancara merupakan suatu
alat pengukur yang baik untuk mengetahui tingkah laku manusia.
pelaksanannya dapat lebih fleksibel dan dinamis. menimbulkan hubungan
baik antara interviewe dan interviewer.
Kelemahan wawancara :
§ keberhasilan
wawancara sangat terghantung pada kerelaan, kesetiaan, dan kemampuan
dan penyesuaian secaraemosional dari interviewe untuk menerima dan kerja
sama yang baik dengan interviewer. hasil wawancara sangat dipengaruhi
oleh penguasaan bahasa interviewe dan interviewer. karena wawancara
dilaksanakan secara individual, relatifdibutuhkan banyak waktu, tenaga ,
biaya apabila jumlah interviewenya besar.
hasil
wawancara banyak tergantung pada kemampuan dan faktor subjektif dari
interviewerdalam menggali, mencatat dan menafsirkan setiap jawaban
interviewe. kesan umum interviewerterhadap intervieweedapat memprngaruhi
hasil wawancara.
Pengamatan (observasion)
Pangamatan
atau observasi adalah suatu tgeknik yang dilakuakan denagn cara
melakukan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara
sistematissecara teliti serta pencatatan secara sistematis.
Sifat – sifat observasi yang baik :
§ Tujuan pelaksanaannya harus telah direncanakan secara sistematis.
§ Observasi harus dilaksanakan sesuai dengan tujuan pelaksanaan observasi
§ Hasil observasi harus dicatat dan diolah secara sistematis
§ Observasi harus dilaksanakan secarkontinu
Ditinjau dari sudutcaradan tujuan suatu observasi dilaksanakan, jenis observasi dapat dibagikan menjadi :
§ Observasi sistematis dan observasi non sistematis.
Observasi
sistematis adalah observasi yang dilakukan dalam mempergunakan pedoman
observasi sebagai intrumen pengamatan. sedangkan observasi non
sistematis adalah observasi yang dilakukan tanpa mempergunakan pedoman
observasi sebagai intrumen pengamatannya.
§ Observasi partisipatif dan non partisipatif.
Observasi
partisipatif adalah observasi yang dilakukan pengamat dan ikut serta
dalam kegiatan yang dilakukan oleh individu atau kelompok yang diamati.
sedangkan
observasi non partisipatif adalah observasi yang dilakukan pengamat
tanpa ikut serta dalam kegiatan yang di lakukan individu atau kelompok
yang diamati
§ Observasi eksperimental.
Observasi eksperimental adalah observasi yang dilakukan secara sistematis tetapi non partisipatif.
Observasi memiliki kekuatan dan kelemahan
Kekuatan observasi antara lain :
§ Pemunculan gejala dan pencatatannya dapat dilakukan sekaligus oleh pengamat
§ Dapat direkam atau dicatat berbagai tingkah laku siswa yang di butuhkan
§ Dalam pelaksanaan, pengamat tidak perlu menggunakan bahasa secar dominan dalam berkomunikasi d4ngan gejal – gejala yang diamati.
§ Hasil observasi dapat dipakai sebagai alat kontrol data yang diperoleh dengan teknik yang lain.
Kelemahan observasi antara lain :
§ Pelaksanaan observasi banyak tergantung pada faktor – faktor yang dapat dikontrol sebelumnya sehingga hasilnya kurang reliabel
§ Tingkah laku sering tidak asli lagi, apabila yang diamati mengetahui bahwa tingkah lakunya sedang diamati
§ Observasi tidak dapat mengungkap seluruh aspek tingkah laku, khususnya yang bersifat pribadi
H. Teknik pelaksanaan evaluasi
1. Tes Tertulis
Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan testertulis menurut Sudijono (2001 : 151 - 157) :
Ø Ruangan yang disediakan harus tenang
Ø Posisi duduk siswa harus jarang tidak boleh rapat
Ø Ruangan tes seharusnya memiliki sistem pencahayaan yang baik
Ø Ruangan tes tersedia meja tulis atau kursi dengan alastempat duduk
Ø Soal tes diletakkan terbalik saat dibagikan
Ø Dalam mengawasi jalannya tesguru harus bberlaku wajar
Ø Sebelum tes sebaiknya diberitahukan sanksi siswa yang melakukan kecurangan
Ø Sebagai bukti mengikuti tes, harus disiapkan daftar hadir yang harus ditanda tangani oleh peserta didik
Ø Jika waktu yang ditentukan telah habis, peserta didik diminta menghentikan pekerjaannya dan mengumpulkan lembaran jawabanya
2. Tes Lisan
Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan tes lisan menurut Sudijono (2001 : 154 - 156) :
Adanya inventarisasi berbagai jenis soal yang akan diujikan
Setiap soal yang diajukan sudah ditetapkan jawaban betulnya
Setiap diberi soal, siswa langsung menjawab dan pada saat itu juga dilakukan penskoran
Tes tidak boleh menyimpang menjadi diskusi
Penguji tidak dibenarkan memberikan bantuan atau membimbing
Tes lisan berlangsung wajar tanpa ada tekanan dari penguji
Waktu dalam menjawab soal harus seimbang untuk setiap peserta tes
Pertanyaan harus berupa bervariasi
Tes berlangsung secara individual
3. Tes Tindakan
Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan tes tindakan menurut Sudijono (2001 : 156 – 157) :
Cara yang ditempuh oleh peserta tes dalam menyelesaikan tugas harus diamati secara teliti
Penguji jangan berbicara atau berbuat sesuatu sehingga dapat mempengaruhi peserta tes
Pempersiapkan intrumen berupa lembar penilaian yang berisi hal – hal yang harus diamati dan diberikan penilaian.
BAB III
HASIL PENGAMATAN
Penulis melakukan pengamatan di kelas XI IPA IV dan XI IPA V SMA Negeri 3 Padang mengenai pelaksanaan Evaluasi Belajar Mengajar.
Dalam observasi tersebut penulis melakukan beberapa pengamatan langsung.
- Dalam pengamatan langsung ini penulis melakukan beberapa pengamatan yaitu :
ü Pengamatan proses evaluasi
ü Wawancara dengan guru
ü Wawancara dengan siswa
- Pengamatan tidak langsung
ü Analisis dokumen
Hasil observasi yang telah penulis lakukan diantaranya :
I. Pengamatan Langsung Proses Evaluasi
a. Pengamatan Proses Evaluasi
a. Pengamatan Proses Evaluasi (Tes kecil-kecilan)
Untuk kelas XI IPA IV, Tes kecil-kecilan dilakukan pada :
Hari : Kamis
Tanggal : 14 Mei 2009
Materi yang diujikan : Nilai Maximum dan Nilai Minimum Fungsi dalam Interval terhadap
Untuk kelas XI IPA V, tes kecil-kecilan dilakukan pada :
Hari : Kamis
Tanggal : 14 Mei 2009
Materi yang diujikan : Nilai Maximum dan Nilai Minimum Fungsi dalam Interval terhadap
ü Kelas XI IPA IV
Dari pengamatan yang dilakukan, penulis dapat mengetahui beberapa proses pelaksanaan evaluasi yaitu :
i. Proses sebelum evaluasi dilaksanakan
Ujian
dilaksanakan pada jam pertama. Pada awal masuk, ketua mengkomando
teman-temannya untuk membaca do’a sebelum belajar secara bersama-sama.
Kemudian guru memberitahu bahwa hari ini akan diadakan Tes.
Sebelum
ujian dimulai guru terlebih dahulu meminta siswa menyimpan semua buku
yang berhubungan dengan mata pelajaran matematika yaitu catatan,
latihan, buku tugas, buku pegangan/paket dan LKS. Dan guru menyuruh
siswa untuk nengeluarkan kertas dan buram. Posisi duduk siswa sama
seperti posisi duduk saat belajar. Suasana tenang saat guru meminta
siswa agar menyediakan alat tulisnya yang diperlukan dalam tes agar
tidak terjadi pinjam-meminjam.
Soal
ujian berbentuk essay. Guru mencatat soal di papan tulis, dan menyuruh
siswa mengerjakan soal yang ada di papan tulis tersebut. Siswa diminta
untuk membuat nama, kelas, tanggal, dan hari pada lembar jawabannya.
ii. Proses berlangsungnya ujian
Siswa
mengerjakan soal dengan kurang tenang. Pada proses ujian masih ada
siswa yang bertanya tentang maksud soal kepada temannya. Lalu guru
mengingatkan agar apabila ada pertanyaan tentang soal untuk bertanya
langsung kepada guru.
Saat
mengerjakan soal, ada yang serius menjawabnya, ada yang melamun,
memainkan alat tulis, gelisah, menguap sehingga terkesan mengantuk.
Guru
memperhatika siswa yang sedang ujian sesekali menegur siswa yang
dicurigai mencontek kepada temannya. Saat pertengahan waktu ujian, ada
siswa yang ketahuan mencontek. Guru langsung menegur siswa tersebut dan
menyuruh siswa agar mengerjakannya sendiri.
Guru
memberitahu bahwa waktu ujian tinggal 10 menit lagi, terlihat sudah ada
siswa yang sudah selesai mengerjakan soal dan memeriksa kembali
jawabannya. Saat waktu ujian habis, guru meminta siswa meletakkan lembar
jawabannya di pojok kiri dan lembar jawabannya ditutup.
ü Kelas XI IPA V
Kelas ini sedikit berbeda dengan kelas sebelumnya, karena siswa di kelas ini lebih tenang dibandingkan kelas sebelumnya.
i. Proses sebelum evaluasi dilaksanakan
Ujian
dilaksanakan pada jam keenam, setelah istirahat. Guru meminta siswa
untuk mengumpulkan pekerjaan rumahnya. Lalu guru menyuruh kepada siswa
yang pekerjaan rumahnya tidak lengkap untuk melengkapinya, dan
dikumpulkan pada akhir pelajaran.
Sebelum
ujian dimulai guru terlebih dahulu meminta siswa menyimpan semua buku
yang berhubungan dengan mata pelajaran matematika yaitu catatan,
latihan, buku tugas, buku pegangan/paket dan LKS. Dan guru menyuruh
siswa untuk mengeluarkan kertas dan buram. Posisi duduk siswa sama
seperti posisi duduk saat belajar. Suasana tenang saat guru meminta
siswa agar menyediakan alat tulisnya yang diperlukan dalam ulangan
harian agar tidak terjadi pinjam-meminjam.
Soal
ujian berbentuk essay. Guru mencatat soal di papan tulis dan menyuruh
siswa mengerjakan soal yang ada di papan tulis tersebut. Siswa diminta
untuk membuat nama, kelas, tanggal, dan hari pada lembar jawabannya.
ii. Proses berlangsungnya ujian
Proses
ujian pada kelas XI IPA V tidak terlalu memiliki perbedaan dengan kelas
XI IPA IV. Pengawasan guru pada saat ujian tidak terlalu ketat, karena
terlihat siswa sangat tenang dalam mengerjakan dan mengerti dengan
maksud soal. Siswa mengerjakan soal dengan tenang. Pada 5 menit
berlangsungnya ujian ada beberapa orang siswa yang terlambat, dan guru
menyuruh siswa tersebut untuk memberi tanda pada lembar jawabannya.
Siswa yang terlambat tersebut akan diberi nilai khusus.
Guru
memberitahu bahwa waktu ujian tinggal 5 menit lagi, terlihat sudah ada
siswa yang sudah selesai mengerjakan soal dan memeriksa kembali
jawabannya. Saat waktu ujian habis, guru meminta siswa meletakkan lembar
jawabannya di pojok kiri dan lembar jawabannya ditutup.
b. Pengamatan Proses Evaluasi (Proses Belajar)
Untuk kelas XI IPA V, dilakukan pada :
Hari : Jumat
Tanggal : 15 Mei 2009
Materi yang dipelajari : Penerapan Soal-Soal Diferensial
ü Kelas XI IPA V
Pada
awal masuk, ketua mengkomando teman-temannya untuk membaca do’a sebelum
belajar secara bersama-sama. Pada awal pembelajaran, guru memberikan
tes awal berupa tanya jawab untuk mengingatkan siswa tentang materi
sebelumnya.
Kondisi
saat terjadi pembelajaran tenang. Guru menerangkan pelajaran dan siswa
mendengarkan pelajaran dengan antusias, tenang dan bisa memberikan
feedback atas pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh guru. Pada
proses pembelajaran terjadinya komunikasi dua arah antara siswa dengan
guru berupa tanya jawab dengan siswa, dan siswa mengacungkan tangan
untuk menjawab pertanyaan dari guru agar tidak terjadi keributan dalam
menjawab pertanyaan dari guru.
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab soal ke depan.
Pemberian
latihan dilaksanakan guru saat Proses Belajar Mengajar (PBM)
berlangsung. Latihan diberikan oleh guru dengan cara mendiktekan soal
atau menuliskan di papan tulis. Soal-soal yang diberikan berasal dari
buku cetak dan guru. Setelah pemberian latihan beberapa siswa yang
ditunjuk oleh guru menjawab soal-soal tersebut di papan tulis, sedangkan
siswa yang lain menjawab soal-soal yang belum diselesaikannya. Dalam
menyelesaikan soal latihan ada siswa yang mengerjakan sendiri, ada yang
bertanya ke siswa yang lain, dan ada yang bertanya ke guru. Pekerjaan
rumah diberikan guru setiap akhir pembelajaran. Guru memberikan
soal-soal pekerjaan rumah berasal dari buku cetak.
Untuk kelas XI IPA V, dilakukan pada :
Hari : Jumat
Tanggal : 15 Mei 2009
Materi yang dipelajari : Penerapan Soal-Soal Diferensial
ü Kelas XI IPA IV
Pada awal pembelajaran, guru memberikan tes awal berupa tanya jawab untuk mengingatkan siswa tentang materi sebelumnya.
Kondisi
saat terjadi pembelajaran tenang. Guru menerangkan pelajaran dan siswa
mendengarkan pelajaran dengan antusias. Sikap siswa saat guru memberikan
materi pelajaran tenang dan bisa memberikan feedback atas
pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh guru. Pada proses pembelajran
terjadi komunikasi dua arah antara siswa dengan guru berupa tanya jawab
dengan siswa, dan siswa secara serempak menjawab pertanyaan dari guru.
Pada
saat pemberian latihan, siswa dengan semangat mengerjakan tugas
latihannya. Setelah siswa mengerjakan latihan, guru menanyakan mengerti
atau tidak siswa dengan materi yang telah diberikan. Lalu guru
menjelaskan kembali tentang materi tersebut.
Pemberian
latihan dilaksanakan guru saat Proses Belajar Mengajar (PBM)
berlangsung. Latihan diberikan oleh guru dengan cara mendiktekan soal
atau menuliskan di papan tulis. Soal-soal yang diberikan berasal dari
buku cetak dan guru. Dalam menyelesaikan soal latihan, siswa cendrung
mengerjakannya secara bersama-bersama atau berkelompok dengan inisiatif
sendiri. Siswa-siswa tersebut merapatkan tempat duduk dan mejanya. Guru
memantau pekerjaan siswa. Seringkali terjadi keributan saat
menyelesaikan latihan (siswa tertawa,bercerita), tapi walaupun demikian
latihan yang diberikan guru dapat mereka selesaikan dengan baik.
Pekerjaan rumah diberikan guru setiap akhir pembelajaran
b. Wawancara dengan Guru
Wawancara dengan guru dilakukan pada :
Hari : Kamis
Tanggal : 14 Mei 2009
1. Bagaimana guru merencanakan dan mempersiapkan evaluasi terhadap pembelajaran matematika?
Perencanaan evaluasi disiapkan guru melalui RPP, dimana pada RPP tersebut telah tersedia soal-soal untuk PR dan UH.
2. Seperti apakah bentuk evaluasi pembelajaran matematika yang diberikan guru kepada siwa?
Pada proses belajar mengajar bentuk evaluasi yang diberikan guru mencakup teknik tes dan non tes.
Teknik tes ada yang berupa PR, latihan
3. Apakah bentuk evaluasi yang digunakan bervariasi yang disesuaikan dengan materi atau terpaku pada satu bentuk evaluasi apa saja?
Evaluasi yang digunakan berupa tes tertulis berbentuk uraian, tanya jawab.
Evaluasi yang digunakan dalam setiap materi sama.
4. Apakah guru mengadakan tes awal, kuis, tes akhir, tes lisan?
Guru
mengadakan tes awal (tes diagnostik) berupa tes lisan dengan cara tanya
jawab dengan siswa mengenai materi yang telah dipelajari dan materi
yang akan dipelajari.
Guru melakukan tes akhir berupa tes lisan dengan cara tanya jawab dengan siswa mengenai materi yang telah dipelajari.
Akan tetapi guru tidak melakukan/mengadakan kuis dan tes formatif dalam pembelajaran.
5. Bagaimana suasana kelas pada saat diadakan evaluasi?
Suasana saat terjadinya evaluasi tenang, serius dan penuh konsentrasi dalam menjawab soal.
6. Seperti apa format penilaian yang diberikan guru dari evaluasi yang diterapkan kepada siswa?
Penilaian yang diterapkan oleh guru ada 2 yaitu :
ü Penilaian Internal : Dilakukan oleh guru di sekolah.
a. Penilaian tertulis
Tes tertulis dimana soal yang diberikan kepada siswa berupa tulisan.
b. Penilaian sikap
Penilaian sikap terdiri dari :
- Sikap terhadap guru
- Kehadiran
- Sikap terhadap materi
- Megikuti pelajaran dengan baik
- Sikap terhadap proses pembelajaran
- Aktif dan tidak aktif siswa dalam PBM
c. Penilaian diri
Suatu
teknik penilaian dimana peserta didik diminta untuk menilai sendiri
berkaitan dengan status, proses dan tingkat pencapaian kompetensi yang
dipelajarinya dalam mata pelajaran tertentu.
ü Penilaian eksternal
Penilaian yang dilakukan oleh dinas. Conteh : UAN, UAS, UTS.
Penilaian Isi Rafor :
UH : 60%
Tugas : 30%
Semester : 10%
KKM yang ditetapkan adalah 6,5. Saran
KDM di SMP N 12 harus lebih ditingkatkan lagi.
Sebaiknya juga diadakan metoda pembelajaran secara diskusi kelompok.
c. Wawancara dengan Siswa
Wawancara dengan siswa dilakukan pada :
Hari : Jumat
Tanggal : 15 Mei 2009
ü Kelas II IPA IV
a. Amelinda Putri
- Bagaimana pengaruh dilaksanakannya ujian terhadap motivasi belajarmu?
Dengan
adanya ujian yang diberikan oleh guru, saya termotivasi untuk belajar
dan meningkatkan pemahaman saya. Sehingga saya dapat menjawab setiap
pertanyaan yang diajukan.
- Bentuk soal seperti apa yang kamu sukai dan tidak disukai?
Bentuk
soal yang saya sukai adalah tes berbentuk uraian dan yang tidak saya
sukai adalah tes berupa objektif, karena soal objektif itu membingungkan
dan membuat saya ragu dalam menjawab soal.
- Apakah kamu merasa kesulitan terhadap bentuk soal yang biasa diberikan guru?
Tidak. Karena saya menyukai tes uraian yang diberikan guru.
- Apakah kamu bekerjasama dengan temanmu dalam mengerjakan soal ujian?
Pada saat terjadinya ujian, saya tidak bekerjasama dengan dengan teman yang lain. Karena saya vtakut dimarahi.
- Apakah hasil ujian diberitahu oleh guru?
Hasil ujian diberitahu oleh guru, sehingga saya mengetahui apakah saya melakukan remedial atau.
- Bagaimana reaksimu terhadap hasil ujian yang kamu peroleh?
Saya sangat gembira, jika hasil ujian saya bagus dan saya akan merasa sedih jika ujian saya jelek dan harus melakukan remedial.
b. Ogi Febrio Mandala
- Bagaimana pengaruh dilaksanakannya ujian terhadap motivasi belajarmu?
Dengan adanya ujian yang diberikan oleh guru saya biasa saja.
- Bentuk soal seperti apa yang kamu sukai dan tidak disukai?
Bentukujian yang saya sukai adalah tes tanya jawab dan dijawab di tempat duduk saja.
- Apakah kamu merasa kesulitan terhadap bentuk soal yang biasa diberikan guru?
Ya. Saya tidak suka jika guru menunjuk saya untuk mengerjakan tes tersebut di papan tulis.
- Apakah kamu bekerjasama dengan temanmu dalam mengerjakan soal ujian?
Pada saat terjadinya ujian, saya kadang-kadang bekerjasama dengan teman yang lain.
- Apakah hasil ujian diberitahu oleh guru?
Hasil ujian diberitahu oleh guru, sehingga saya mengetahui apakah saya melakukan remedial atau tidak.
- Bagaimana reaksimu terhadap hasil ujian yang kamu peroleh?
Saya
sangat gembira, jika hasil ujian saya bagus dan saya akan merasa biasa
saja jika ujian saya jelek dan harus melakukan remedial.
ü Kelas II IPA V
a. Bertha Morinda
- Bagaimana pengaruh dilaksanakannya ujian terhadap motivasi belajarmu?
Dengan
adanya ujian yang diberikan oleh guru saya termotivasi untuk belajar
dan meningkatkan pemahaman saya. Sehingga saya dapat menjawab setiap
pertanyaan yang diajukan.
- Bentuk soal seperti apa yang kamu sukai dan tidak disukai?
Bentuk
ujian yang saya sukai adalah tes berbentuk uraian dan ujian tidak saya
sukai adalah tes berupa objektif karena soal objektif itu membingungkan
dan membuat saya ragu dalam menjawab soal.
- Apakah kamu merasa kesulitan terhadap bentuk soal yang biasa diberikan guru?
Tidak, karena saya menyukai tes uraian yang diberikan guru.
- Apakah kamu bekerjasama dengan temanmu dalam mengerjakan soal ujian?
Pada
saat terjadinya ujian, saya tidak bekerjasama dengan teman yang lain.
Lebih baik saya mengerjakannya sendiri, malah teman saya yang suka
menyontek.
- Apakah hasil ujian diberitahu oleh guru?
Hasil ujian diberitahu oleh guru, sehingga saya mengetahui apakakah saya melakukan remedial atau tidak.
- Bagaimana reaksimu terhadap hasil ujian yang kamu peroleh?
Saya
sangat gembira jika hasil ujian saya bagus dan saya akan maerasa sedih
jika hasil ujian saya jelek dan harus melakukan remedial.
b. Oky Febri Wahyudi
- Bagaimana pengaruh dilaksanakannya ujian terhadap motivasi belajarmu?
Dengan
adanya ujian yang diberikan oleh guru saya termotivasi untuk belajar
dan meningkatkan pemahaman saya. Sehingga saya dapat menjawab setiap
pertanyaan yang diajukan.
- Bentuk soal seperti apa yang kamu sukai dan tidak disukai?
Bentuk
ujian yang saya sukai adalah tes lisan dan uraian. Dan ujian yang tidak
saya sukai adalah tes berupa objektif karena soal objektif itu
membingungkan dan membuat saya ragu dalam menjawab soal.
- Apakah kamu merasa kesulitan terhadap bentuk soal yang biasa diberikan guru?
Ya. Saya kesulitan dalam menjawab, karena kadang-kadang guru tidak memberi petunjuk dalam mengerjakan soal.
- Apakah kamu bekerjasama dengan temanmu dalam mengerjakan soal ujian?
Pada saat terjadinya ujian, saya tidak bekerja sama dengan teman yang lain. Lebih baik saya mengerjakannya sendiri.
- Apakah hasil ujian diberitahu oleh guru?
Hasil
ujian diinformasikan oleh guru, tapi kadang-kadang tidak
diinformasikan. Sehingga saya mengetahui apakah saya melakukan remedial
atau tidak.
- Bagaimana reaksimu terhadap hasil ujian yang kamu peroleh?
Saya sangat gembira jika hasil ujian saya bagus dan saya akan merasa sedih jika ujian saya jelek dan harus melakukan remedial.
c. Miftahul Yan Afwar
- Bagaimana pengaruh dilaksanakannya ujian terhadap motivasi belajarmu?
Dengan
adanya ujian yang diberikan oleh guru saya termotivasi untuk belajar
dan meningkatkan pemahaman saya. Sehingga saya dapat menjawab setiap
pertanyaan yang diajukan.
- Bentuk soal seperti apa yang kamu sukai dan tidak disukai?
Bentuk ujian yang saya sukai adalah tes tanya jawab dan mengerjakannya di papan tulis.
- Apakah kamu merasa kesulitan terhadap bentuk soal yang biasa diberikan guru?
Ya. karena saya lebih menyukai guru memberikan pertanyaan dan jawabannya kita tulis di depan tulis.
- Apakah kamu bekerjasama dengan temanmu dalam mengerjakan soal ujian?
Pada saat terjadinya ujian, saya tidak bekerjasama dengan teman yang lain. Lebih baik saya mengrjakannya sendiri.
- Apakah hasil ujian diberitahu oleh guru?
Hasil ujian diberitahu oleh guru, sehingga saya mengetahui apakah saya melakukan remedial atau tidak.
- Bagaimana reaksimu terhadap hasil ujian yang kamu peroleh?
Saya sangat gembira jika hasil ujian saya bagus dan saya akan merasa sedih jika ujian saya jelek dan harus melakukan remedial.
II. Pengamatan Tidak Langsung
Pengamatan tidak langsung berupa analisis dokumen : Terlampir.
BAB IV
PEMBAHASAN
Sebelum
menyajikan materi pelajaran di kelas, guru terlebih dahulu membuat
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebagai pedoman selama
berlangsungnya Proses Belajar Mengajar (PBM). PBM ini erat kaitannya
dengan evaluasi, evaluasi tidak akan berlangsung tanpa didahului oleh
PBM. Dengan kata lain, evaluasi bila dilaksanakan setelah PBM berlangsung beberapa waktu.
Berdasarkan
hasil pengamatan yang telah dilakukan, PBM di SMAN 3 Padang lebih
tersebut pada guru mengawali proses belajar mengajar dengan metode
ceramah kemudian memberikan contoh soal dan latihan. Selama PBM
berlangsung, siswa memperhatikan pelajaran yang diberikan guru di depan
kelas.
A. Makna, Tujuan dan Fungsi Evaluasi
ü Makna Evaluasi
Evaluasi tentunya mempunyai makna bagi berbagai pihak, antara lain :
1. Bagi Siswa
Berdasarkan
hasil wawancara kami dengan beberapa orang siswa di SMAN 3 Padang, kami
dapat mengambil beberapa kesimpulan bahwa sebagian siswa menjadikan
hasil evaluasi sebagai umpan balik (feed back) terhadap proses belajar
yang telah dilakukannya selama ini. Tetapi sebagian siswa menganggap
hasil evaluasi hanya merupakan suatu prosedur pendidikan yang harus ia
jalani sehingga apapun hasil evaluasi yang ia peroleh tidak mempengaruhi
proses belajarnya dimasa yang akan datang.
Berdasarkan
hasil pengamatan kami ketika melakukan observasi di SMAN 3 Padang,
tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas XI IPA IV dan XI
IPA V mengenai hasil evaluasi dan pengaruhnya terhadap proses belajarnya
dimasa yang akan datang. Baik siswa XI IPA IV maupun siswa XI IPA V
umumnya menganggap evaluasi merupakan sesuatu yang penting bagi kemajuan
proses belajar mereka karena dengan adanya evaluasi siswa dapat :
§ Mengetahui
kekuatan-kekuatan maupun kelemahan-kelemahan di waktu yang lampau,
sehingga kelemahan-kelemahannya dapak diperbaiki dan kekuatannya dapat
ditingkatkan.
§ Lebih bersemangat dan bergairah dalam belajar
§ Mengetahui apakah ia belajar sesuai dengan kemampuannya
§ Mengetahui
apakah ia telah mempelajari apa yang seharusnya ia pelajari dan dalam
mempelajarinya itu apakah telah menggunakan cara-cara yang tepat
2. Bagi Guru
Adapun makna evaluasi bagi guru yang mengajar di SMAN 3 Padang adalah :
§ Keadaan Siswa
Setelah
melaksanakan evaluasi, guru dapat mengetahui sampai sejauh mana siswa
memahami materi yang diajarkan. Jika masih ada siswa yang belum
menguasai materi pelajaran, guru dapat melakukan tindak lanjut evaluasi,
yaitu melaksanakan perbaikan atau pengayaan belajar siswa (remedial).
Hal ini sudah dilaksanakan di SMAN 3 Padang. Siswa-siswa yang nilainya
masih di bawah KKM mengikuti remedial sebagai upaya untuk meningkatkan
kemampuan mereka yang telah di ajarkan. Terdapat perbedaan antara kelas
II IPA IV dan II IPA V dalam banyak siswa yang mengikuti remedial. Siswa
II IPA IV lebih banyak mengikuti remedial dari pada siswa II IPA V.
Berdasarkan
hasil wawancara dengan guru, remedial dilakukan di luar jam pelajaran.
Setiap menjelang dilaksanakan remedial, materi harus di ulang sedikit.
Hal ini mengingat ketercapaian materi sampai akhir pembelajaran. Tujuan
remedial ini adalah agar tercapainya indikator. Kisi-kisi soal remedial
sama dengan soal ulangan harian tetapi tingkat kesukaran soal remedial
lebih mudah dari soal ulangan harian.
§ Keadaan Materi Pelajaran
Berdasarkan
hasil evaluasi, dapat diambil kesimpulan bahwa keadaan materi pelajaran
di kelas XI IPA IV belum tersampaikan dengan baik. Hal ini disebabkan
karena guru harus menuntaskan materi pelajaran di kelas XI IPA IV.
Sedangkan di kelas XI IPA V sudah tersampaikan dengan baik.
§ Keadaan Metode Pembelajaran
Berdasarkan hasil evaluasi dapat ditarik kesimpulan metode pengajaran yang diterapkan oleh guru dapat dikatakn sudah tepat.
3. Bagi Pembimbing/Penyuluh Sekolah
Berdasarkan
hasil pengamatan, guru dan pembimbing saling bekerjasama. Guru
memberikan informasi mengenai siswa berdasarkan hasil evaluasi yang
diperoleh kemudian pembimbing menentukan perlu atau tidak dilakukan
pembimbing atau penyuluhan. Bagi siswa yang dianggap memiliki masalah
dalam belajar akan diberikan bimbingan dan penyuluhan. Bimbingan dan
penyuluhan dilakukan dengan berbicara langsung dengan siswa yang
bersangkutan atau berkonsultasi dengan orang tua siswa.
4. Bagi Orang Tua
Di
SMAN 3 Padang komunikasi orang tua dengan guru berjalan dengan baik.
Khususnya pada pelajaran matematika. Komunikasi guru dan orang tua
secara tidak langsung dihubungkan dengan adanya pemberian pekerjaan
rumah. Guru meminta murid memeriksakan tugas mereka kepada orang tua
sebelum dikumpul. Sehingga mereka dapat mengetahui perkembangan anak
mereka melalui pekerjaan tersebut. Orang tua juga dapat melihat batas
materi pelajaran. Secara keseluruhan hasil belajar siswa dapat dilihat
melalui rapor hasil belajar siswa yang diberikan secara berkala.
B. Jenis-jenis Evaluasi
- Evaluasi Formatif
UH
ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana siswa telah terbentuk
setelah mengikuti sesuatu program tertentu. Pada pembelajaran matematika
di SMAN 3 Padang, guru biasanya memberikan tes berupa Ulangan Harian
(UH) di akhir satuan pelajaran. Pengadaan di kelas XI IPA IV dan XI IPA
V. Tidak ada perbedaan yang signifikan pada pengadaan UH didua kelas
ini. Soal-soal diberikan berupa soal uraian.
Perencanaan
penilaian disiapkan guru melalui RPP dimana pada RPP tersebut telah
tersedia soal-soal untuk PR dan UH. Siswa dianggap berhasil (tuntas)
apabila nilai mereka mencapai nilai ketuntasan untuk setiap satuan
pelajaran yang didapat dengan cara memperhitungkan kompleksitas, daya
dukung dari sekolah serta intak dari siswa. Jika siswa tidak mencapai
nilai ketuntasan yang telah ditentukan, guru akan memberikan remedial.
Soal remedial terdiri dari 2 buah soal untuk setiap UH. Bagi siswa yang
tuntas, guru memberikan pengayaan. Soal-soal remedial dan soal-soal
pengayaan juga direncanakan dalam RPP.
- Evaluasi Diagnostik
Evaluasi
diagnostik bertujuan mendiagnosis kesulitan belajar siswa untuk
mengupayakan perbaikannya. Pada pembelajaran matematika di SMAN 3
Padang, guru memberikan tes
diagnostik dilakukan dengan lisan yaitu guru menanyakan pada siswa
tentang materi sebelumnya. Penilaian terhadap tes diagnostik dilakukan
guru dengan cara membandingkan berapa banyak siswa yang mengacungkan
tangan dengan siswa yang tidak mengacungkan tangan. Guru membandingkan
tiap baris tempat duduk siswa, sehingga guru dapat mengetahui
siswa-siswa yang tidak paham terhadap materi. Dari penilaian tersebut
guru dapaat mencari solusinya.
Pemberian tes diagnostik di kelas XI IPA IV dan XI IPA V tidak terdapat perbedaan yang signifikan.
- Evaluasi Subsumatif/Sumatif
Untuk
menilai sejauh mana siswa telah terbentuk setelah menyelesaikan sesuatu
satuan pelajaran tertentu (Evaluasi Subsumatif) dan setelah
menyelesaikan satuan program tertentu (Evaluasi Sumatif) pada
pembelajaran matematika matematika di SMAN 3 Padang, gru memberikan
Evaluasi Subsumatif berupa Ujian Tengah Semester (UTS) dan Evaluasi
Sumatif berupa Ujian Akhir Semester (UAS). Berdasarkan hasil wawancara
dengan guru evaluasi ini merupakan evaluasi eksternal dimana soal-soal
yang diberikan oleh DIKNAS, sehingga soal-soal serta pelaksanaan ujian
sama dengan sekolah-sekolah negeri lainnya di kota Padang. Soal-soal
yang diberikan berupa soal objektif.
Bagi
siswa yang memiliki nilai di bawah KKM, maka diadakan remedial setelah
Ujian MID Semester. Apabila remedial dilaksanakna dalam jam pelajaran di
kelas, maka bagi siswa yang memiliki nilai memenuhi KKM akan diberikan
pengayaan.
Setelah
diadakan tes sumatif, setiap guru pelajaran mengolah nilai-nilai siswa
sebagai hasil belajarnya selama satu semeser. Nilai-nilai siswa tersebut
ditulis dalam dafatr nilai, yang kemudian diserahkan kepada wali kelas
untuk pengisian nilai rapor. Dari laporan inilah orang tua siswa dapat
mengetahui hasil belajar anaknya selama satu semester.
- Evaluasi Kokurikuler
Jenis
kegiatan kokurikuler yang diberika oleh guru di SMAN 3 Padang berupa
latihan, pekerjaan rumah. Tugas-tugas ini diberikan agar siswa lebih
memahami pelajaran yang baru saja diberikan saat jam tatap muka di
kelas.
Teknik
pemberian dan penilaian latihan yang diterapkan oleh Ibu Dra. Yen Fitri
di kelas XI IPA IV sama dengan XI IPA V. Terdapat perbedaan ketika
siswa mengerjakan latihan. Di kelas XI IPA IV terlihat siswa lebih
cendrung mengerjakan soal
tersebut secara berkelompok, sehingga suasana kelas sedikit ribut.
Ketika mereka merasa kesulitan untuk menjawabnya baru mereka bertanya
kepada guru. Berbeda dengan kelas XI IPA V mereka lebih cendrung
menyelesaikan soal tersebut sendiri-sendiri terlebih dahulu, ketika
mereka menemukan kesulitan baru mereka mendiskusikannya dengan teman
sebangku mereka atau bertanya pada guru. Pada saat guru menyuruh mereka
menjawab soal di papan tulis siswa terlihat antusias untuk menyelesaikan
soal-soal tersebut.
Pemberian
latihan dengan teknik ini tidak menghabiskan banyak waktu. Apalagi
ketika guru memberikan soal latihan dengan cara mendiktekan atau
menuliskan di papan tulis, guru memberikan penekanan terhadap soal-soal,
sehingga materi yang disampaikan tidak mudah lupa dalam ingatan siswa.
Tetapi terdapat kekurangan dalam teknik ini ketika siswa mengerjakan
latihan. Terdapat beberapa siswa yang hanya menyalin jawaban temannya
saja.
Format
pekerjaan rumah yang disusun oleh Ibu Dra. Yen Fitri dapat memberi
gambaran kepada orang tua mengenai perkembangan belajar anak mereka.
C. Jenis-jenis Instrumen Evaluasi
1. Tes
Jenis tes yang sering digunakan oleh guru matematika di SMAN 3 Padang adalah :
ü Tes Tertulis
a. Tes tertulis bentuk uraian
Tess
tertulis bentuk uraian digunakan pada saat ulangan harian, remedial,
pengayaan. Melalui tes tertulis bentuk essay guru secara tidak langsung
dapat melihat pemahaman siswa terhadap materi yang diujikan dari cara
memecahkan atau menyelesaikan tiap soal.
b. Tes tertulis bentuk objektif
Tes
tertulis bentuk objektif digunakan pada saat Ujian Tengah Semester dan
Ujian Akhir Semester, karena materi yang diujikan terdiri dari materi
yang diajarkan setengah semaester (UTS) dan materi selama satu semester
(UAS)
ü Tes Lisan
Tes
lisan dilakukan ketika pemberian tes diagnostik di awal dan diakhir
pelajaran. Pada tes ini diperlukan jawaban singkat dari siswa dan tidak
dibutuhkan penggunaan bahasa yang baku.
ü Tes tindakan
Tes
tindakan diberikan guru dengan cara pemberian perintah atau tugas yang
harus dilaksanakan oleh siswa. Dapat dilakukan ketika proses belajar
mengajar berlangsung (perintah mengerjakan latihan) dan di luar proses
belajar mengajar (perintah mengerjakan PR)
D. Teknik Pelaksanaan Evaluasi
Pelaksanaan evaluasi di SMAN 3 Padang yaitu :
- Tes Tertulis
Tes tertulis bentuk uraian dilakukan dengan cara :
ü Kadang-kadang dilaksanakan setiap akhir satuan pelajaran (Ulangan Harian)
ü Posisi duduk siswa tetap seperti saat belajar
ü Soal diberikan oleh guru di setiap kelas berbeda tetapi kisi-kisi soalnya sama
ü Buku catatan, latihan, buku pegangan disimpan saat ujian berlangsung.
Dapat ditarik kesimpulan pelaksanaan evaluasi pelajaran matematika di kelas XI IPA IV dan XI IPA V sesuai dengan teori.
Tes tertulis bentuk objetif diberikan dengan cara :
ü Dilaksanakan setiap tengah atau akhir semester
ü Posisi duduk sesuai dengan nomor ujian
ü Jumlah soal sama setiap kelas
ü Soal dibuat oleh DIKNAS
ü Siawa dilarang membawa segala yang berhubungan dengan pelajaran matematika kecuali peralatan tulis untu ujian
Dapat ditarik kesimpulan pelaksanaan evaluasi pelajaran matematika di kelas XI IPA IV dan XI IPA V sesuai dengan teori.
- Tes Lisan
ü Tes lisan dilaksanakan di awal dan saat akhir proses belajar mengajar
ü Posisi duduk siswa tetap seperti saaat belajar
ü Setiap soal yang diajukan belum ditetapkan jawaban betulnya
ü Setiap diberi soal siswa langsung menjawab dengan jawaban singkat
ü Tes menyimpang menjadi diskusi
ü Guru memberikan bantuan atau membimbing
ü Tes lisan berlangsung tanpa ada tekanan dari guru
ü Tes diberikan pada siswa secara acak sehingga tidak semua siswa diberikan tes
ü Pertanyaan bervariasi
ü Tes berlangsung secara klasikal
Dapat ditari kesimpulan pelaksanaan evaluasi pelajaran matematika di kelas XI IPA IV dan XI IPA V tidak sesuai dengan teori.
- Tes Tindakan
ü Cara yang ditempuh oleh peserta tes diamati oleh guru
ü Guru memberikan tekanan terhadap soal – soal yang penting sehingga mempengaruhi siswa
ü Guru tidak mempersiapkan lembar penilaian yang berisi nilai yang diperoleh siswa
Dapat ditarik kesimpulan pelaksaan evaluasi pelajaran matematika dikelas XI IPA IV dan XI IPA V tidak sesuai dengan teori.
E. Penilaian Terhadap Aspek-aspek Evaluasi
Untuk
menentukan nilai dari tiap aspek evaluasi guru di SMAN 3 Padang
memiliki pedoman yang ditetapkan sekolah KKM ditentukan oleh sekolah
masing – masing berdasarkan rapat guru mata pelajaran.
Penilaian
dilakukan terhadap tugas (latihan, PR), ulangan harian, tengah dan
akhir semester. Aspek – aspek penilaian terdiri dari :
ü Pemahaman konsep (PK) / A
Pemahaman konsep diperoleh dengan cara :
PK=
Ket :
Q=Rata-Rata Tugas
ü Penalaran Komunikasi (B)
Dilakukan dengan cara menguji siswa berupa tanya jawab saat proses belajar mengajar berlangsung. Dapat diperoleh dengan cara :
ü Pemecahan Masalah (C)
Melihat keterampilan siswa dalam memecahkan suatu masalah yang diberikan
Aspek-aspek inilah yang nantinya dicantumkan dalam buku rapor siswa.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Dari
hasil observasi yang penulis lakukan di SMAN 3 Padang dalam pelaksanaan
evaluasi di kelas XI IPA IV dan XI IPA V terdapat persamaan cara
pelaksanaan dan teknik evaluasi yang diadakan pada masing-masing kelas.
2. Dalam
pelaksanaan observasi terdapat perbedaan antara XI IPA IV dan XI IPA V.
Siswa kelas XI IPA V lebih tenang dibandingkan kelas XI IPA IV>
3. Teknik pelaksanaan evaluasi yamg dilakukan di SMAN 3 Padang secara umum sesuai dengan teori.
B. Saran
1. Sebaiknya
guru juga mengadakan evaluasi non tes seperti pengamatan dan wawancara.
Karena kemampuan ataupun hasil belajar tidak selalu dapat diukur
melalui tes.
2. Untuk masa yang akan datang, pelaksanaan evaluasi lebih ditingkatkan lagi.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Arikunto, Suharsimi. 2001. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Bahri, Jdamarah. 2000.Guru Dan Anak Didik. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Nurkancana, Wayan. 1983. Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional
Siverius, Suke. 1991. Evaluasi Hasil Belajar Dan Umpan Balik. Jakarta: PT. Grasindo
Sudijono, Anas. 1998. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Thoha, Chabib. 1990. Teknik Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Comments
Post a Comment