Makalah AKUNTANSI SUMBER DANA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Bank
adalah salah satu lembaga keuangan yang menjalankan operasi sebagai
intermediasi antara masyarakat yang kelebihan dana dan masyarakat yang
kekurangan dana. Dalam menjalankan
operasinya itu bank melakukan kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana. Penghimpunan
dana yang berasal dari masyarakat digunakan bank untuk disalurkan kepada
masyarakat lain yang kekurangan dana.
Dana masyarakat yang dihimpun disimpan dalam rekening kredit bank karena pada dasarnya dana simpanan dari
masyarakat adalah hutang yang harus dibayar.
Berdasarkan dari sumbernya, dana bank dapat dikelompokkan kedalam
dua kelompok, yaitu dana dari masyarakat seperti giro, tabungan, dan simpanan
berjangka atau deposito berjangka serta dana dari bank lain seperti pinjaman
antar bank dalam bentuk call money, deposito berjanka dan lainnya.
Dana dalam bank adalah hutang bank kepada masyarakat atau pihak
lainnya yang akan dibutuhkan disisi pasiva atau sebelah kanan neraca. Karena
sifatnya sebagai hutang, maka rekening dana ini akan bertambah disebelah kredit
dan berkurang disebelah debet. Rekening dana bank merupakan rekening permanen
atau real yang selalu akan disajikan pada neraca secara kumulatif.
Bank akan dibebankan dengan sejumlah bunga yang akan dicatat
sebagai biaya bunga pada ikhtisar laba-rugi bank. Suku bunga yang dibebankan
akan beragam-ragam sesuai dengan jenis dana yang dimiliki oleh bank yang
bersangkutan.
B.
Rumusan Masalah
1.
Pengertian dan penghitungan Giro dalam akuntansi sumber dana
2.
Pengertian dan penghitungan Tabungan dalam akuntansi sumber dana
3.
Pengertian dan penghitungan Simpanan berjangka dalam akuntansi
sumber dana
4.
Pengertian dan penghitungan Treveller’s Cheques dalam valuta rupiah
dalam akuntansi sumber dana
5.
Pengertian dan penghitungan Dana pembayaran rekening titipan (payment
point)
6. Pengertian dan penghitungan Surat berharga yang diterbitkan dalam akuntansi sumber dana
7.
Pengertian dan penghitungan Pinjaman yang diterima dalam akuntansi
sumber dana
8.
Pengertian dan penghitungan Kewajiban lai-lain dalam akuntansi
sumber dana
9.
Pengertian dan penghitungan Modal pinjaman dalam akuntansi sumber
dana
10.
Pengertian dan penghitungan Modal Bank dalam akuntansi sumber dana
C.
Tujuan Penulisan
Adapun
tujuan penulisan makalah ini, yakni :
1.
Memenuhi salah satu tugas mata kuliah Akuntansi Perbankan
2.
Menambah pengetahuan serta wawasan mengenai sumber-sumber
penerimaan dana bank
3.
Memberikan gambaran tentang sistem akuntansi bank dalam penerimaan dana
BAB II
PEMBAHASAN
AKUNTANSI SUMBER DANA
2.1 GIRO
Giro
adalah simpanan dari pihak ketiga yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat
dengan menggunakan cek, surat perintah
pembayaran lainnya atau dengan cara pemindahbukuan. Bank menetapkan harga dana
giro lebih rendah karena lama pengendapannya tidak dapat dipastikan secara
tepat, dimana pemilik rekening giro dapat menarik uangnya kapan saja mereka
kehendaki.
Penarikan dana
giro oleh si pemilik hanya dapat dilakukan dengan cara perintah tertulis dari
si pemiliknya sebagai dasar resmi otorisasi pendebetan rekening nasabah oleh
bank. Penarikan ini dapat dilakukan sewaktu-waktu nasabah menghendakinya,
dimana bank akan menguji kebenaran nomor rekening, tanda tangan, kecukupan
saldo dan informasi lainnya yang diperlukan.
·
Transaksi
Pembukaan Rekening Giro dan Penyetoran
Setelah memenuhi segala persyaratan
pembukaan rekening giro, seorang calon nasabah diminta untuk segera menyetor
sejumlah uang tertentu sebagai setoran pertama.
Contoh:
Apabila Tuan Hermawan membuka rekening
giro pada bank Omega cabang Jakarta dan menyetor tunai sejumlah Rp 100.000.000
dan membayar tunai semua biaya administrasi seperti penerbitan buku cek
sebessar Rp 50.000, maka Bank Omega Cabang Jakarta akan dibukukan seperti :
D : KAS Rp
100.050.000
K : Giro-REKENING HERMAWAN Rp
100.000.000
K : BARANG CETAKAN-BUKU CEK Rp 50.000
|
·
Penyetoran
Kliring
Apabila Hermawan kemudian menyerahkan
sebuah cek giro Bank ABC untuk disetorkan ke dalam rekening gironya, oleh Bank
Omega akan dibukukan sebagai transaksi kliring. Pengkreditan ke dalam rekening
giro Hermawan akan dilakukan setelah hasil kliring tersebut dinyatakan
berhasil. Untuk menampung pengkraditan sementara biasanya dikreditkan ka dalam
warkat kliring. Warkat kliring ini dianggap sebagai warkat debet keluar.
Pembukuan untuk transaksi penyetoran warkat kliring
ini sebagai berikut :
D : BANK INDONESIA-GIRO Rp
10.000.000
K : WARKAT KLIRING Rp
10.000.000
|
Pada waktu hasil kliring dinyatakan
berhasil atau tidak akan dibukukan dengan cara menihilkan rekening warkat
kliring yang sifatnya sementara, dengan jurnal sebagai berikut :
D : WARKAT KLIRING Rp
10.000.000
K : GIRO-REKENING HERMAWAN Rp
10.000.000
|
·
Penyetoran
Melalui Transfer
Apabila hermawan menerima transfer dari
seorang rekannya nasabah Bank Surya sebesar Rp 5.000.000, oleh Bank Omega akan
dibukukan sebagai berikut :
D : BANK LAIN-LAIN Rp
5.000.000
K : GIRO-REKENING HERMAWAN Rp
5.000.000
|
Transfer yang diterima oleh Hermawan
dapat saja dari seorang nasabah Bank Omega lainnya.
1. Penarikan
Penarikan rekening giro dapat
dilakukan setiap saat setelah memenuhi persyaratan tertentu. Jenis penarikan
kredit antara lain dapat berupa : penarikan tunai, penarikan dengan memberikan
amanat kepada bank, penarikan kliring dan lainnya. Bila Hermawan menarik
selembar cek senilai Rp 15.000.000 untuk diayarkan oleh bank secara tunai, maka
Bank Omega akan dibukukan sebagai berikut :
D : GIRO-REKENING HERMAWAN Rp
15.000.000
K : KAS RUPIAH Rp
15.000.000
|
Dengan adanya penarikan tunai ini, maka rekening
giro Hermawan akan berkurang dan dengan demikian perhitunngan jasa giro yang
diperhitungkan untuk keuntunngan Hermawan juga berkurang.
·
Penarikan
secara Kliring
Penarikan secara kliring dilakukan
oleh nasabah dengan cara menerbitkan cek untuk disetorkan kepada seseorang yang
merupakan nasabah bank lain. Bila Hermawan menerbitkan cek sebesar Rp 4.000.000
dan memerintahkan Bank Omega agar diserahkan untuk keuntungan seorang nasabah
di Bank Lippo.
D : GIRO-REKENING HERMAWAN Rp
4.000.000
K : BANK INDONESIA-GIRO Rp
4.000.000
Rp
15.000.000
|
Bagi Bank Omega, warkat yang diserahkan oleh
Hermawan tersebut dianggap sebagai warkat kredit keluar.
·
Penarikan
dengan Amanat
Seringkali seorang nasabah
memberikan amanat kepada banknya untuk memindahkan sejumlah dana atas rekening
gironya. Pemberian amanat ini harus tertulis dan disahkan oleh pejabat bankk
yang bersangkutan.
Contoh yang paling lazim adalah
transfer keluar. Bila Hermawan kemudian memerintahkan Bank Omega cabang Jakarta
untuk mendebet rekening gironya sebesar Rp 2.000.000 untuk dipindah bukukan
kedalam rekening seseorang di Bank Omega cabang Surabaya, maka Bank Omega
cabang Jakarta akan dibukukan sebagai berikut :
D : GIRO- HERMAWAN Rp
2.000.000
K : REKENING ANTAR KANTOR
Cabang Surabaya Rp
2.000.000
|
Dalam hubungan transfer antar
cabang akan tercipta hubungan antar kantor yang akan ditampung dalam Rekening
Antar Kantor (RAK). Rekening ini bersifat reciprocal, yaitu bila satu pihak
mendebit, maka pihak lainnya akan mengkredit. Dengan demikian, RAK ini akan
nihil dalam laporan keuangan konsolidasi.
2. Penambahan atau pengurangan Lainnya
·
Perhitungan
Bunga Giro
Seorang nasabah giro, apabila masih
memiliki saldo kredit selama periode perhitungan bunga atau jasa giro, akan
diberikan sejumlah bunga giro. Perhitungan bunga giro dilakukan atas saldo
rata-rata terendah dari mutasi setiap bulan. Pembukuan langsung dibukukan atas
keuntungan nasabah yang bersangkutan.
Contoh perhitungan bunga giro untuk Tn. Hermawan,
nasabah Bank Omega cabang Jakarta, dapat diilustrasikan sebagai berikut :
BANK
OMEGA
Cabang
Jakarta
Rekening
Koran
Per
30 November 19xx
|
||||
Nomor
Rekening: 01820008912
Nama : Hermawan Suku Bunga : 12 %pa
Alamat : Jl. Duta II/1 Jakarta Selatan
|
||||
Tgl
|
Mutasi
|
Debet
|
Kredit
|
Saldo
|
1/11
6/11
8/11
11/11
15/11
20/11
30/11
|
Setor
Tunai
Setor
Kliring
Tarik
Tunai
Setor
Transfer
Tarik
Kliring
Tarik
Transfer
Bunnga
Giro
|
15.000.000
4.000.000
2.000.000
|
100.000.000
10.000.000
5.000.000
973.666
|
100.000.000
110.000.000
95.000.000
100.000.000
96.000.000
94.000.000
94.973.666
|
Keterangan
:
Pimpinan
Cabang
SE
& O ...........
|
v Perhitunngan bunga giro bila diterapkan
saldo terendah bulan November 19xx
Bunga Tahunan 12 %
Bunga Bulanan 1,00 %
Perhitungan bunga =
1,00 % x Rp 94.000.000 = Rp 940.000
v Bila perhitungan bunga giro berdasarkan
lamanya pengendapan dana :
Tanggal
|
Saldo
|
Lamanya
|
Bunga
|
1-6
|
100.000.000
|
5
Hari
|
166.667
|
6-8
|
110.000.000
|
2
Hari
|
73.333
|
8-11
|
95.000.000
|
3
Hari
|
95.000
|
11-15
|
100.000.000
|
4
Hari
|
133.333
|
15-20
|
96.000.000
|
6
Hari
|
192.000
|
20-30
|
94.000.000
|
10
Hari
|
313.333
|
Jumlah
Bunga
|
973.666
|
v Bila perhitungan bunga dilakukan
berdasarkan saldo rata-rata setiap bulannya, maka diperoleh perhitungan sebagai
berikut :
Saldo
rata-rata perbulan Rp
99.160.000
Bunga
sebulan Rp 991.600
Metode
mana yang akan diterpkan oleh Bank Omega dapat diputuskan sendiri berdasarkan
pengalaman bank, hal yang akan mempenngaruhi bunga ini adalah fluktuasi dr
saldo rekening giro. Dalam hal ini harus diketahui perilaku pergerakan saldo
giro, baik menurun maupun meningkat setiap bulannya sebagai dasar pemilihan
metode perhitungan bunga.
·
Pembukuan
Jasa Giro
Karena Bank Omega memilih
perhitungan bunga atas dasar lamanya dana mengendap, bunga giro Rp 973.666
tersebut akan dibukukan sebagai berikut :
D : BUNGA GIRO Rp
973.666,7
K : GIRO-REKENING HERMAWAN Rp
973.666,7
|
2.2 TABUNGAN
Tabungan merupakan simpanan masyarakat yang
penarikannya dapat dilakukan oleh si penabung sewaktu-waktu dikehendaki.
Tabungan yang dimiliki oleh bank-bank dewasa kini berbeda dengan Tabungan
Pembangunan Nasional (Tabanas) beberapa tahun yang lampau. Produk tabungan yang
sekarang dijual oleh bank-bank memiliki suku bunga yang relatif cukup tinggi
sebagai cerminan dari adanya persaingan ketat dalam mengumpulkan dana
masyarakat.
Tabungan merupakan hutang bank kepada masyarakat, dalam hal ini pemilik
tabungan dan dikelompokkan kedalam hutang jangka pendek dalam neraca. Tidak
adanya batasan jangka waktu tabungan dan penarikan yang dapat dilakukan
sewaktu-waktu menyebabkan tabungan harus digolongkan ke dalam hutang jangka
pendek.
Setiap bank memiliki jenis tabungan yang berbeda-beda. Perhitungan suku
bunga, pemberian hadiah, tata cara penyetoran dan penarikannya juga berbeda
bagi setiap bank. Produk tabungan ini dapat dijadikan alat promosi bagi yang
menawarkannya. Promosi dapat disalurkan dalam bentuk suku bunga, hadiah yang
menarik, kemudahan fasilitas dan lain sebagainya
Akuntansi
Untuk Tabungan
Transaksi tabungan meliputi :
1.
Pembukaan
dan Penyetoran
Pembukaan rekening tabungan
lazimnya jauh lebih sederhana dari proses pembukaan rekening giro. Nasabah
hanya diminta untuk mengisi formulir pembukaan tabungan yang memuat data
pribadi calon nasabah, kemudian nasabah diberikan sebuah passbook, untuk
mencatat segala transaksi yang menyangkut rekeningnya. Lazimnya penyetoran
pertama dilakukan cabang dimana si nasabah membuka rekening.
Sebagai contoh :
Pada
tanggal 04 Agustus 1992, Tn. E hendak membuka tabungan di Bank Omega – Jakarta.
Setoran pertamanya sebesar Rp. 1.500.000;- tunai. Bunga ditetapkan secara floating
yang mana disesuaikan pada suku bunga yang berlaku dan dihitung atas dasar
lamanya tabungan mengendap. Pada waktu penyetoran pertama suku bunga sebesar 20
% setahun. Atas dasar suku bunga ini akan diperhitungkan bunga tabungan untuk
Tn. E, hingga suku bunga Bank Omega berubah. Pada saat penyetoran tersebut,
oleh Bank Omega cabang Jakarta akan dibukukan dengan ayat jurnal sebagi berikut
:
D : Kas ……………………………………………………... Rp. 1.500.000
K : tabungan
– Rekening Tn. E …………………………… Rp.
1.500.000
|
Apabila pada
tanggal 20 Agustus 1992, Tn. E kembali menyetor dengan menyerahkan selembar cek
Rp. 4.600.000 dari Tn. F, nasabah Bank Omega – Jakarta, untuk keuntungan
rekening tabungannya. Pada hari yang sama ia juga mendapat transfer masuk dari
seorang rekannya di Surabaya melalui bank Omega – Surabaya sebesar Rp.
7.230.000;- untuk keuntungan rekening tabungannya. Oleh Bank Omega – Jakarta
akan dicatat sebagai berikut :
D : Giro
– Rekening Tn. F……………………………… Rp. 4.600.000
D : RAK
Cabang Surabaya……………………………… Rp. 7.230.000
K : Tabungan
– Rekening Tn. E………………………… Rp.
11.830.000
|
2.
Penyetoran antar Cabang
Seorang nasabah dapat saja
melakukan penyetoran untuk keuntungan rekeningnya di cabang lain. Dalam
transaksi seperti ini, akan tercipta adanya hubungan antar cabang antara cabang
penerima setoran dan cabang penerbit rekening tabungan.
Untuk transaksi antar cabang ini, issue yang timbul adalah masalah keamanan
transaksi yang erat kaitannya dengan sistem proses pembukuan atau akuntansi
pada bank yang bersangkutan. Bagi bank yang pengoperasiannya dilakukan dengan
media komputer dan dapat berhubungan langsung antara cabang on-line
processing), issue keamanan transaksi tidak begitu besar dibanding dengan
bank yang pengoperasiannya secara masih manual atau belum beroperasi secara
on-line.
Bank memproses transaksi secara on-line dengan cabang-cabang lainnya, akan
tercipta hubungan antara kantor yang diproses dengan sebuah komputer pusat
(host komputer). Hubungan ini nantinya akan terlihat dalam neraca harian setiap
cabang. Pemberian kode transaksi seperti ini akan dilakukan dengan komputer dan
penomorannya harus unik.
Bank memproses transaksi secara off-line dengan cabang-cabang lainnya,
perlu menciptakan sistem pengkodean transaksi. Karena transaksi penyetoran
antar cabang tidak dapat langsung mengkredit rekening nasabah tabungan di
cabang penerbit, bank harus menciptakan sistem internal control yang unik dan
efektif.
Lazimnya, internal control tersebut dengan cara langsung mencetak
transaksi penyetoran dengan penomoran kode khusus pada passbook nasabah.
Atas dasar kode transaksi ini akan diuji kebenarannya oleh cabang lain dimana
si nasabah hendak melakukan transaksi lainnya, khususnya penarikan. Dengan
demikian, apabila ada transaksi penyetoran dan penarikan antar cabang yang
dilakukan dengan hari yang sama, maka alat kontrol yang dijadikan dasar
pengesahan adalah pencatatan data transaksi dalam passbook. Proses transaksi hubungan antar cabang secara on-line dapat
dilukiskan sebagai berikut :
Pemprosesan secara On-line & Off-line
On-line
SetoranNasabah
|
Proses Transaksi
|
Host
|
Proses Transaksi
|
MengkreditCabangPenerbitdanPassbook
|
MendebetCabangPenerimaSetorandanRek.Nas.
|
Up-to-the second
|
CabangPenerimaSetoran
|
CabangPenerbit Tabungan
|
CPU
|
CPU
|
CPU
|
Off-line
Trans. Setoran
|
Proses
|
Cabang Penerima Setoran
|
Cabang Penerbit Tabungan
|
Proses
|
Kredit Nota KeCabang Penerbit
|
Meng-kredit Passbook Nasabah
|
Meng-kredit Passbook Nasabah
|
Kredit Nota KeCabang Penerbit
|
D : RekeningAntar
Kantor -
Cabang Surabaya…………………………………. Rp. 1.000.000
K : Tabungan
– Rekening Tn. E…………………………….Rp. 1.000.000
|
3.
Penarikan
Penarikan tabungan pun dapat dilakukan
pada dan bukan pada cabang penerbit. Bila dilakukan pada cabang penerbit, bank
langsung akan mendebet rekening nasabah yang bersangkutan beserta dengan
passbooknya.
Bila penarikan tabungan dilakukan pada cabang bukan penerbit, pengkodean
transaksi yang unik diperlukan. Bila pemrosesan transaksi antar cabang
dilakukan secara on-line, rekening nasabah yang bersangkutan dapat
langsung didebet melalui media komputer yang beroperasi secara on-line.
Pada bank yang pemrosesannya dilakukan secara off-line, akan memerlukan
pengamanan transaksi yang efektif. Lazimnya dilakukan dengan penomoran
transaksi yang unik. Cabang pembayar akan segera mengirimkan nota pembukuan
kepada cabang penerbit tabungan dimana dipelihara rekening nasabah yang
bersangkutan.
Sebagai contoh :
Pada
tanggal 28 Agustus 19xx, Tn. E menarik rekening tabungan di Bank Omega cabang
Bandung sebesar Rp. 1.500.000;- tunai, oleh cabang Bandung akan dibukukan
sebagai berikut
Cabang penerbit, yaitu cabang
Jakarta, akan mengkredit cabang Bandung dan mendebet rekening
D : RekeningAntar
Kantor – Jakarta ……………………… Rp. 1.500.000
K : Kas……………………….……………………………….. Rp. 1.500.000
|
D : Tabungan
Rekening Tn. E ……………….…………… Rp. 1.500.000
K : RekeningAntar
Kantor – Bandung ………………….. Rp. 1.500.000
|
Hubungan antar cabang Bandung
dan cabang Jakarta bersifat reciprocal, yaitu kedua cabang akan
tercipta hubungan hutang dan piutang dalam jumlah yang sama. Dengan demikian,
rekening antar kantor ini dikenal dengan nama reciprocal account
4.
Perhitungan
Bunga
Dasar perhitungan suku bunga dapat dihitung baik secara floating maupun
dari saldo tetap dan dilakukan setiap akhir bulan. Perhitungan dengan saldo tetap biasanya diambil saldo rata-rata minimum
dalam sebulan. Cara ini dapat merugikan atau menguntungkan nasabah maupun bank.
Bila saldo nasabah cenderung meningkat selama sebulan, perhitungan bunga dengan
saldo rata-rata dapat merugikan nasabah dan menguntungkan pihak bank.
Sebaliknya, apabila saldo tabungan nasabah cenderung turun selama sebulan,
perhitungan bunga dengan saldo rata-rata dapat menguntungkan nasabah dan
merugikan bank. Hal ini bergantung dari perubahan saldo.
Cara lain dalam perhitungan bunga secara floating dilakukan atas dasar
lamanya dana mengendap dalam bank. Lamanya saldo mengendap akan diperhitungkan
dengan suku bunga yang berubah-ubah selama satu periode tertentu, lazimnya satu
bulan. Dalam perhitungan ini, bank harus menghitung dengan cermat besarnya
beban tugas atas dasar lamanya hari dan besarnya saldo mengendap. Karena
perhitungan yang cukup rumit, lazimnya dipergunakan komputer.
1 Agustus 19xx ………………………………20% pertahun
10 Agustus 19xx ………………………………21,25% pertahun
15 Agustus 19xx ………………………………19,75% pertahun
20 Agustus 19xx ………………………………20,5% pertahun
25 Agustus 19xx ………………………………20% pertahun
|
Dengan
memperhatikan rata-rata banyaknya hari dan besarnya saldo yang mengendap dalam
rekening tabungan Tn. E pada Bank Omega selama Bulan Agustus 19xx, akan
diperhitungkan besarnya bunga dari hari ke hari atas dasar suku bunga yang
berlaku selama bulan Agustus 19xx.
Bunga
bulan Agustus ini akan dibebankan menjadi beban atau biaya selama bulan Agustus
dan harus diantisipasikan pada akhir bulan Agustus, dengan cara mengkredit
rekening nasabah yang bersangkutan. Proses ini dikenal dengan antisipasi biaya
bunga.
Dengan
menerapkan metode perhitungan bunga secara floating ini, besarnya bunga yang
dibayarkan oleh Bank Omega akan mendekati atau sama dengan yang sebenarnya dan
tidak bias, seperti bila dipakai saldo rata-rata terendah dalam satu bulan.
Sebagai
contoh, mutasi rekening Tn. E selama bulan Agustus 19xx dapat dijabarkan
sebagai berikut :
Nomor Rekening : 023180238
Nama Penabung : E
Periode : Agustus 19xx
|
|||||
Tgl.
|
Keterangan
|
Rf
|
Debit
|
Kredit
|
Saldo
|
4
|
Setor Tunai
|
21
|
1.500.000
|
1.500.000
|
|
20
|
Setor Warkat
|
16
|
11.830.000
|
13.330.000
|
|
24
|
Setor SBY
|
13
|
1.000.000
|
14.330.000
|
|
28
|
Tarik BGD
|
02
|
12.380.000
|
||
31
|
Bunga
|
09
|
1.500.000
|
97.331
|
12.927.331
|
Besarnya
bunga yang diberikan kepada Tn. E sebesar Rp. 97.331 tersebut dihitung dengan
menghitung lamanya hari dan besarnya saldo yang mengendap dan dihitung dengan
suku bunga yang berlaku selama bulan Agustus 19xx.
Perhitungannya adalah sebagai
berikut :
6/360 * 20% * RPH.
1.500.000 = Rp. 4.999,99
5/360 * 21,25% * RPH.
1.500.000 = Rp. 4.427,08
5/360 * 19,75% * RPH.
1.500.000 = Rp. 4.114,58
4/360 * 20,50% * RPH.
13.330.000 = Rp. 30.362,77
1/360 * 20,5% * RPH.
14.330.000 = Rp. 8.160,13
3/360 * 20% * RPH.
14.330.000 = Rp. 23.883,33
3/360 * 20% * RPH.
12.830.000 = Rp. 21.383,33
Besarnya bunga yang dibayar = Rp. 97.331,21
Dibulatkan menjadi = RPH. 97.331,00
Ayat jurnal untuk membukukan
beban bunga ini adalah sebagai berikut :
D : BiayaBunga
– Tabungan ……………….…………Rp. 97.331
K : Tabungan
– Rekening Tn. E ………………...…….Rp. 97.331
|
Dengan demikian,
tabungan Tn. E, akan bertambah secara otomatis pada akhir bulan Agustus 19xx
sejumlah beban bunga.Perhitungan ini dilakukan dengan sendirinya oleh komputer
sewaktu memproses harian dan proses akhir bulan.
5.
Penutupan
Rekening
Penutupan rekening seorang nasabah tabungan harus dilakukan pada cabang
penerbitnya, karena seluruh proses penutupan harus diketahui dan disetujui oleh
bank penerbit tabungan yang bersangkutan.
Sebagai contoh
:
D : Tabungan
Rekening Tn. E ……………….……………….. Rp. 12.927.331
K : Kas
…………………………………………… …………… Rp. 12.927.331
|
Dengan dibukukannya ayat jurnal
diatas, saldo rekening tabungan Tn. E, tidak akan tampak lagi dalam perincian
rekening tabungn di neraca.
2.3 SIMPANAN BERJANGKA
Salah satu dana
bank yang harga atau biayanya cukup tinggi dibandingkan dana giro adalah
simpanan berjangka, atau lebih dikenal dengan deposito berjangka. Simpanan
berjangka merupakan simpanan masyarakat yang penariknya dapat dilakukan setelah
jangka waktu yang telah disetujui berkhir.
Dana simpanan
berjangka pada bank-bank memeperlihatkan arah yang meningkat semenjak
dikeluarkannya Peket Kebijakan 1 Juni 1983 yang memberikan kebebasan kepada
bank-bank untuk menetapkan suku bunga. Bahkan semenjak itu dirasakan semakin
melimpah dana yang berhasil diserap oleh bank-bank sehingga tidak heran apabila
ada bank yang memiliki aktiva likuid berlebihan (over liquid).
Dengan
dikeluarkannya Paket Oktober 1988, yang memberikan peluang kepada pihak swasta
dan lainnya untuk memasuki bisnis perbankan, semakin terjadi persaingan yang
ketat dalam menyerap dana masyarakat. Kebanyakan dana yang berhasil diserap
oleh sektor perbankan mengakibatkan semakin melimpahnya dana sebagai akibat
dari harga yang cukup tinggi yang bank bersedia untuk membeli.
Sebelum
dikeluarkannya Paket Kebijakan 1 Juni 1983, deposito yang mengendap di
bank-bank adalah deposito atas dasar instruksi Presiden nomor 28 tahun 1968.
Deposito Inpres ini memiliki suku bunga tidak sebesar suku bunga yang ada
sekarang.
2.4 TRAVELLER CHEQUES DALAM VALUTA RUPIAH
Travellers
Cheques atau Cek perjalanan adalah sumber dana yang paling murah atau tidak
berbunga dan memiliki unsur promosi yang tinggi. Travelle’rs cheques lazimnya
diterbitkan dalam valuta asing yang dapat dipergunakan diseluruh dunia dalam
lalu lintas pembayaran, namun di Indonesia juga diterbitkan traveller’s cheques
dalam valuta rupiah.
Traveller’s
cheques merupakan warkat berharga atas nama yang diterbitkan oleh suatu bank
yang pencairannya dapat dilakukan kapan saja, dimana saja, dan hanya oleh orang
yang memiliki dan namanya tercantum diatas TC tersebut.
Akuntansi Untuk TC
Akuntansi untuk
mencatat transaksi yang timbul dari traveller’s cheques meliputi : penjualan
dan pencairan TC, yang mana keduanya dapat dilakukan baik di bank cabang
penerbit, agen penjual, maupun di kantor cabang penerbit.
Unsur
pengamanan TC adalah nomer seri yang tercetak pada setiap lembar TC (preprinted
numbers)
Penerbitan TC
Dalam
penerbitan, setiap TC yang telah diterbitkan akan dipelihara oleh bank yang
menerbitkannya. Rekening ini akan tetap outstanding dalam neraca selama TC
belum dicairkan. TC yang telah diterbitkan tidak memiliki jatuh waktu atau
kadarluarsa.
Sebagai contoh
Ny. Sita nasabah Bank Omega - Jakarta hendak membeli TC atas beban rekening
gironya jumlah TC yang di beli terdiri dari pecahan sebagai berikut : 80 lembar
@ Rp. 10.000; 5 lembar @Rp. 1.000.000. Pada saat penjualan TC oleh Bank Omega –
Jakarta akan dicatat dengan ayat jurnal sebagai berikut.
Giro
- Rekening Ny .Sita Rp.
5.800.000
TC - Rupiah Rp.
5.800.000
2.5 DANA
PEMBAYARAN REKENING TITIPAN ( PAYMENT POINT )
Rekening Titipan (payment point) adalah salah satu jasa perbankan untuk melayani masyarakat yang akan
melakukan pembayaran-pembayaran yang relatif rutin dan nilainya relatif kecil.
Contoh : pembayaran rekening listrik, telepon dan air. Payment Point disebut
juga rekening titipan dan diartikan sebagai rekening bersyarat. Sifatnya tidak
mengikat bank untuk melakukan kewajiban kepada individu atau lembaga tertentu
yang memberi amanat. Manfaat bagi bank yang menyediakan fasilitas rekening titipan antara lain
adalah sebagai sumber dana dan sekaligus sebagai alat promosi bagi bank yang
bersangkutan.
a.
Akuntansi Untuk Pembayaran Rekening Titipan
Akuntansi
untuk rekening titipan meliputi :
·
Saat penerimaan warkat rekening nasabah
·
Saat penerimaan setoran pembayaran rekening
·
Pemindahbukuan ke rekening perusahaan penitip rekening
b. Akuntansi Saat
Menerima Warkat Rekening Titipan
Penerimaan
warkat-warkat dari pemilik rekening lazimnya dilakukan sekaligus dalam periode
tertentu, bulanan atau enam bulanan, dan lainnya. Pada saat menerima warkat
pembayaran titipan ini, belum ada kewajiban atau hak yang timbul. Kewajiban
baru akan timbul setelah adanya penerimaan pembayaran dari nasabah. Dengan
demikian, karena kewajiban yang akan timbul akan bergantung dari ada tidaknya
pembayaran dari nasabah, penerimaan warkat-warkat ini harus dicatat oleh bank
dalam suatu rekening kontijensi, yang dikenal dengan rekening administratif.
Selama
rekening administratif masih outstanding, maka masih ada warkat
pembayaran titipan yang belum diterima pembayarannya oleh bank. Dengan
perkataan lain, melalui pencatatan dalam rekening administratif ini merupakan
sarana kontrol bagi besarnya pembayaran yang telah diterima oleh bank yang
berasal dari pelunasan warkat tersebut.
Hubungan tersebut dapat dijabarkan dalam gambar berikut ini :
Besarnya Nilai Warkat Yang Diterima
|
Sisa Nilai Warkat Yang Dimiliki
|
Dicatat dalam Rek. Administratif
|
Pembayaran Yang Diterima
|
Rek. Efektif
|
Kontrol terhadap penerimaan pembayaran rekening titipan ini dapat dolakukan
setiap hari, mingguan, ataupun bulanan. Yang jelas untuk meningkatkan internal
control dalam bank, sebaiknya dilakukan secara harian.
Sebagai
contoh apabila Bank Omega – Jakarta menerima sebundel rekening tagihan listrik
PLN bernilai Rp 32.000.000,00 untuk tagihan pelanggan periode Agustus 201X,
pada saat penerimaan bunde rekening titipan ini, Bank Omega akan membukukan :
K : Rekening Administrasi Rupiah
Warkat Rekening PLN yang Diterima.... Rp 32.000.000,00
|
c. Pembayaran Rekening
Titipan
Penerimaan
dari pembayaran titipan harus diadministrasikan dengan kontrol yang ketat.
Tujuannya adalah untuk mengetahui dengan pasti berapa jumlah uang atau
pembayaran yang telah diterima oleh bank.
Misalnya
pada akhir hari, jumlah pembayaran pelanggan PLN yang diterima mencapai jumlah
sebesar Rp 5.750.000,00 semuanya diterima tunai oleh Bank Omega-Jakarta. Oleh
Bank Omega-Jakarta akan dibukukan seluruh penerimaan uang dari pembayaran
rekening tersebut dengan ayat jurnal sebagai berikut :
D : Kas Rp
5.750.000,00
K : Giro – Rekening PLN Rp 5.750.000,00
|
Untuk
mencatat posisi warkat yang masih outstanding atau belum dibayar oleh
para pelanggan, harus dibukukan dengan jumlah nilai yang sama dengan diatas dan
langsung mengurangi rekening administratif yang masih outstanding.
D : Rekening Administrasi Rupiah
Warkat Rekening PLN yang Diterima...... Rp 5.750.000,00
|
Dengan dibukukannya ayat jurnal di atas, maka sisa warkat yang belum
dibayar oleh pelanggan listrik menjadi Rp 26.250.000,00 (selisih antara Rp
32.000.000,00 warkat yang telah diterima dari PLN dengan jumlah pembayaran
pelanggan Rp 5.750.000,00).
2.6 SURAT BERHARGA YANG DITERBITKAN
Surat Berharga adalah
surat pengakuan utang, wesel, saham, obligasi, sekuritas kredit, atau setiap
derivatifnya, atau kepentingan lain, atau suatu kewajiban dari penerbit, dalam
bentuk yang lazim diperdagangkan dalam pasar modal dan pasar uang (Dunil Z : 2004).
Salah satu sumber
dana yang dimiliki oleh bank adalah dengan menjual surat pengakuan hutang atau
surat berharga yang telah diterbitkan dan ditanda tangani oleh nasabahnya yang
belum mampu melunasi hutangnya. Surat pengakuan hutang dari nsabah ini dianggap
sebagai aktiva oleh bank yang menerimanya dan dengan demikian dapat
diperjualbelikan.
** Prosedur Penerbitan Surat Berharga
Bank
Penerbit Surat Berharga
|
Bank
Pembeli Surat Berharga
|
Nasabah
Penerbit Surat Berharga
|
Berikut ini contoh
jenis-jenis surat berharga yang diperjualbelikan di pasar uang
1.
Treasury Bills
(T-Bills)
T-Bills merupakan instrument utang yang
diterbitkan oleh pemerintah atau Bank Sentral atas unjuk dengan jumlah tertentu
yang akan dibayarkan kepada pemegang pada tanggal yang telah ditetapkan.
2.
Commercial
Paper
Commercial Paper (CP) pada dasarnya merupakan
promes yang tidak disertai dengan jaminan (unsequred promissory notes),
diterbitkan oleh perusahaan untuk memperoleh dana jangka pendek dan dijual
kepada investor dalam pasar uang. Penerbit berjanji akan membayar
sejumlah tertentu uang pada saat jatuh tempo. Penerbit CP adalah perusahaan
yang mempunyai kredibilitas tinggi.
3.
Sertifikat
Deposito atau negotiable certificate of deposit
(CD)
Deposito berjangka yang bukti simpanannya dapat
diperdagangkan. Jadi mempunyai ciri pokok dapat dipindahtangankan atau
diperjualbelikan sebelum jangka waktu jatuh temponya.
4.
Banker’s
Acceptance (BA)
BA adalah time draft (wesel berjangka) yang
ditarik oleh seorang eksportir atau importir atas suatu bank untuk membayar
sejumlah barang atau untuk membeli valuta asing. Apabila bank menyetujui
wesel tersebut, bank akan menstempel dengan kata ”accepted” di atas wesel
tersebut dan memprosesnya. Dengan demikian bank yang menerima dan memproses
tersebut memiliki suatu janji atau jaminan tak bersyarat untuk membayar sebesar
nilai nominal aksep tersebut pada saat jatuh tempo.
5.
Bill of
Exchange
Bill of Exchange atau wesel adalah suatu
perintah tertulis tak bersyarat yang ditujukan oleh seseorang kepada pihak
lainnya untuk membayar sejumlah uang pada saat diperlihatkan atau pada tanggal
tertentu kepada penarik atau order atau pembawa.
6.
Repurchase
Agreement (Repo)
Repo adalah transaksi jual beli surat-surat
berharga disertai dengan perjanjian bahwa penjual akan membeli kembali
surat-surat berharga yang dijual tersebut pada tanggal dan dengan harga yang
telah ditetapkan lebih dahulu.
7.
Sertifikat Bank
Indonesia (SBI)
SBI
adalah surat berharga dalam mata uang rupiah yang diterbitkan oleh Bank
Indonesia sebagai pengakuan utang berjangka waktu pendek.
8.
Surat Berharga
Pasar Uang (SBPU)
SBPU adalah
surat-surat berharga berjangka pendek yang dapat diperjualbelikan secara
diskonto dengan Bank Indonesia atau lembaga diskonto yang ditunjuk oleh Bank
Indonesia. SBPU sama halnya dengan SBI merupakan instrumen operasi pasar
terbuka dalam rangka ekspansi moneter oleh BI dengan menetapkan tingkat
diskonto SBPU.
9.
Call Money
(Interbank Call Money Market)
Call Money adalah
penempatan atau peminjaman dana jangka pendek (dalam hitungan hari) antar bank.
Perhitungan akuntansinya adalah sebagai berikut:
Seorang nasabah bank omega membuat surat pengakuan
hunting atas pinjaman yang telah diterima sebesar Rp 80.000.000,00 beserta
bunga Rp 20.000.000,00 atau keseluruhan sebesar Rp 100.000.000,00 dengan suku
bunga 14% setahun jangka waktu 6 bulan, kemudian pada hari yang sama dijual
oleh Bank Omega kepada Bank Indonesia dan dibebankan diskonto 13,5% setahun. Hasil penjualan
dibukukan untuk rekening giro Bank Omega pada Bank Indonesia.
Jawab
(pencatatan oleh Bank Omega) :
a.
Pada
waktu menerima surat berharga pengakuan hutang dari nasabah :
D : Surat Berharga Rp
100.000.000
K : Debitur Rp
80.000.000
K
: Pendapatan bunga debitur yg diterima dimuka Rp
20.000.000
b. Pada waktu
surat berharga didiskontokan :
Diskonto : 13,5% X 6/12 X Rp 100.000.000 = Rp
6.750.000
D : BI – Giro Rp
93.250.000
D : Diskonto SBPU yg belum
diamortisasi Rp 6.750.000
K : Surat Berharga – SBPU Rp
100.000.000
c. Jurnal diskonto
dalam sebulan :
D : Diskonto SBPU yg belum
diamortisasi Rp
1.125.000,00
K
: Biaya Diskonto Rp
1.125.000,00
d. Pada waktu
jatuh tempo (pencatatan pada Bank Omega) :
D : Surat Berharga – SBPU Rp
100.000.000,00
D : Kas/Giro nasabah Rp
100.000.000,00
K : Surat Berharga Rp
100.000.000,00
K :
BI – Giro Rp
100.000
2.7 PINJAMAN YANG DITERIMA
Selain dana masyarakat yang lazimnya diserap oleh bank, seringkali
suatu bank menerima pinjaman dari pihak ketiga yang bukan nasabah perorangan,
seperti lembaga keuangan di dalam atau luar negeri, pemerintah atau lembaga
lainnya. Pinjaman ini akan menambah
komponen dana suatu bank disisi passiva.
Dari segi penggolongan hutang, lazimnya dana dalam bentuk pinjaman yang
diterima ini akan dibukukan sebagai hutang jangka panjang. Dana ini memiliki bunga dan harus
diadministrasikan setiap kali jatuh tempo.
Jadi pinjaman yang diterima adalah fasilitas pinjaman yanq diterima dari
bank atau pihak lain termasuk dari Bank Indonesia baik dalam rupiah maupun
dalam mata uang asing, dan harus dibayar bila telah jatuh waktu. Dalam
pengertian pinjaman yang diterima tidak termasuk pinjaman subordinasi.
Jenis pinjaman
yang diterima oleh suatu bank terdiri dari beberapa ragam pinjaman antara
lain:
1.
Pinjaman jangka panjang dari bank lain. Pinjaman dari bank lain yang sifatnya jangka
panjang lazimnya berupa penerbitan surat
berharga dari bank yang menerima pinjaman, baik dalam bentuk Sertifikat
Deposito, Commercial Paper, atau bentuk lainnya.
2.
Pinjaman dari luar negeri yang disalurkan kepada pemerintah untuk
kemudian diteruskan kepada bank pelaksana. Pinjaman yang diterima dari suatu lembaga di
luar negeri yang disalurkan melalui pemerintah sebelum diterima oleh bank
pelaksana lazimnya dikenal dengan nama Two Step Loan. Disebut Two Step Loan karena pinjaman
yang diberikan oleh kreditur luar negeri ini akan diterima oleh pemerintah
sebagai penjamin pinjaman tersebut untuk kemudian disalurkan kepada bank-bank
pelaksana untuk dipergunakan menyalurkan kredit perbankan.
3.
Obligasi
4.
Pinjaman dalam rangka pembiayaan bersama satu atau beberapa proyek.
Adapun untuk perhitungan akuntansinya adalah:
A.
Pinjaman dari Bank Lain
Pinjaman dari
bank lain dapat diwujudkan dalam bentuk Sertifikat Deposito, Commercial
Paper dan surat berharga lainnya.
Contoh:
Bank Omega Kantor Pusat memutuskan untuk meminjam dana dari Bank ABC
sebesar Rp 30 M dan untuk itu Bank Omega menerbitkan Sertifikat Deposito dengan
jangka waktu 3 tahun. Suku bunga sebesar
15% setahun. Dana diterima Bank Omega
dalam bentuk rekening giro pada Bank ABC.
Oleh Bank Omega Kantor Pusat akan dibukukan dengan ayat jurnal sebagai
berikut.
D: Bank Lain-Giro (Bank ABC) Rp
30.000.000.000
K:
Pinjaman yang Diterima Sertifikat Deposito 3 Tahun Rp 30.000.000.000
Setahun
kemudian, dimana Sertifikat tersebut belum jatuh waktu, Bank Omega Kantor Pusat
harus memperhitungkan bunga selama 12 bulan pertama sebesar Rp 4.500.000. Ayat jurnal yang dicatat oleh Bank Omega
Kantor Pusat sebagai berikut.
D:
Biaya Bunga Pinjaman yang Diterima-SD Rp
4.500.000
K: Bank Lain-Giro (Bank ABC) Rp
4.500.000
Pelaksanaan
pemakaian dana pinjaman ini dapat saja dilakukan oleh kantor cabang. Sebagai contoh, Bank Omega kantor cabang
Jakarta hendak mempergunakan dana dari pinjaman tersebut sebesar Rp 1 M, dan
memohon agar Kantor Pusat untuk memakai dana tersebut, oleh Kantor Pusat mentrasfer
dana tersebut ke kantor cabang melalui Bank Indonesia setempat. Ayat jurnal sebagai berikut:
D:
RAK-Cabang Jakarta Rp
1.000.000.000
K: Bank Lain-Giro (Bank ABC) Rp 1.000.000.000
Sedangkan oleh
kantor cabang Jakarta akan membukukan transaksi ini sebagai berikut:
D
: Bank Indonesia-Giro Rp
1.000.000.000
K : RAK-Kantor Pusat Rp
1.000.0000.000
B.
Two Step Loan
Bank
Penerima Pemerintah Bank Pemberi
Pinjaman
RI Pinjaman
di
Dalam
negeri LN
|
Sebagai
Bank Penerima Kredit TSL
|
cabang
|
cabang
|
Sebagai
Penjamin dan Penyalur TSL
|
Bank
LN
|
Lembaga
LN
|
Pemerintah
|
Akuntansi untuk
penerimaan dana TSL harus diadministrasikan oleh Kantor Pusat dan akan
dibukukan kedalam rekening Pinjaman Yang Diterima-TSL. Rekening ini merupakan hutang jangka panjang
bagi bank yang bersangkutan.
Contoh, Bank
Omega mendapatkan pinjaman melalui pemerintah RI dari Bank of Japan sebesar Rp
12 M yang disalurkan melalui BI. Oleh
Kantor Pusat akan dijurnal sebagai berikut:
D
: Bank Indonesia-Giro Rp
12.000.000.000
K : Pinjaman yang Diterima-TSL Rp 12.000.000.000
Pada jatuh waktu pinjaman TSL ini, rekening TSL akan didebetkan
dengan jumlah yang sama dan tidak akan tampak lagi pada neraca Bank Omega.
C.
Obligasi
Salah satu
sumber dana yang sebaiknya dikembangkan oleh bank adalah dari penjualan surat
berharga obligasi. Pengadministrasian
penerbitan obligasi ini harus diketahui oleh Kantor Pusat sebagai dasar
pengelolaan dana bank. Penjualan
obligasi dapat saja dilakukan di cabang.
Pencairan obligasi pada saat jatuh waktu dapat dilakukan di
cabang-cabang.
Contoh, Kantor
Pusat Bank Omega menerbitkan 1000 lembar obligasi @ Rp 1.000.000 dengan suku
bunga 12% setahun. Cabang Jakarta
berhasil menjual seluruh obligasi kepada masyarakat. Oleh Kantor cabang Jakarta transakasi ini
akan dibukukan dengan ayat jurnal sebagai berikut:
D:
Kas Rp
1.000.000.000
K : Hutang obligasi Rp
1.000.000.000
Pada saat
sebulan kemudian, Kantor cabang Jakarta akan menyisihkan biaya bunga obligasi
bulan pertama sebesar 1% , ayat jurnalnya sebagai berikut.
D:
Biaya Bunga Obligasi Rp
10.000.000
K : Hutang Bunga Obligasi Rp
10.000.000
Bila ada
nasabah yang telah membeli obligasi dari cabang Jakarta sebanyak 10 lembar @Rp
1 juta dengan suku bunga 12% setahun datang ke cabang Surabaya hendak
mencairkan obligasi tersebut pada akhir bulan kedua sebelum bunga
dibayarkan. Cabang Surabaya akan bertindak
hanya sebagai cabang pembayar. Pembayaran
dilakukan dengan terlebih dahulu memeriksa keabsahan dokumen atau bilyet
obligasi yang dimiliki oleh nasabah yang bersangkutan dan pembayaran bunga yang
telah dilakukan. Oleh cabang Surabaya
akan dibukukan melalui perhubungan antar
kantor sebagai berikut:
D
: RAK-Cabang Jakarta Rp
10.100.000
K: Kas Rp
10.100.000
Oleh cabang
Jakarta sebagai cabang penjual obligasi akan dibukukan sebagai berikut:
D:
Biaya Bunga Obligasi Rp 100.000
D:
Hutang Obligasi Rp
10.000.000
K : RAK-Cabang Surabaya Rp
10.100.000
D.
Pinjaman untuk Pembiayaan Bersama
Kewenangan
pemberian pinjaman untuk tujuan pembiayaan bersama proyek-proyek tertentu tetap
berada pada kantor pusat. Untuk setiap
kali diterima dana pinjaman untuk tujuan pembiayaan bersama akan dibukukan ke
dalam rekening Pinjaman Yang Diterima-Pembiayaan Bersama. Rekening ini akan tetap outstanding
disebelah passiva hingga proyek yang dibiayai selesai dan pinjaman dilunasi
oleh bank.
Proses pinjaman
yang diterima dalam rangka pembiayaan dapat dijabarkan pada gambar berikut ini:
Penerima
kredit Bank
Koordinator Penyalur Bank
Penyalur
Pembiayaan
Kredit Modal
|
Mendapat dana dan
mempergunakan
|
Menyalurkan pembiayaan
bersama
|
Dana
Sendiri
|
Menyediakan Dana
|
Menyediakan Dana
|
Sebagai contoh, Bank Omega hendak membiayai sebuah proyek sebesar
Rp 300 M. Untuk memenuhi kebutuhan dana
ini telah bersedia dua buah bank lain: Bank ABC dan Bank XYZ dengan
masing-masing sumbangan modal Rp 100 M.
Jadi besarnya dana pinjaman yang diterima untuk tujuan pembiayaan
bersama ini sebesar Rp 200 juta yang disediakan langsung dalam rekening giro
dimasing-masing bank, sedangkan sisanya menjadi beban Bank Omega. Untuk mencatat transaksi ini, oleh Bank Omega
kantor pusat akan dibukukan sebagai berikut:
D
: Bank Lain-Giro (Bank ABC) Rp
100.000.000
D: Bank Lain-Giro ( Bank XYZ) Rp 100.000.000
K : Pinjaman yang Diterima Pembiayaan
Bersama Rp 200.000.000
Dengan demikian
Bank Omega, dalam kasus ini akan tetap bertanggung jawab terhadap kredit yang
diberikan, karena Bank Omega telah
menerima dana dari bank-bank penyalur dana dan dana tersebut dikuasai
langsung oleh Bank Omega.
Dalam hal
pembiayaan bersama ini dilakukan langsung dari bank pemberi dana kepada penerima
kredit, maka tanggung jawab atas kredit yang diberikan tersebut dibagi atas
dasar banyaknya kredit yang telah diserahkan oleh masing-masing bank. Proses ini dapat dijabarkan sebagai berikut:
Penerima
Kredit Pemberi
Dana
|
Proyek
|
Menerima
dan mempergunakan
|
Bank A
|
Bank B
|
Bank C
|
Dalam hal proses pembiayaan seperti tersebut diatas, Bank Omega
tidak pernah akan menerima pinjaman yang diterima dari bank manapun, dan tidak
akan muncul dalam neraca.
2.8 KEWAJIBAN LAIN-LAIN
Dalam kelompok passiva terdapat beberapa pos yang tidak dapat
dikelompokkan ke dalam kelompok pos sumber dana bank, salah satunya pos
kewajiban lain-lain. Jenis kewajiban lain-lain antara lain adalah pendapatan
yang diterima di muka, biaya listrik, biaya telepon, dan lain sebagainya yang
belum dibayar, setoran jaminan L/C atau garansi bank yang jumlahnya relatif
kecil, hutang pajak penghasilan yang dihitung berdasarkan laba kena pajak
dengan perhitungan pajak penghasilan berdasarkan laba akuntansi yang disebabkan
oleh pos tidak lancar (saldo kredit). Penyajian kewajiban lain-lain adalah
sejumlah kewajiban bruto bank kepada bank lain.
Pendapatan yang diterima
dimuka, meliputi jumlah uang atau aktiva lain yang diperoleh tetapi belum
diakui sebagai pendapatan untuk periode yang bersangkutan, seperti pendapatan
sewa jangka panjang yang diterima dimuka, uang muka kontrak pemberian jasa
jangka panjang dan lain sebagainya.
Penyajian pendapatan yang
ditangguhkan atau diterima dimuka ini akan disajikan ke dalam hutang lancar.
Contoh, apabila Bank Omega
menempatkan dananya pada bank ABC dalam bentuk sertifikat berjangka yang
bunganya diterima dimuka sebesar Rp 200jt suku bunga 14,4% setahun dengan
jangka waktu 6 bulan. Pembayaran dilakukan dengan bilyet giro Bank Indonesia.
Ayat jurnal untuk mencatat transaksi ini sebagai berikut :
D : Bank Lain – sertifikat
berjangka ..................................... Rp 200.000.000
K : Bunga sertifikat berjangka
yang diterima dimuka .......... Rp
14.400.000
K : Bank Indonesia
............................................................... Rp
185.600.000
|
Karena penerimaan bunga
dimuka selama 6 bulan mendatang telah diterima sekarang sebesar Rp 14.400.000,
maka setiap bulannya harus dialokasikan sebesar Rp 2.400.000 kedalam rekening
pendapatan. Ayat jurnal untuk mencatat alokasi pendapatan ini adalah sebagai
berikut :
D : Bunga sertifikat berjangka yang
dibayar dimuka .......... Rp
2.400.000
K : Pendapatan bunga sertifikat
berjangka ......................... Rp
2.400.000
|
Ayat
jurnal ini dibuat setiap bulan hingga saldo kewajiban tersebut nihil.
Contoh lain yang serupa
adalah penerimaan hasil sewa jangka panjang yang diterima dimuka untuk beberapa
bulan mendatang, uang jaminan jangka panjang yang diterima dari langganan,
hutang direksi bank atau perusahaan afiliasi, dan pos-pos yang tidak dapat
dikelompokkan kedalam salah satu dana bank.
Seringkali perhitungan
pajak dilakukan dimuka sebelum adanya koreksi atau penyesuaian terhadap laporan
laba rugi. Pajak penghasilan yang telah dihitung berdasarkan laba sebelum
koreksi akan menyebabkan perbedaan dengan perhitungan pajak penghasilan yang
dihitung atas dasar laporan laba rugi setelah koreksi. Selisih perhitungan ini
akan menyebabkan koreksi terhadap hutang pajak yang telah dihitung semula.
Contoh, apabila
perhitungan pajak berdasarkan laporan laba rugi yang belum dikoreksi adalah
sebesar Rp 120 milyar * 35% atau sebesar Rp 42 milyar. Kemudian setelah adanya
koreksi terhadap pos-pos pendapatan dan biaya diketahui bahwa laba koreksi
sebesar Rp 98 milyar. Dengan demikian, terhadap hutang pajak penghasilan harus
dikoreksi sebagai berikut
Hutang pajak semula
............................................ = Rp 42.000.000.000
Perhitungan PPh sebenarnya
:
Rp
98.000.000.000*35% ............................ = Rp 34.300.000.000
Koreksi kelebihan pajak
....................................... = Rp
7.700.000.000
Ayat jurnal untuk mencatat koreksi pajak ini adalah sebagai berikut :
D : Hutang pajak penghasilan
................................................. Rp 7.700.000.000
K : Biaya pajak penghasilan
.................................................... Rp 7.700.000.000
|
Dengan
dibukukannya ayat jurnal koreksi ini, hutang pajak kembali menjadi yang
sebenarnya yaitu Rp 34,3 milyar begitu juga dengan biaya pajaknya.
Pos-pos kewajiban lainnya
yang tidak dapat dikelompokkan ke dalam kelompok sumber dana biaya yang masih
harus dibayar. Contoh, biaya bunga simpanan berjangka yang dihitung setiap
tanggal jatuh waktu. Bunga yang belum diambil oleh para pemilik simpanan
berjangka ini akan dibukukan debet sebagai biaya bunga dan kredit bunga
simpanan berjangka yang masih harus dibayar
Pinjaman subordinasi adalah pinjaman
yang diperoleh berdasarkan suatu perjanjian antara bank dengan pihak lain yang
hanya dapat dilunasi apabila bank telah memenuhi persyaratan tertentu
Pelunasan atas kewajiban ini baru dapat dilakukan apabila seluruh
dana atau simpanan yang ada dalam bank dalam hal terjadi likuidasi telah
dilunasi. Saldo dari pinjaman subordinasi ini disajikan dalam bentuk neraca.
Akuntansi untuk pinjaman subordinasi dibedakan antara penerimaan
pinjaman, perhitungan bunga dan pelunasannya.
A.
Penerimaan Pinjaman Subordinasi
Contoh, Bank Omega menerima pinjaman subordinasi sebesar Rp. 400
juta. Oleh Bank Omega akan dicatat sebagai berikut :
D
: Bank Indonesia – Giro Rp.
400.000.000
K : Pinjaman Subordinasi Rp.
400.000.000
Rekening ini akan tetap outstanding
selama belum ada pelunasan yang dilakukan oleh Bank Omega.
B.
Perhitungan Bunga
Contoh, apabila
pinjaman subordinasi sebesar 12% setahun, maka beban selama tahun pertama
menjadi sebesar Rp. 48 juta dan harus dibukukan sebagai beban bunga periode
penjualan. Ayat jurnalnya sebagai berikut :
D
: Biaya Bunga Pinjaman Subordinasi
Rp. 48.000.000
K
: Bunga Yang Masih Harus Dibayar Rp. 48.000.000
Rekening bunga yang masih harus dibayar merupakan kewajiban lain
yang akan dikelompokan kedalam hutang lancar.
C.
Pelunasan Pinjaman Subordinasi
Dalam hal terjadi pelunasan pinjaman subordinasi yang baru atau
hanya dapat dilakukan oleh Bank Omega setelah memenuhi persyaratan tertentu,
akan dicatat oleh bank dengan cara mengurangi rekening pinjaman tersebut
apabila pelunasan dilakukan secara berkala atau menghapus rekening tersebut
dalam hal terjadi pelunasan seluruhnya.
Contoh apabila
pinjaman subordinasi diatas dilunasi
sebesar Rp. 300 juta atas beban rekening giro Bank Omega pada bank lain,
akan dibukukan dengan ayat jurnal sebagai berikut :
D
: Pinjaman Subordinasi Rp.
300.000.000
K
: Bank Lain – Giro Rp. 300.000.000
Dengan
dibukukannya ayat jurnal diatas, sisa pinjaman subordinasi akan berjumlah
sebesar Rp. 100 juta.
Ø Penyajian Dalam Neraca
Pinjaman subordinasi disajikan dalam neraca sebesar saldo pinjaman
subordinasi yang belum dilunasi pada tanggal laporan, yakni pada saat
penyusunan neraca. Apabila bank memiliki pinjaman subordinasi dalam valuta
asing, maka akan dijabarkan kedalam Rupiah dengan mempergunakan kurs tengah
pada tanggal laporan. Pengungkapan ini wajib dilakukan oleh setiap bank yang
memiliki pinjaman subordinasi. Dari contoh diatas sisa pinjaman sebesar Rp. 100
juta akan tampak pada neraca bank.
2.9 MODAL PINJAMAN
Modal pinjaman adalah
pinjaman yang didukung dengan menggunakan instrumen yang disebut capital notes,
loan stock atau warkat lain yang dipersamakan dengan itu, dan mempunyai sifat
modal sendiri.
Modal bank dewasa kini telah diatur jumlahnya minimum oleh Bank Indonesia,
selaku otoritas moneter perbankan, Jumlah minimum modal yang harus disetor oleh
tiap jenis bank bermacam-macam. Jumlah minimum modal yang ditempatkan untuk
bank umum tahun 2011 adalah sebesar Rp 100 miliar. Bukan hanya sekedar jumlah modal
minimum yang harus dimiliki pada waktu hendak mendirikan bank, tetapi juga
perbandingan antara jumlah komponen modal terhadap Aktiva Tertimbang Menurut
Resiko (ATMR) juga telah diatur oleh Bank Indonesia. Perbandingan ini dikenal dengan rasio kecukupan modal atau yang biasa
dikenal Capital Adequacy Ratio
(CAR ) yang pada tahun 2011
sebesar 8%.
|
Jadi pada dasarnya, bank harus menciptakan kualitas aktiva
produktif yang baik agar dapat menciptakan pendapatan yang meningkat dan dengan
demikian laba usaha menjadi semakin besar. Laba usaha ini yang akan menjadi
komponen yang akan memperbesar modal bank. Bila laba usaha setiap tahunnya
besar, bila tidak semuanya dibagikan kepada pemegang saham, maka akan terjadi
penumpukan laba yang ditahan yang semakin besar dari satu periode ke periode
lainnya. Dengan demikian ia akan mempebesar modal sehingga CAR menjadi semakin
besar
Ciri-Ciri Modal Pinjaman
Modal pinjaman memiliki ciri antara lain sebagai berikut:
1.
Tidak di jamin oleh bank penerbit (issuer) dan sifatnya
dipersamakan dengan modal (subordinated) serta telah dibayar penuh.
2.
Tidak dapat dilunasi atau ditarik atas inisiaitif pemilik (pemegang
capital notes).
3.
Mempunyai kedudukan yang sama dengan modal dalam hal jumlah
kerugian bank melebihi laba ditahan dan cadangan-cadangan yang termasuk modal
inti, meskipun bank belum dilikuidasi.
4.
Pembayaran bunga dapat di tangguhkan apabila bank dalam keadaan
rugi atau labanya tidak mencukupi untuk membayar bunga tersebut.
Akuntansi modal pinjaman
Transaksi modal pinjaman dengan penerbitan warkat (loan stock atau
capital notes) harus dicatat oleh bank menurut nilai nominalnya. Apabila dalam
mengupayakan penerbitan modal pinjaman ini terdapat biaya-biaya, tersebut tidak
perlu diperlakukan sebagai beban dalam periode berjalan dimana modal pinjaman
tersebut diterbitkan. Semua biaya-biaya yang telah dikeluarkan akan
ditangguhkan dan diamortisasikan secara sistematis selama taksiran jangka waktu
modal pinjaman tersebut.
Biaya-biaya yang timbul karena penerbitan modal pinjaman dapat
ditangguhkan dan diamortisasi selama jangka waktu selama-lamanya 5 tahun.
Akuntansi untuk modal pinjaman ini dibedakan antara penerbitan, perhitungan
bunga, amortisasi biaya, dan pelunasan.
A.
Penerbitan.
Contoh, apabila bank oma menerbitkan capital notes sebanyak 100
lembar @ Rp. 4 juta atau sebesar Rp. 400 juta untuk mendapatkan modal pinjaman.
Suku bunga sebesar 12 persen setahun. Jangka waktu 4 tahun. Modal pinjaman ini
diterima untuk keuntungan rekening giro bank oma pada bank opa. Biaya-biaya
untuk pengurusan penerbitan modal ini telah dikeluarkan sebesar Rp. 20 juta
tunai. Ayat jurnal untuk mencatat transaksi ini sebagai berikut:
D:
Bank lain-giro Rp.
400.000.000
D:
Biaya penerbitan modal pinjaman di bayar dimuka Rp. 20.000.000
K:
modal pinjaman Rp.
400.000.000
K: kas Rp.
20.000.000
Biaya penerbitan yang dibayar dimuka sebesar Rp. 20 juta akan
diamortisasikan paling lama selama 4 tahun kedalam rekening biaya.
B.
Amortisasi biaya.
Amortisasi biaya penerbitan ini dilakukan selama 4 tahun, yaitu
selama Rp. 20 juta dibagi 4 tahun, atau sebesar Rp. 5 juta setahunnya. Ayat
jurnal untuk mencatat amortisasi ini sebagai berikut:
D:
biaya penerbitan modal pinjaman Rp.
5.000.000
K:
biaya penerbitan modal pinjaman Dibayar
dimuka Rp. 5.000.000
Amortisasi biaya ini terus dilakukan hingga jangka waktu
pinjaman habis selama 4 tahun.
C.
Perhitungan bunga.
Beban bunga tahunan sebesar 12 persen dari pokok pinjaman sebesar
Rp. 400 juta akan di bukukan kedalam perhitungan laba rugi. Beban bunga ini
harus dibayar oleh bank oma sepanjang bank oma memperoleh laba. Dalam hal bank
oma tidak memperoleh laba atau labanya tidak mencukupi untuk membayar bunga
tersebut, maka pembayaran bunga dapat ditangguhkan.
Biaya bunga dibayar tunai, ayat jurnal yang harus dibuat oleh bank
oma bila bank oma mendapatkan laba adalah sebagai berikut.
D:
Biaya bunga modal pinjaman Rp.
48.000.000
K: Kas Rp. 48.000.000
Bila bank oma tidak mampu untuk membayar bunga modal pinjaman ini
yang disebabkan karena laba tidak mencukupi atau terdapat saldo rugi, maka ayat
jurnal penangguhan bunga ini dapat dilakukan sebagai berikut.
D:
biaya bunga modal pinjaman Rp.
48.000.000
K: bunga modal pinjaman yang
ditangguhkan Rp. 48.000.000
Pada saat bank oma mampu untuk melunasi kewajiban ini, maka
rekening bunga modal pinjaman yang di tangguhkan akan didebetkan atau
dinihilkan sebesar jumlah yang dibayar.
D.
Pelunasan.
Dalam hal bank oma hendak melunasi seluruh modal pinjaman, maka
terlebih dahulu seluruh penangguhan biaya bunga harus dilunasi baru kemudian
pokok pinjaman.
Contoh, apabila bank oma hendak melunasi seluruh hutang modal
pinjamannya sebesar Rp. 400 juta atas beban rekening giro pada bank indonesia,
akan di bukukan dengan ayat jurnal sebagai berikut.
D:
Modal pinjaman Rp.
400.000.000
K:
Bank indonesia-giro Rp.
400.000.000
Dalam menyajikan data modal pinjaman
dalam laporan keuangan, data yang perlu diungkapkan dalam catatan atas laporan
keuangan berkenan dengan modal pinjaman adalah sebagai berikut.
1.
Persyaratan modal pinjaman.
2.
Jumlah lembar.
3.
Nama pemegang atau pemilik warkat modal pinjaman.
4.
Hak dan kewajiban bank dan pemegang warkat modal pinjaman.
Penyajian dalam neraca harus dilakukan sebesar nilai nominal dari
warkat yang telah diterbitkan.
2.10 MODAL BANK
Modal bank merupakan hak pemilik bank kepada bank yang
bersangkutan. Modal bank ini juga merupakan hutang bank kepada para pemiliknya,
oleh karena itu disajikan sebagai salah satu komponen passive disebelah kanan
neraca. Modal bank merupakan modal awal pada saat pendirian yang jumlahnya
telah ditetapkan dalam suatu ketentuan atau pendirian bank.
Komponen modal bank
Ada beberapa komponen modal bank dalam neraca antara lain : modal
saham yang ditempatkan dan disetor, modal sumbangan, laba ditahan dengan
tujuan, laba ditahan tanpa tujuan, penilaian kembali aktiva tetap, dan modal
sumbangan (modal donasi)
Penyetoran modal dari para pemilik perusahaan tidak harus melalui
tunai. Setoran modal dapat juga berupa penyerahan barang-barang modal, dan
jenis penyetoran lainnya.
Akuntansi untuk modal
Akuntansi untuk transaksi modal meliputi penyetoran modal,
penyisihan laba usaha setelah pajak untuk tujuan tertentu atau cadangan,
penambahan modal dari pihak lainnya.
A.
Saat penyetoran dana modal
Sebagai contoh apabila pada saat mendirikan bank omega, dilakukan
setoran sebagai modal saham dari pemiliknya dalam bentuk :
·
Uang tunai langsung pada rekening giro Bank Indonesia sebesar Rp.
40.000.000.000
·
Gedung kantor di Jakarta senilai Rp. 18.000.000.000.
·
Inventaris kantor senilai Rp. 300.000.000.
·
Kendaraan Rp. 100.000.000.
Oleh Bank Omega – Jakarta akan dibukukan seluruhnya sebagai
penyetoran modal bank sebesar Rp. 58,4 milyar dengan ayat jurnal sebagai
berikut :
D
: Bank Indonesia – Giro Rp
40.000.000.000.
D
: Aktiva Tetap – Gedung Rp.
18.000.000.000
D
: Aktiva Tetap – Inventaris Kantor Rp. 300.000.000
D
: Aktiva Tetap – Kendaraan Rp. 100.000.000
K
: Modal Saham Rp.
58.400.000.000
B.
Penyisihan Laba Usaha Bank
Setiap akhir periode, setelah mengetahui hasil bersih hasil usaha
laba atau laba bersih bank, Bank Omega akan menyisihkan sejumlah labanya untuk
keperluan tujuan khusus. Penyisihan ini bukan berarti menyisihkan sebagian uang
tunai untuk membayar atau memenuhi kewajiaban tertentu dikemudian hari.
Penyisihan ini hanyalah cara untuk
mengalokasikan laba untuk tidak dibagikan kepada para pemegang saham atau
karyawan saham atau karyawan dalam bentuk dividen maupun bonus.
Sebagai contoh, apabila pada akhir tahun bank omega mendapatkan
laba sebesar Rp24.000.000.000 dan diputuskan oleh direksi untuk mencadangkan sebagai berikut.
·
Pembagian Laba =
Rp. 5.000.000.000
·
Pembayaran hutang jangka panjang =
Rp. 2000.0000.000
Oleh Bank Omega dibukukan :
D
: Ikhtisar Laba Rugi – Laba Tahun
Berjalan Rp. 24.000.000.000
K
: Laba Ditahan PenyisihanPembagian Laba Rp. 5.000.000.000
K
: Laba Ditahan – pembayaran Hutang Jangka Panjang Rp. 2.000.000.000
K : Laba Ditahan – Tanpa Tujuan Rp.
17.000.000.000
Rekening Laba Ditahan untuk tujuan, pembagian
laba dan pembayaran hutang jangka panjang, dalam istilah akuntansinya dikenal
dengan appropriated retained earnings, sedangkan laba ditahan tanpa tujuan dikenal dengan unappropriated
retained earnings.
C.
Penambahan dan Pengurangan Lainnya
Komponen modal juga dapat bertambah karena penjualan saham yang
dapat dijual diatas harga nominalnya, sehingga tercipta adanya agio
saham(premium). Bila harga jual dibawah nilai nominalnya akan terdapat disagio
saham (discount). Premium diatas saham akan menambah komponen modal, sedangkan
discount atas saham akan mengurangi
modal.
Sebagai contoh, apabila nilai nominal saham bank omega sebesar Rp.
1.000.000. dan dijual sebanyak 200 lembar dengan kurs sebesar 102 persen tunai
maka oleh Bank Omega akan dibukukan dengan ayat jurnal sebagai berikut.
D
: Kas Rp
204.000.000
K
: Modal Saham Rp
200.000.000
K : Agio Saham Rp. 4.000.000
Selain agio dan
disagio saham, komponen lain yang akan menambah komponen modal adalah komponen
yang diterima dari sumbangan, atau dikenal modal sumbangan (donated
capital).Biasanya modal sumbangan diterima dalam bentuk natura atau barang yang
dinilai menurut harga atau nilai pasar dari aktiva tersebut pada saat diterima.
Sebesar nilai pasar yang ditaksir ini akan dicatat sebagai aktiva pada neraca
dan sebagai modal sumbangan pada kelompok modal.
Sebagai contoh, apabila Bank Omega menerima hibah dalam bentuk
seperangkat computer IBM sistim 4341 dari sebuah perusahaan besar di Jakarta,
nilai pasarnya ditaksir sebesar Rp. 400.000.000. Oleh Bank Omega akan dibukukan sebagai
berikut.
D
: Aktiva Tetap – Komputer Rp.
400.000.000
K : Modal Sumbangan Rp 400.000.000
Dengan diterimanya modal sumbangan, komponen modal akan semakin
bertambah dan dengan demikian akan memperbesar rasio kecukupan modal.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Giro adalah simpanan dari pihak ketiga yang penarikannya dapat
dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, surat perintah pembayaran lainnya
atau dengan cara pemindahbukuan.Bank menetapkan harga dana giro lebih rendah
karena lama pengendapannya tidak dapat dipastikan secara tepat, dimana
pemilikrekening giro dapat menarik uangnya kapan saja mereka kehendaki.
Tabungan merupakan simpanan masyarakat yang
penarikannya dapat dilakukan oleh si penabung sewaktu-waktu dikehendaki.
Tabungan yang dimiliki oleh bank-bank dewasa kini berbeda dengan Tabungan
Pembangunan Nasional (Tabanas) beberapa tahun yang lampau. Produk tabungan yang
sekarang dijual oleh bank-bank memiliki suku bunga yang relatif cukup tinggi
sebagai cerminan dari adanya persaingan ketat dalam mengumpulkan dana
masyarakat.
Simpanan berjangka merupakan simpanan masyarakat yang penariknya
dapat dilakukan setelah jangka waktu yang telah disetujui berkhir.
Travellers Cheques atau Cek perjalanan adalah sumber dana yang
paling murah atau tidak berbunga dan memiliki unsur promosi yang tinggi.
Travelle’rs cheques lazimnya diterbitkan dalam valuta asing yang dapat
dipergunakan diseluruh dunia dalam lalu lintas pembayaran, namun di Indonesia
juga diterbitkan traveller’s cheques dalam valuta rupiah.
Rekening Titipan (payment point) adalah salah satu jasa perbankan untuk melayani masyarakat yang akan
melakukan pembayaran-pembayaran yang relatif rutin dan nilainya relatif kecil.
Surat Berharga adalah surat pengakuan utang,
wesel, saham, obligasi, sekuritas kredit, atau setiap derivatifnya, atau
kepentingan lain, atau suatu kewajiban dari penerbit, dalam bentuk yang lazim
diperdagangkan dalam pasar modal dan pasar uang Dunil Z : 2004
Selain dari semua itu sumber dana Bank juga termasuk pinjaman yang
diterima, kewajiban lain-lain, modal pinjaman dan modal bank. Semua sumber
jenis dana bank tersebut memilik penghitungan akuntansi masing-masing.
DAFTAR PUSTAKA
banking.blog.gunadarma.ac.id/2010/03/10/sekilas-tentang-akuntansi-sumber-dana/
Halo, semuanya, tolong, saya dengan cepat ingin menggunakan media ini untuk membagikan kesaksian saya tentang bagaimana Tuhan mengarahkan saya kepada pemberi pinjaman yang benar-benar mengubah hidup saya dari kemiskinan menjadi seorang wanita kaya dan sekarang saya memiliki kehidupan yang sehat tanpa tekanan dan kesulitan keuangan,
ReplyDeleteSetelah berbulan-bulan mencoba mendapatkan pinjaman di internet dan saya telah ditipu dari 400 juta, saya menjadi sangat putus asa dalam mendapatkan pinjaman dari kreditor online yang sah dalam kredit dan tidak akan menambah rasa sakit saya, jadi saya memutuskan untuk meminta saran kepada teman saya tentang bagaimana cara mendapatkan pinjaman online, kami membicarakannya dan kesimpulannya adalah tentang seorang wanita bernama Mrs. Maria yang adalah CEO Maria Loan. Perusahaan
Saya mengajukan jumlah pinjaman (900 juta) dengan suku bunga rendah 2%, sehingga pinjaman yang disetujui mudah tanpa stres dan semua persiapan dilakukan dengan transfer kredit, karena fakta bahwa itu tidak memerlukan jaminan untuk transfer. pinjaman, saya hanya diberitahu untuk mendapatkan sertifikat perjanjian lisensi mereka untuk mentransfer kredit saya dan dalam waktu kurang dari dua jam uang pinjaman telah disetorkan ke rekening bank saya.
Saya pikir itu lelucon sampai saya menerima telepon dari bank saya bahwa akun saya telah dikreditkan dengan jumlah 900 juta. Saya sangat senang bahwa akhirnya Tuhan menjawab doa saya dengan memesan pemberi pinjaman saya dengan kredit saya yang sebenarnya, yang dapat memberikan hati saya harapan.
Terima kasih banyak kepada Ibu Maria karena telah membuat hidup saya adil, jadi saya menyarankan siapa pun yang tertarik mendapatkan pinjaman untuk menghubungi Ibu Maria dengan baik melalui E-mail (mariaalexander818@gmail.com) ATAU Via Whatsapp (+1 651-243 -8090) untuk informasi lebih lanjut tentang cara mendapatkan pinjaman Anda,
Jadi, terima kasih banyak telah meluangkan waktu Anda untuk membaca tentang kesuksesan saya dan saya berdoa agar Tuhan melakukan kehendak-Nya dalam hidup Anda.
Nama saya adalah kabu layu, Anda dapat menghubungi saya untuk referensi lebih lanjut melalui email saya: (kabulayu18@gmail.com)
Terima kasih semua.