SEJARAH OLAHRAGA DI DUNIA
Daftar isi
BAB I
1.
Sejarah
pendidikan jasamani Zaman Prasejarah ...................
2.
Pendidikan jasmani zaman kuno…………………………
-
Cina Kuno …………………………………………………
-
Mesir Kuno
…………………………………………………
-
Yunani Kuno………………………………………………
3.
Sejarah
pendidikan jasamani Zaman Purba ........................
4.
Olimpiade
kuno ......................................................................
BAB II
5.
Sejarah Pendidikan jasmani Di Eropa ……………………
6.
Pendidikan
Jasmani olahraga Di Amerika Serikat ………
7.
Sejarah
pendidkan jasmani Olahraga Asia Tenggara ……
BAB III
8.
Sejarah Pendidikan jasmani Di Eropa ……………………
9.
Pendidikan
Jasmani dan olahraga Di Amerika Serikat …
10.
Sejarah
pendidkan jasmani Olahraga Asia Tenggara ……
BAB IV
11. Perkembangan
Olahraga Nasional ……………………
12. Festival Olahraga Nasional Pertama di Vietnam …….
13. Festival
Olahraga Internasional …………………………
BAB I
Ø Sejarah
pendidikan jasmanai zaman prasejarah
Banyak penemuan modern di
Perancis, Afrika dan Australia pada lukisan gua (lihat seperti Lascaux) dari jaman prasejarah
yang memberikan bukti kebiasaan upacara ritual. Beberapa dari bukti ini berasal
dari 30.000 tahun yanglampau, berdasarkan perhitungan penanggalan karbon.
Lukisan/Gambar-gambar jaman batu ditemukan di padang pasir Libya menampilkan
beberapa aktivitas, renang dan memanah. [1] (http://www.fjexpeditions.com/)
Seni lukisitu sendiri adalah merupakan bukti pada ketertarikan pada keahlian
yang tidak ada hubungannya dengankemampuan untuk bertahan hidup, dan adalah
bukti bahwa ada waktu luang untuk dinikmati. Ini juga membuktikanaktivitas
non-fungsi lain seperti ritual dan sebagainya. Jadi, meskipun sedikit bukti
yang secara langsung mengenaiolahraga dari sumber-sumber ini, cukup beralasan
untuk menyimpulkan bahwa ada beberapa aktivitas pada waktuitu yang berkenaan
dengan olahraga.Kapten Cook, saat ia pertama kali datang ke Kepulauan Hawaii,
pada tahun 1778, melaporkan bahwa penduduk asli berselancar. Masyarakat
Indian Amerika asli bergabung dalam permainan-permainan dan olahraga
sebelumkedatangan orang-orang Eropa, seperti lacrosse, beberapa jenis permainan
bola, lari, dan aktivitas atletik lainnya.Suku Maya dan Aztec yang berbudaya
memainkan permainan bola dengan serius. Lapangan yang digunakan dahulumasih
digunakan sampai sekarang.Cukup beralasan untuk menyimpulkan dari sini dan
sumber-sumber bersejarah lainnya bahwa olahraga memilikiakar yang bersumber
dari kemanusiaan itu sendiri.
Pendidikan jasmani zaman kuno
Ø Cina Kuno
Terdapat artefak dan
bangunan-bangunan yang menunjukkan bahwa orang Cina berhubungan dengan kegiatan
yangkita definisikan sebagai olahraga di awal tahun 4000 SM. Awal dan
perkembangan dari kegiatan olahraga di Cinasepertinya berhubungan dekat dengan
produksi, kerja, perang, dan hiburan pada waktu itu.Senam sepertinya merupakan olahraga
yang populer di Cina zaman dulu. Tentunya sekarang juga, seperti keahlianorang
Cina dalam akrobat yang terkenal secara internasional.Cina memiliki Museum
Beijing yang didedikasikan untuk subjek-subjek tentang olahraga di Cina dan
sejarahnya.(Lihat Olahraga Cina, Museum )
Ø Mesir Kuno
Monumen untuk Faraoh menunjukkan
bahwa beberapa cabang olahraga diperhatikan perkembangannya dandipertandingkan
secara berkala beberapa ribu tahun yang lampau, termasuk renang dan memancing.
Ini tidaklahmengejutkan mengingat pentingnya Sungai Nil bagi kehidupan orang
Mesir. Olahraga yang lain termasuk lempar lembing, loncat tinggi, dan
gulat. (Lihat referensi Olahraga Mesir
Kuno)(http://www.us.sis.gov.eg/egyptinf/history/html/hisfrm.htm).) Lagi,
keberadaan olahraga yang populer menunjukkankedekatan dengan kegiatan
non-olahraga sehari-hari.
Ø Yunani Kuno
Banyaknya cabang olahraga sudah
ada sejak jaman Kerajaan Yunani Kuno. Gulat, Lari, Tinju, lempar lembing
danlempar cakram, dan balap kereta kuda adalah olahraga yang umum. Ini
menunjukkan bahwa Kebudayaan militer Yunani berpengaruh pada perkembangan
olahraga mereka.Pertandingan Olimpiade diadakan setiap empat tahun sekali di
Yunani. Pertandingan tidaklah diadakan hanyasebagai even olahraga saja, tetapi
juga sebagai perayaan untuk kemegahan individu, kebudayaan, dan macam-macam
kesenian dan juga tempat untuk menunjukkan inovasi di bidang arsitektur dan
patung. Pada dasarnya, evenini adalah waktu untuk bersyukur dan menyembah para
Dewa-Dewa kepercayaan Yunani. Nama even ini diambildari Gunung Olympus, tempat
suci yang dianggap tempat hidupnya para dewa. Gencatan senjata dinyatakan
selamaPertandingan Olimpiade, seperti aksi militer dan eksekusi untuk publik
ditangguhkan. Ini dilakukan agar orang-orang dapat merayakan dengan damai dan
berkompetisi dalam suasana yang berbudaya dan saling menghargai.
Eropa dan Perkembangan
Global
Beberapa ahli sejarah-
tercatat Bernard Lewis- Menyatakan bahwa olahraga beregu adalah penemuan
KebudayaanBarat. Olahraga individu, seperti gulat dan panahan, sudah
dipraktekkan di seluruh dunia. Tetapi tradisi olahraga beregu, menurut
para penulis ini, berasal dari Eropa, khususnya Inggris. (Ada catatan yang
berlawanan- termasuk Kabaddi di India dan beberapa permainan bola
Mesoamerica.) Olahraga mulai diatur dan diadakan secara berkalasejak Olimpiade
Kuno sampai pada abad ini. Aktivitas yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan
hidup danmakanan menjadi aktivitas yang diatur dan dilakukan untuk kesenangan
atau kompetisi dalam skala yangmeningkat, seperti berburu, memancing,
hortikultur. Revolusi Industri dan Produksi massa menambahkan waktuluang, yang
membolehkan meningkatnya penonton olahraga, berkurangnya elitisme dalam
olahraga, dan akses yanglebih besar. Trend ini dilanjutkan dengan perjalanan
media massa dan komunikasi global. Profesionalisme menjadiumum, lebih jauh
meningkatkan popularitas olahraga. Ini mungkin kontras dengan ide murni orang
Yunani, dimana kemenangan pada pertandingan dihargai dengan sangat sederhana,
dan dihargai dengan daun zaitun. (Mungkin tidak hanya mahkota daun zaitun,
beberapa penulis mencatat.)Mungkin karena reaksi dari keinginan hidup
kontemporer, terdapat perkembangan olahraga yang paling baik dielaskan
dengan post-modern: extreme ironing sebagai contohnya. Juga ada penemuan baru di
bidang olahraga petualangan dalam bentuk melepaskan diri dari rutinitas
kehidupan sehari-hari, contohnya white water rafting,canyoning, BASE jumping
dan yang lebih sopan, orienteering.
Ø Olimpiade
Kuno
Olimpiade
dikhususkan hanya untuk kaum pria, setidaknya hanya mereka yang diperbolehkan
untuk cabang atletik dan yang dikategorikan olahraga tempur.
Kaum perempuan bahkan tidak
diperbolehkan menonton. Namun demikian mereka boleh bertanding untuk cabang
berkuda, hanya kalau mereka menjadi pemilik kuda maupun kereta yang
dipergunakan untuk bertanding.
Perempuan pertama yang tercatat
memenangkan sebuah lomba adalah seorang putri berasal dari Sparta.
Salah satu alasan mengapa perempuan
tidak boleh terlibat dalam cabang atletik, tinju, dan gulat adalah karena
pesertanya bertanding dalam keadaan telanjang bulat.
Bahasa Yunani kuno ''gerak badan''
arti harfiahnya adalah ''menjadi telanjang bulat.'' Mengapa harus telanjang
bulat? Ada kemungkinan ini terkait dengan alasan keagamaan dalam konteks budaya
Yunani saat itu.
Bagaimanapun Olimpiade adalah sebuah
festival keagamaan untuk memuja Dewa Zeus dan menuntut pemujaan yang di luar
kebiasaan.
Pengendara kuda maupun sais kereta
memang mengenakan pakaian, tetapi mereka ini hanya sewaan. Kalau mereka menang
maka pemiliknyalah yang dinyatakan sebagai pemenang bukan pengendara kuda
maupun sais keretanya sendiri.
Cabang
yang dipertandingkan
Olahraga Olimpiade kuno yang masih
bertahan
Dari lomba lari hanya tinggal stade
(200 meter), stade ganda (400 meter), dan jarak ''panjang'' (500 meter)
yang bertahan.
Gulat dan tinju masih bertahan
tetapi dalam bentuk yang berbeda.
Lempar lembing, lempar cakram serta
lompat jauh juga bertahan.
Lomba berkuda, kereta dan pacu
keledai tidak ada padanannya di Olimpiade modern.
Olimpiade aslinya hanya
mempertandingkan satu cabang saja yang disebut stadion atau stade,
yang berarti kira-kira lari cepat sekitar 200 meter. Lintasan lari dari abad 4
SM masih terlihat jelas dan bisa dikunjungi di tempat Olimpiade kuno
dilaksanakan, dengan panjang sekitar 192 meter.
Berturut-turut stade kemudian
ditambahi dengan: lari 400 meter, 5.000 meter, lompat jauh, lempar cakram,
lempar lembing, gulat, tinju, berkelahi dengan teknik campuran antara gulat dan
bantingan, dan adu lari cepat dengan mengenakan pelindung perang--tetap
telanjang tetapi mengenakan pelindung kepala dan pelindung tulang kering.
Belakangan ditambah dengan olahraga berkuda--kereta dengan empat kuda, balap
kuda dan kereta dengan ditarik keledai.
Tujuan
Olimpiade
Olimpiade adalah sebuah festival
keagamaan untuk memuja dewa paling berkuasa dari semua dewa Yunani, Zeus dari
Gunung Olimpia (gunung tertinggi di Yunani dengan ketinggian hampir mencapai
10.000 kaki).
Dewa-dewa lain juga di puja di
kawasan pemujaan Olimpia, tetapi adalah Zeus adalah yang paling banyak menjadi
pusat pemujaan. Ia mempunyai satu kuil pemujaan tersendiri dengan patung emas
dan gading yang dibuat oleh seniman paling hebat pada jamannya, Pheidias dari
Athena. Saat ini kuil dan isinya dinyatakan sebagai salah satu dari keajaiban
dunia.
Salah satu sudut Kuil Zeus di Athena
yang masih berdiri
Tempat
Olimpiade dilangsungkan
Olimpiade kuno dilangsungkan di tempat yang selalu sama, di kawasan
Peloponnese di barat laut Yunani. Tempat ini tidak mudah dijangkau bahkan dari
pusat kehidupan politik seperti Athena dan Sparta.
Para partisipan dan penonton datang
bukan hanya dari Yunani saja tetapi dari seluruh kawasan yang dipengaruhi oleh
budaya Yunani, dari Spanyol hingga Georgia.
Setelah meninggalnya Alexander Agung
pada tahun 323 SM, kawasan Yunani membentang hingga ke timur ke Afghanistan dan
Pakistan.
Tempat berlangsungnya pemujaan itu
dikenal sebagai Olimpia yang diambil dari nama Gunung Olympia yang terletak di
sebelah utara tempat pemujaan ini.
Hadiah
bagi pemenang
Mahkota dari anyaman ranting pohon
zaitun yang diambil dari perkebunan suci Olimpia, Altis, menjadi hadiah bagi
pemenang. Hadiah hanya tersedia untuk pemenang dan bukan yang lainnya.
Hadiah lain kemungkinan adalah
pengabadian lewat patung.
Atlit dipuja dengan diabadikan lewat
patung diri di kota asal maupun kuil pemujaan
Tetapi ada kemungkinan kota asal
pemenang menganugrahinya dengan uang atau hak untuk makan di balai kota
sepanjang hidupnya. Atau yang bersangkutan bisa membayar penyair untuk
mengabadikan kehebatannya dalam sebuah puisi atau membuat patung diri yang
kemudian dipersembahkan untuk dewa di Olimpia atau dikota mereka sendiri.
Pemujaan terhadap pemenang bahkan
bisa tak kalah hebat layaknya pemujaan terhadap dewa sendiri. Di akhir abad 5
SM Exaenetus dari Sisilia, Italia disambut dengan kawalan 300 kereta perang
setelah memenangkan stade untuk kedua kalinya.
Salah satu atlit terhebat sepanjang
masa adalah Milo dari Italia selatan yang bisa dikatakan Usain Bolt-nya masa
itu. Di abad 6 SM ia enam kali memenangkan lomba di Olimpiade dan menang
dibanyak pesta olahraga lain. Ia juga dikenal orang sebagai yang mahakuat karena
mampu mengangkat seekor kerbau dan mampu mengkonsumsi daging dalam jumlah yang
luar biasa.
Pesta
olahraga ''internasional''
Pada awalnya dan untuk berabad-abad,
Olimpiade hanya diperuntukkan untuk orang Yunani saja. Mereka yang bukan orang
Yunani atau yang tidak beradab atau barbar tidak diperkenankan terlibat.
Tetapi ketika Romawi menjajah Yunani
di abad 2 SM, mereka menolak disebut barbar dan menuntut status kehormatan agar
bisa ikut dalam Olimpiade.
Selama dibawah kekuasaan Romawi,
Olimpiade terus berjalan empat tahun sekali tanpa henti hingga tahun 393 M
ketika Kaisar Theodosius I yang dikenal sebagai Kristen taat melarangnya karena
dianggap menyembah berhala.
Salah
semangat
Kaisar Nero pernah melarang
pelaksanaan Olimpiade tetapi dengan alasan yang berbeda. Dengan sogokan dan
ancaman ia memaksa penundaan Olimpiade selama dua tahun agar penyelenggaraannya
bisa pas dengan kunjungannya ke Yunani di tahun 67 M.
Kaisar Nero memaksakan kehendak
untuk mendapatkan mahkota ranting zaitun
Ia berpartisipasi dalam lomba kereta
16 kuda. Ia kalah dan bahkan terlempar dari kereta, tetapi tetap saja mendapat
mahkota ranting zaitun dan dinyatakan sebagai pemenang.
Perkasa karena kuasa pernah dicoba
ditiru oleh Hitler di Olimpiade Berlin 1936. Tetapi kalau Nero bisa memaksakan
kekuasaannya untuk mendapat mahkota ranting zaitun, Hitler tak mampu mecegah
ketika Jesse Owen pelari kulit hitam Amerika, yang dianggapnya mempunyai ras
yang lebih rendah dari ras Arya, memenangkan medali emas lari 100 meter.
Ø Sejarah pendidikan jasamani Zaman Purba
Pengetahuan
tentang bangsa primitif yang hidup di zaman jauh sebelum zaman kita sekarang
ini, belum lengkap dan usianya juga belum tua. Baru sejak ilmu antropologi
budaya membuka tabir rahasia kehidupan mereka melalui interpretasi hasil galian
peninggalan – peninggalan kuno, orang mulai mampu membayangkan peri kehidupan
bangsa primitif di masa lalu. Juga diadakan penelitian mengenai bangsa primitif
yang saat ini masih ada.
Drai peninggalan – peninggalan itu jelaslah bahwa
manusia telah mencapai kemajuan melalui beberapa tahap perkembangan. Tahap
pertama adalah zaman Eolitik di mana manusia belum berpakaian dan
kehidupan mirip binatang dalam mencari makan dan tidak di bawah atap. Ia baru
menggunakan tongkat dan batu untuk melindungi diri. Tahap kedua adalah zaman Paleotilik
dimana keadaan manusia sudah lebih maju, sudah berlindung dalam gua – gua,
memakai pakaian sesederhana terbuat dari kulit, sudah menemukan api dan membuat
senjata tajam. Mereka juga sudah bisa menggambar pada dinding – dinding gua.
Tahap ketiga adalah zaman Neolitik dimana manusia sudah mampu membuat
gerabah, panah dan busur, pakaian tenunan serta mampu menjinakkan binatang
untuk dijadikan hambanya.
Tentu saja pendidikan ikut maju sesuai dengan kemajuan
yamg dicapai oleh manusia, karena pendidikan adalah usaha yang sadar dan
bertujuan menyiapkan anak ke kehidupan orang dewasa. Tujuannya tentu saja
sesuai dengan keperluan – keperluan yang dianggap penting dalam kehidupan
manusia primitif itu sendiri. Oleh karena pada zaman primitif orang masih
berjuang melawan alam yang buas, dan kepercayaan/ agama menguasai segi
kehidupan, maka pendidikan sangat dipengaruhi oleh kedua kondisi tersebut.
Alam yang buas menuntut dari manusia primitif suatu
kemampuan mempertahankan kelangsungan hidup ( Survival ). Agar mampu berbuat
demikian manusia primitif harus bersatu dalam kelompok, sehingga pendidikan
menentukan ciri kelompok. Disamping itu juga keselamatan bersama menjadi tujuan
utama pendidikan. Kesadaran berkelompok dan solidaritas kelompok sangat
ditekankan.
Banyak hal disuruh menirukan oleh anak karena mereka
belum mengerti sebab-musabab suatu kejadian atau peristiwa. Suatu hal yang
dimasa lalu telah mampu mnyelamatkan kelompok perlu diajarkan kepada anak.
Apalagi mengenai gejala-gejala dalam alam, misalnya : putaran bumi, angin
ribut, halilintar, mati, paceklik, dan sebagainya belum mereka pahami, maka
tidak mengherankan bahwa kepercayaan terhadap roh-roh halus dan hal-hal
spiritual menguasai kehidupan mereka.
Kalau hal-hal tersebut di atas telah dipahami, maka
dapat dimengerti pula bahwa latihan fisik diarahkan ke tercapainya efisiensi
dalam mempertahankan survival kelompok, pencarian makanan sehari-hari,
penaklukan alam sekitar. Badan perlu kuat, tahan uji, ulet, lincah untuk
mengatasi alam dan lawan, berburu dan dalam penggunaan senjata serta alat
penting lainnya. Kesetia-kawanan dalam kelompok serta kerjasama antara anggota
kelompok dikembangkan melalui latihan bersama, tari-tarian dan permainan.
Pemujaan nenek moyang juga merupakan sebagian usaha
penyelamatan hidup. Nenek moyang dihormati dan diberi sajian agar tidak marah.
Dalam hal ini tari-tarian merupakan bagian penting dari upacara-upacara dan
secara tidak sadar gerak-gerak tarian itu merupakan pula latihan fisik yang
baik bagi pertumbuhan anak. Anak laki-laki ikut ayahnya berburu dan menangkap
ikan. Dan juga belajar membuat serta menggunakan senjata agar pada waktunya
sudah siap menggantikan ayahnya, atau ikut mempertahankan kelompok dari
serangan musuh atau binatang.
Meniru merupakan perbuatan yang mendasari pendidikan
bangsa primitif ini. Diusahakan dapat menyamai prestasi orang dewasa. Tahab
akhir prndidikan ditandai dengan upacara-upacara ( Rites de passage ), dan anak
diakui termasuk kelompok orang dewasa. Persiapan dari anak menjadi dewasa makan
waktu lama. Suatu ujian misalnya : hanya boleh makan daging binatang yang sulit
diburu, kalau mampu berburu baru mungkin mengisi perut, sungguh ujian yang
berat. Pendidikan dan latihan fisik pada bangsa primitif tidak terpisah dari
pendidikan agama/ kepercayaan, pendidikan estetis, moral dan ketrampilan
praktis.
BAB II
Ø Sejarah
Pendidikan jasmani Di Eropa
Beberapa ahli sejarah- tercatat Bernard Lewis- Menyatakan bahwa olahraga beregu adalah penemuan Kebudayaan Barat. Olahraga individu, seperti gulat dan panahan, sudah dipraktekkan di seluruh dunia. Tetapi tradisi olahraga beregu, menurut para penulis ini, berasal dari Eropa, khususnya Inggris. (Ada catatan yang berlawanan- termasuk Kabaddi di India dan beberapa permainan bola Mesoamerica.) Olahraga mulai diatur dan diadakan secara berkalasejak Olimpiade Kuno sampai pada abad ini. Aktivitas yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan makanan menjadi aktivitas yang diatur dan dilakukan untuk kesenangan atau kompetisi dalam skala yang meningkat, seperti berburu, memancing, hortikultur. Revolusi Industri dan Produksi massa menambahkan waktu luang, yang membolehkan meningkatnya penonton olahraga, berkurangnya elitisme dalam olahraga, dan akses yanglebih besar. Trend ini dilanjutkan dengan perjalanan media massa dan komunikasi global. Profesionalisme menjadi umum, lebih jauh meningkatkan popularitas olahraga. Ini mungkin kontras dengan ide murni orang Yunani, di mana kemenangan pada pertandingan dihargai dengan sangat sederhana, dan dihargai dengan daun zaitun. (Mungkin tidak hanya mahkota daun zaitun, beberapa penulis mencatat.)Mungkin karena reaksi dari keinginan hidup kontemporer, terdapat perkembangan olahraga yang paling baik dijelaskan dengan post-modern: extreme ironing sebagai contohnya. Juga ada penemuan baru di bidang olahraga petualangan dalam bentuk melepaskan diri dari rutinitas kehidupan sehari-hari, contohnya white water rafting,canyoning, BASE jumping dan yang lebih sopan, orienteering5
Beberapa ahli sejarah- tercatat Bernard Lewis- Menyatakan bahwa olahraga beregu adalah penemuan Kebudayaan Barat. Olahraga individu, seperti gulat dan panahan, sudah dipraktekkan di seluruh dunia. Tetapi tradisi olahraga beregu, menurut para penulis ini, berasal dari Eropa, khususnya Inggris. (Ada catatan yang berlawanan- termasuk Kabaddi di India dan beberapa permainan bola Mesoamerica.) Olahraga mulai diatur dan diadakan secara berkalasejak Olimpiade Kuno sampai pada abad ini. Aktivitas yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan makanan menjadi aktivitas yang diatur dan dilakukan untuk kesenangan atau kompetisi dalam skala yang meningkat, seperti berburu, memancing, hortikultur. Revolusi Industri dan Produksi massa menambahkan waktu luang, yang membolehkan meningkatnya penonton olahraga, berkurangnya elitisme dalam olahraga, dan akses yanglebih besar. Trend ini dilanjutkan dengan perjalanan media massa dan komunikasi global. Profesionalisme menjadi umum, lebih jauh meningkatkan popularitas olahraga. Ini mungkin kontras dengan ide murni orang Yunani, di mana kemenangan pada pertandingan dihargai dengan sangat sederhana, dan dihargai dengan daun zaitun. (Mungkin tidak hanya mahkota daun zaitun, beberapa penulis mencatat.)Mungkin karena reaksi dari keinginan hidup kontemporer, terdapat perkembangan olahraga yang paling baik dijelaskan dengan post-modern: extreme ironing sebagai contohnya. Juga ada penemuan baru di bidang olahraga petualangan dalam bentuk melepaskan diri dari rutinitas kehidupan sehari-hari, contohnya white water rafting,canyoning, BASE jumping dan yang lebih sopan, orienteering5
14.
Pendidikan
Jasmani, Play (Bermain) dan Sport
Di Amerika Serikat
Dalam merumuskan pengertian pendidikan jasmani harus
dipertimbangkan dalam hubungan-nya dengan bermain (play) dan olahraga (sport).
Berbagai studi di negara maju telah menelusuri dan mengembangkan konsep bermain
dan implikasinya bagi kesejahteraan-total manusia. Demikian juga dengan studi
tentang pendidikan jasmani dan olahraga, tetapi sesungguhnya ketiga istilah itu
memiliki perbedaan yang cukup signifikan.
Bermain adalah aktivitas yang digunakan untuk mendapatkan
kesenangan, keriangan, atau kebahagiaan. Dalam budaya Amerika bermain adalah
aktivitas jasmani non-kompetetif, meskipun bermain tidak harus berbentuk
aktivitas jasmani, secara tidak sengaja telah terjadi keragaman makna olahraga
seharusnya dikategorikan sesuai dengan tujuannya, namun demikian sangat
memungkinkan terjadinya kerancuan dalam pemaknaan hakiki olahraga. Kerancuan
ini terjadi pada pemaknaan konsep bermain dengan konsep olahraga tradisional.
Karena itu, disarankan olahraga tradisional tetap saja sebagai kegiatan
permainan, dan bukan mengarah pada makna kompetisi atau olahraga.
Sport, jika diartikan sebagai olahraga
(ingat: olahraga bisa bermakna ganda, olahraga dalam Bahasa Indonesia, yang
berarti membina raga, mengembangkan tubuh agar sehat, kuat, dan atau produktif;
dan olahraga dalam pemaknaan konsep sport). Sport dalam sistem
budaya Amerika adalah bentuk aktivitas bermain yang diorganisir dan bersifat
kompetetif. Coakley (2001), menyatakan bahwa olahraga memiliki tiga indikator,
yaitu: 1) sebagai bentuk keterampilan tingkat tinggi; 2) dimotivasi oleh faktor
intrinsik dan ekstrinsik motivasi; dan 3) ada lembaga yang mengatur dan mengelolanya.
Sport dalam budaya Amerika tidak sama
dengan olahraga dalam budaya Indonesia. Karena itu pula, olahraga bukanlah sport. Sebagai contoh: cobalah
bandingkan ketika: a) sepuluh orang anak bermain sepakbola di suatu halaman
serambi swalayan, masing-masing berusaha memasukan bola ke gawang lawan, dengan
b) sebelas orang pemain PERSIB bertanding sepakbola melawan sebelas orang
pemain PERSIJA. Manakah yang disebut olahraga? Dan manapula yang disebut
sebagai kegiatan bermain?
Lebih lanjut, olahraga dalam konteks sport adalah
keterampilan yang diformalkan kedalam beberapa tingkatan dan dikendalikan oleh
aturan atau peraturan yang telah disepakati. Meskipun peraturan tersebut
tertulis atau tidak tertulis, tetapi diakui sebagai rujukan bersama dan tidak bisa
diubah ketika sedang melakukan olahraga tersebut.
Olahraga tidak dapat diartikan terpisah dari ciri
kompetitif-nya. Ketika olahraga kehilangan ciri kompetitifnya, maka aktivitas
jasmani itu menjadi bentuk permainan atau rekreasi. Bermain dapat berubah
menjadi olahraga, sementara olahraga tidak akan pernah menjadi bentuk bermain;
unsur kompetitif menjadi aspek penting pada kegiatan olahraga sebagai sport.
Pendidikan jasmani memiliki ciri bermain dan olahraga,
tetapi secara eksklusif bukanlah suatu kombinasi yang setara diantara istilah
bermain dan olahraga. Seperti sudah dikemukakan pada bagian awal tulisan ini,
pendidikan jasmani adalah aktivitas jasmani yang diarahkan untuk mencapai
tujuan pendidikan. Pendidikan jasmani adalah aktivitas fisik dan juga aktivitas
pendidikan, tetapi baik itu kegiatan bermain atau olahraga (sebagai sport),
keduanya dapat dimanfaatkan untuk kegiatan proses kependidikan, hampir selalu
pengalaman aktivitas jasmani dapat dimanfaatkan untuk pencapaian kepentingan
pendidikan.
Bermain, olahraga (sport)
dan pendidikan jasmani mengandung unsur "gerak insani". Ketiganya
dapat dimanfaatkan untuk proses kependidikan. Bermain dapat dimanfaatkan untuk
kepentingan relaksasi dan hiburan, tanpa ada dampak pada tujuan pendidikan,
seperti juga olahraga muncul bukan diarahkan untuk kepentingan-kepentingan
pendidikan. Sebagai contoh: Beberapa atlet profesional (dalam beberapa cabang
olahraga) tidak menunjukkan adanya ciri-ciri kependidikan. Sedangkan, ada pula
beberapa ahli kependidikan jasmani belum menerapkan olahraga sebagai ciri
kehidupannya. Keriangan dan pendidikan bukanlah sesuatu yang bermakna
eksklusif, tetapi semua itu dapat dan harus muncul bersama-sama.
Beragamnya makna olahraga oleh masyarakat menandakan bahwa
olahraga memiliki sejuta makna yang dapat diterjemahkan menurut selera dan
wawasan pengetahuan masyarakat itu sendiri. Makna yang sangat sederhana adalah
aktivitas jasmani. Namun terkadang juga diterjemahkan sebagai bentuk
"prestasi" dari penampilan keterampilan tingkat tinggi. Makna
olahraga bercampur antara olahraga sebagai aktivitas jasmani, bermain, atau
gerak badan, sampai dengan makna olahraga sebagai bentuk "prestasi"
tingkat tinggi. Sistem budaya dan kepercayaan kemudian menentukan bahwa
olahraga di masyarakat terbagi ke dalam olahraga pendidikan, olahraga rekreasi,
dan olahraga prestasi. Selain itu juga dikenal olahraga kesehatan, olahraga
rehabilitiasi, dan olahraga tradisional. Hal ini terjadi ditunjang pula oleh
nilai-nilai atau keyakinan yang diperoleh, untuk kemudian dikelompokkan
berdasarkan tujuan yang ingin dicapai dari keterlibatan masyarakat dalam
kegiatan olahraga.
Pelaksanaan pengajaran pendidikan jasmani terjadi dalam dua
paradigma. Pertama, pendidikan olahraga yang lebih menekankan pada pemanfaatan
olahraga sebagai alat pendidikan. Bersamaan dengan itu pula dapat disebut
sebagai pendidikan kedalam olahraga atau sering disebut sebagai “sport education”. Kedua, paradigma
pemanfaat aktivitas jasmani sebagai ciri dari gerak insani.
Gerak atau aktivitas jasmani dikemas, diorganisasikan, dan
diajarkan kepada siswa sehingga diharapkan siswa menjadi terbiasa hidup aktif
sepanjang hayat dan mengantarkan siswa memiliki kualitas hidup (terutama
fisikal) yang lebih baik. Pemanfaatan aktivitas jasmani inilah yang kemudian
menyebut penyandang profesinya sebagai “guru pendidikan jasmani.” Tetapi, kata
olahraga sering mengambil dari istilah “sport”,
yang menuntut pada praktik pelatihan, pengulangan, atau pemeroleh keterampilan
teknik dasar kecabangan olahraga.
Pemerolehan teknik kecabangan olahraga ini menuntut siswa
berprestasi, sehingga dengan demikian melahirkan sebutan penyandang profesinya
adalah “guru olahraga.”
15.
Sejarah pendidkan
jasmani Olahraga Asia Tenggara
Pesta
Olahraga Negara-Negara Asia Tenggara (Southeast Asian Games) atau SEA Games
adalah ajang olahraga yang diadakan setiap dua tahun dan melibatkan 11 negara
Asia Tenggara. Peraturan pertandingan di SEA Games dibawah naungan Federasi
Olahraga Asia Tenggara (Southeast Asian Games Federation) dengan pengawasan
dari Komite Olimpiade Internasional (IOC) dan Dewan Olimpiade Asia (OCA).
Sejarah asal-usul SEA
Games berhubungan erat dengan Southeast Asian Peninsular Games atau SEAP Games.
SEAP Games dicetuskan oleh Laung Sukhumnaipradit, pada saat itu Wakil Presiden
Komite Olimpiade Thailand. Tujuannya adalah untuk mengeratkan kerjasama,
pemahaman dan hubungan antar negara di kawasan ASEAN.
Thailand, Burma (sekarang
Myanmar), Malaysia, Laos, Vietnam dan Kamboja (dengan Singapura dimasukkan
kemudian) adalah negara-negara pelopor. Mereka setuju untuk mengadakan ajang
ini dua tahun sekali. Selain itu dibentuk juga Komite Federasi SEAP Games.
SEAP Games pertama
diadakan di Bangkok dari 12 sampai 17 Desember 1959, diikuti oleh lebih dari
527 atlet dan panitia dari Thailand, Burma, Malaysia, Singapura, Vietnam dan
Laos yang berlaga dalam 12 cabang olahraga.
Pada SEAP Games VIII
tahun 1975, Federasi SEAP mempertimbangkan masuknya Indonesia dan Filipina.
Kedua negara ini masuk secara resmi pada 1977, dan pada tahun yang sama Federasi
SEAP berganti nama menjadi Southeast Asian Games Federation (SEAGF), dan ajang
ini menjadi Pesta Olahraga Negara-Negara Asia Tenggara. Brunei dimasukkan pada
Pesta Olahraga Negara-Negara Asia Tenggara X di Jakarta, Indonesia, dan Timor
Leste di Pesta Olahraga Negara-Negara Asia Tenggara XXII di Hanoi, Vietnam.
Logo Sea Games 2011 yang
tertuang dalam Peraturan Menteri Negara Pemuda dan Olah Raga Nomor 452 tahun
2010 tentang Logo Sea Games XXVI tahun 2011 dan Penggunaanya. Logo yang
bergambar burung Garuda terbang diangkasa Indonesia itu secara fisik
melambangkan kekuatan dan Kepak sayapnya mempresentasikan kemegahan dan
kejayaan.
16.
Sejarah
penjas di afrika
BAB
III
17. Sejarah pendidikan jasmani zaman krajaan
Masa Kebudayaan Hindu
Bermula pada abad 5 MS,setelah masa prasejarah berakhhir.Dapat disebutkan
beberapa kerajaan yang cuklup terkenal dan berpengaruh,Kerjaan
Tarumanegara,Kediri, TUmampel,Mojopahit, Mataram,di Sumatra ada kerajaan
Sriwijaya. Beberapa factor yang dapat dianggap penyebab datangnya pengaruh
hinndu masuk indonesia,yaitu:
·
Perdagangan antara Cina dan India
·
Indonesia sebagai tempat persinggahan
·
Adanya pedagang-pedagang India yang tinggal di Ib\ndonesia
·
Penyebaran agama Hindu oleh orang-orang India
Latihan jasmani yang berkembang pada
masa ini adalah yoga, bertapa,dan mengheningkan cipta.dengan tujuan untuk
membebaskan rohani atau jiwa dari ketergantungan terhadap jasmani.Sifat
pendidik adalah untuk mengabdi pada agama,yaitu semacam pendidikan
kejujuran.Tujuan pendidikan jasmani adalah penguasaan sikap dan ketahanan
tubuhdari kekurangan agar dapat membebaskan jiwa dari jasmani.
Anjuran Sanghiyang Kamahayanikan
(agama buda) :Begitu pula badanmu, jangan mendera diri,janganlah memandang
padamakanan yang mengenakkan. Pelihara tubuhmu karena kesehatan tubuh adalah
jalan mendapatkan kebahagiaan Masa
Kebudayaan Islam
Perkembangan kebudayaan Isdlam
berkembang saat kerajaan Demak mengalahkan Majapahhit.Faktopr penyebab islam
diterima dan berkiembang di inndonesia :
· Syarat masuk agama islam sangat
mudah
· Tidak ada pembagian kasta
· Telah disesuaikan dengan jalan
pikiran orang in donesia
· Islam pada masa itu menguasai
perdagangan
Kerajaan yang pertama muncul adalah,
Kerajaan Samudra Pasai, lalu menyusul Demak, BAnten, Makasar, Panjang, Mataram,
dan Ternate.Tujuan pendidikan pada masa Islam adalah kesempurnaan hidup di alam
baka.Berkembang bentuk-bentuk latihan keterampilan untuk keperluan beladiri dan
rekreasi seperti : menunggang kuda, memainkan senjata, kekebalan tubuh, dan
perang.
Ada beberapa permainan keterampilan
dan tari-tarian yang masih berkembang hingga saat iniseperti: Sodoran, Senenan,
Debus, dan Ujungan, Tari Sendati , Tari Kecak, tari Pendet, dan LOncat Nias.
Ø
Sejarah
Olahraga Di Indonesia Sebelum Merdeka
Ketika bangsa Belanda untuk pertama kalinya menanamkan kekuasaannya di Indonesia, sejak saat itulah perkembangan bangsa Indonesia hampir dalams semua aek kehidupan di pengaruhi oleh bangsa Belanda. Demikian juga perkembangan dalam aspek keolahragaan, cabang-cabang olahraga yang berkembang adalah cabang olahraga yang dilakukan Belanda, termasuk ketika pada waktu bangsa Jepang menduduki Indonesia. Sementara jenis olahraga pribumi baru berkembang pesat ketika zaman kemerdekaan yang dalam tataran kebijakan dimasukan ke dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara pada jaman orde baru.
Perkembangan lebih lanjut, karena negeri Belanda sendiri berada di Eropa dan berada di bawah pengaruh Perancis, maka secara tidak langsung juga mempengaruhi perkembangan olahraga di Indonesia, sehingga akhirnya kita mengenal ada sistem olahraga Jerman, sistem olahraga Swedia, sistem olahraga Austria, dan juga Jepang. Dengan berkuasanya Belanda di Indonesia, terutama setelah Belanda mempunyai tentara yang banyak dalam rangka mempertahankan eksistensinya di Indonesia, maka kemudian terlihat masuknya olahraga di lingkungan kemiliteran. Meskipun olahraga sendiri sejak jaman Mesir Kuno dan Yunani Kuno sudah mulai menonjol, namun perkembangan di Eropa baru tampak sekitar abad pertengahan, yang kemudian juga menyebar dan berkembang di negeri Belanda, kemudian dibawa pula masuk ke Indonesia. Keolahragaan di Indonesia yang dibawa oleh Belanda sudah barang tentu sesuai dengan keadaan keolahragaan di negeri Belanda itu sendiri. Namun berkat kesadaran bangsa Indonesia akan kebudayaannya, meskipun beberapa tekanan dan paksaan dari pihak penjajah, kebudayaan asli bangsa Indonesia masih tetap dapat dipertahankan.
Sistem perkembangan olahraga di Indonesia pada masa penjajahan dipengaruhi oleh tiga sistem olahraga, yaitu ; sistem olahraga Jerman, sistem olahraga Swedia, dan sistem olahraga Austria. Ketiga akan dibahas sebagai berikut :
1. Sistem Olahraga Jerman
Perkembangan olahraga secara formal pada masa penjajahan diawali ketika pada permulaan abad ke-19, masuk dan berkembangnya sistem keolahragaan Jerman yang diciptakan oleh Johan Friedrich Guts Muhst (1759 – 1835) di negeri Belanda, dan dalam perkembangan selanjutnya masuk pula sistem olahraga Jerman lainnya yang dikembangkan oleh Jahn, Spiess dan Maul ke negeri Belanda.
Sebagai peletak dasar sistem Jerman Guts Muhst membagi latihan-latihan olahraga secara general. Menurutnya ada tiga kaidah penting yang harus di perhatikan, yaitu :
- Senam harus menyempurnakan peredaran darah dan memperkuat otot-otot dan syaraf-syaraf.
- Senam harus mempunyai faktor atau elemen kesukaran, dan
- Senam harus menambah keberanian dan ketangkasan bathin
Oleh karena itu, latihan-latihan olahraga harus juga lebih menantang dan mengandung bahaya. Sedangkan bentuk-bentuk latihan gerak dasar menurut Gust Muhst terdiri dari ; melompat, berlari, melempar, gulat, memanjat, keseimbangan, bermain tali, berenang, dan latihan panca indra.
Salah satu karya Guts Muhst yang terkenal adalah sebuah buku yang berjudul Gymnastic Fur die Jugend. Buku ini secara rinci mengkaji tentang permainan. Menurutnya, secara garis besar permainan mempunyai fungsi utama, yaitu :
- Fungsi rekreasi karena habis berlatih
- Menambah kegembiraan, kesehatan, dan mengembangkan sifat -sifat sosial.
- Memberi kesempatan kepada guru/pelatih untuk mengenal anak asuhnya secara lebih dekat untuk menciptakan suasana persaudaraan antara guru/pelatih dan anak asuhannya.
Ketika sistem Jerman ini masuk ke Belanda, dan Belanda saat itu sedang berkuasa di Indonesia, maka berbagai pengaruh ini mula-mula digunakan Belanda hanya di kalangan militer namun pada gilirannya masuk pula di sekolah-sekolah dan masyarakat Indonesia.
Beberapa pikiran pokok yang penting dalam olahraga sistem Jerman ini antara lain sebagai berikut :
- Olahraga sistem Jerman adalah sistem olahraga yang dikembangkan oleh Jahn, Spiess, dan Maul yang ide dasarnya merujuk pada sistem yang dikembangkan oleh Guts Muhst.
- Titik tolak kerja sistem Jerman adalah kemungkinan bergerak. Latihan-latihan olahraga yang diberikan kepada anak-anak kurang mengindahkan manfaat gerakan itu terhadap pelakunya. Karena itu, faktor-faktor paedagogis dan psikologis tidak diperhatikan sama sekali. Hal ini disebabkan karena latihan-latihan olahraga menurut sistem ini diciptakan untuk kalangan militer, dan tidak untuk anak-anak sekolah.
- Beberapa sifat gerakan pokok yang dapat dilihat pada sistem Jerman ini adalah : (a) latihan-latihan serta aba-abanya bersifat militer, (b) pelaksanaannya menghendaki keseragaman dan persamaan waktu,(c) latihan-latihan ditujukan kepada memperkuat otot-otot, (d) kebanyakan terdiri dari latihan-latihan statis, (d) dalam pelaksanaan latihannya diperlukan alat-alat khusus seperti ; still rings, paralel bars, rechstok dan sebagainya.
- Tanda-tanda penting dalam sistem Jerman ini antara lain : (a) Titik pangkalnya adalah latihan itu sendiri yang ditujukan kepada mempelajari gerak-gerak yang disebut latihan out, (b) Kepada yang akan melakukan latihan-latihan, diberikan gambaran dan penjelasan sehingga memudahkan dalam melakukannya, (c) Dalam memberikan latihan-latihan, sudah ada aba-aba pemberitahuan dan aba-aba pelaksanaan, (d) Semua gerakan harus memenuhi syarat-syarat bentuk, arah, dan aturan tertentu, (e)Sikap anggota badan selalu lurus dan arah antara kedua anggota badan (antara lengan kanan dan lengan kiri) selalu harus berjarak 45 derajat atau kelipatannya.
- Sistem pelajaran sistem Jerman terdiri atas : (a) Latihan di tempat, (b) Latihan bergerak maju, (c) Latihan dengan perkakas ditambah dengan latihan lompat dan permainan.
Demikianlah pokok-pokok pikiran olahraga sistem Jerman yang berkembang di Indonesia. Jika dicermati, karena sistem ini untuk pertama kalinya di khususkan untuk kalangan militer, maka dilihat dari sudut pendidikan dan ilmu kejiwaan sistem ini kurang dapat dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu, dalam perkembangannya sistem ini terdesak oleh sistem baru yang berkembang di Swedia dan kemudian disebut sistem Swedia.
Ø
Perkembangan
Olahraga Di Indonesia Setelah Kemerdekaan
Proklamasi Negara Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, merupakan pintu gerbang terbukanya bangsa Indonesia dari penjajah. Peristiwa monumental tersebut merupakan babak baru dalam sejarah perkembangan negara Indonesia tercinta ini, termasuk babak baru dalam perkembangan olahraga Indonesia. Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pendidikan dan Pengajaran, mempropagandakan penyelenggaraan latihan-latihan dan rehabilitasi fisik dan mental yang telah rusak selama penjajahan kolonial Belanda dan Jepang. Penyelenggaraan olahraga di sekolah-sekolah mulai digalakan. Di setiap provinsi diusahakan pembentukan inspeksi-inspeksi pendidikan jasmani, antara lain : Sumatera Utara, Sumatera Tengah, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jogjakarta, Solo, dan Jawa Timur.
Beberapa peristiwa yang menandai perkembangan olahraga pada zaman kemerdekaan antara lain sebagai berikut :
- Tanggal 19 Agustus 1945, tanggal terbentuknya kabinet yang pertama, dalam Kementerian Pendidikan dan Pengajaran di adakan suatu lembaga yang bertugas merencanakan dan melaksanakan urusan di bidang keolahragaan di sekolah, yaitu inspeksi pendidikan jasmani adalah organisasi di bawah jawatan Pengajaran. Olahraga di masyarakat diurus oleh lembaga dibawah jawatan Pendidikan Masyarakat. Kementerian Pendidikan dan Pengajaran dalam pelaksanaan tugas di bidang pembinaan dan pengembangan fisik antara lain melakukan : (a) penyelenggaraan latihan-latihan di kalangan pemuda Indonesia untuk mencapai dan memperoleh kondisi badan yang prima juga persiapan memasuki angkatan perang yang pada waktu itu sangat diperlukan; (b) mengusahakan rehabilitasi fisik dan mental bangsa Indonesia agar dapat berperan serta dalam forum Internasional.
- Pada bulan September 1945 tentara Belanda mendampingi tentara sekutu (Inggris) masuk ke Indonesia terutama Jakarta. Pada waktu itu organisasi olahraga yang bernama GELORA (Gerakan Latihan Olahraga) yang dipimpin oleh Otto Iskandar Dinata sebagai ketua umum dan Soemali Prawirosoedirjo sebagai ketua harian meleburkan diri bersama-sama Djawa Iku Kai (pusat olahraga versi Jepang) menjadi persatuan olahraga republik Indonesia (PORI). Mengingat suasana di jakarta kurang menguntungkan karena gangguan tentara Belanda, PORI hijrah ke Solo dan berkantor di rumah Soemono sekertaris PORI di jalan Purwosari. Pada bulan Januari 1947 diadakan Kongres darurat PORI dan terpilih sebagai ketua, Mr. Widodo Sastrodininggrat dan sebagai wakil ketua Soemali Prawirosoedirjo, sebagai sekertaris Soemono.
- Pada tahun 1947 PORI mengadakan hubungan dengan Menteri Pembangunan dan Pemuda Wikana. Berkat bantuan sekertarsi menteri Drs. Karnadi, PORI dapat mengembangkan organisasinya antara lain : (a) pembangunan kembali cabang-cabang olahraga yang tersebar dan bercerai berai. (b) Membentuk organisasi induk cabang olahraga yang belum tersusun, (c) Menerbitkan majalah “Pendidikan Djasmani” dengan simbol obor menyala dan lima gelang, (d) Mempersiapkan Pekan Olahraga Nasional ke satu. Pada malam peresmian PORI bulan Januari 1947, Presiden Soekarno sekaligus melantik KORI (Komite Olimpiade Republik Indonesia), sebagai ketua ditunjuk Sri Sultan Hamengku Buwono IX, wakil ketua adalah drg. Koesmargono dan Soemali Prawirodirjo. KORI mempunyai tugas menangani masalah keolahragaan yang ada kaitannya dengan olimpiade, saat itu KORI dibentuk karena Indonesia ingin ikut Olympic Games 1948 (namun karena persiapan para atlet itu tidak memadai, pengiriman ke London tidak jadi). PORI kemudian membentuk badan-badan (sekarang disebut induk cabang olahraga). Yang ada pada waktu itu adalah cabang olahraga sepak bola, basket, atletik, bola keranjang, panahan, tenis, bulutangkis, pencak silat, dan gerak jalan. Keuangan PORI dan KORI diperoleh dari subsidi pemerintah yang disalurkan melalui Kementerian Pembangunan dan Pemuda. Selama aksi militer Belanda 21 Juni 1947 – 17 Januari 1948 kegiatan olahraga praktis terhenti. Pada tanggal 2 – 3 Mei 1948, PORI mengadakan konferensi di Solo berkat bantuan Walikota Solo (Syamsurizal), PON I dapat diselenggarakan pada 9 – 14 September 1948 dengan lancar, meskipun suasana politk meruncing kembali.
- Pekan Olahraga Nasional (PON) pertama di Solo adalah pekan olahraga yang sangat berkesan dan merupakan tonggak sejarah keolahragaan yang penting bagi bangsa Indonesia yang baru merdeka. PON I adalah PON revolusi, PON perjuangan, PON penyebar semangat dan sekaligus PON persatuan. Berkenaan dengan PON I, Maladi (mantan Menteri Olahraga) mengutarakan kembali kesannya, yaitu :
"PON
I di Solo Tahun 1948 membuat berdiri bulu roma tiap orang Indonesia yang
menyaksikan rakyat sepanjang Yogya-Solo menyambut dan menghormati bendera PON
yang dibawa dan diarak oleh ribuan Pemuda dari Gedung Negara Yogya untuk
dikibarkan di Stadion Sriwedari, Solo. Teriakan 'Hidup PON' bersamaan dengan
pekik 'Merdeka atau Mati' berkumandang sepanjang Yogya-Solo"
Kiranya
perlu disampaikan penghargaan dan terima kasih setinggi-tingginya kepada para
tokoh olahraga saat itu terutama Sri Sultan Hamengku BUwono IX, Paku Alam VIII,
GPH Suryohamidjo, GPH Prabuwijoyo, Nurbambang, dan Ali Marsaban
BAB
IV
Ø Perkembangan
Olahraga Nasional
Dalam bidang olahraga sangat dibutuhkan suatu daya
tahan tubuh yang kuat, sehingga kita bisa melakukan sebuah aktivitas olahraga
dengan semangat karena didukung oleh daya tahan tubuh yang kuat. Dengan itu
maka kita menjalani kegiatan tersebut dengan perasaan senang menjalani
aktivitas tersebut.
Kita sering berolahraga, tetapi apakah kita tahu perkembangan olahraga di Negara kita ini yaitu Indonesia. Mungkin kebanyakan orang di sekitar kita tidak tahu perkembangan olahraga di Indonesia saat ini, karena mereka hanya menjalankan olahraga dan tidak ingin tahu bagaimana sejarah dari olahraga itu sendiri.
Sehubungan dengan itulah maka perlu adanya suatu pengetahuan mengenai sejarah olahraga supaya kita semua bisa tahu bagaimana perkembangan olahraga tidak hanya bisa berolahraga saja.
Judul makalah ini sengaja dipilih karena menarik perhatian penulis untuk dicermati dan perlu mendapat dukungan dari semua pihak yang peduli terhadap dunia olahraga.
2. Perumusan Masalah
a. Bagaimana perkembangan olahraga sejak jaman pra sejarah sampai penyelenggaraan GANEFO.
b. Sejauhmana Indonesia berusaha dalam meningkatkan olahraga di tanah air.
3. Tujuan
a. Mengetahui perkembangan olahraga di tanah air.
b. Memahami perkembangan olahraga supaya semakin meningkat di masa depan.
Kita sering berolahraga, tetapi apakah kita tahu perkembangan olahraga di Negara kita ini yaitu Indonesia. Mungkin kebanyakan orang di sekitar kita tidak tahu perkembangan olahraga di Indonesia saat ini, karena mereka hanya menjalankan olahraga dan tidak ingin tahu bagaimana sejarah dari olahraga itu sendiri.
Sehubungan dengan itulah maka perlu adanya suatu pengetahuan mengenai sejarah olahraga supaya kita semua bisa tahu bagaimana perkembangan olahraga tidak hanya bisa berolahraga saja.
Judul makalah ini sengaja dipilih karena menarik perhatian penulis untuk dicermati dan perlu mendapat dukungan dari semua pihak yang peduli terhadap dunia olahraga.
2. Perumusan Masalah
a. Bagaimana perkembangan olahraga sejak jaman pra sejarah sampai penyelenggaraan GANEFO.
b. Sejauhmana Indonesia berusaha dalam meningkatkan olahraga di tanah air.
3. Tujuan
a. Mengetahui perkembangan olahraga di tanah air.
b. Memahami perkembangan olahraga supaya semakin meningkat di masa depan.
Jaman prasejarah
Pada zaman nenek moyang Indonesia, kegiatan fisik berkembang pada waktu itu untuk mempertahankan diri dari keganasan alam maupun lingkungannya.tantangan dapat berupa sungai yang harus diseberangi, hujan, badai, topan, menghadapi serangan binatang buas,atau beburu buinatang untuk konsumsi.
Olahraga pada masyarakat kuno adalah untul menciptakan kekuatan dan pengembangan kesadaran kelompok, yang dilakukan oleh keluarga. Pada masyarakat ini Olahraga merupakan sport utility maksudnya gerakan yang dilakukan adalah semacam olahraga namun fungsinya untukn mem-pertahankan diri untuk kelangsungan hidup. Jenis olahraga ini seperti:
Ø Renang
Ø Dayung
Ø Lari
Ø Gulat
Ø Memainkan senjata
Ø Beladiri dan tarian-tarian perang.
Masa Sebelum Penjajahan.
Masa kebudayaan Hindu
Berawal pada abad 5 SM, setelah masa pra-sejarah berakhir. Dapat disebutkan beberapa kerajaan yang cukup terkenal dan berpengaruh.Kerajaan Tarumanegara ( Raja Purnawarman ) dan Muara Kaman (raja Mulawarman).
Ada beberapa faktor penyebab datangnya pengaruh Hindu di wilayah Indonesia sebagai berikut: J
1. Perdagangan antara Cina dan India.
2. Indonesia sebagai tempat persinggahan.
3. Adanya pedangang India yang tingal di Indonesia.
4. Penyebaran Agama Hindu oleh orang-orang India.
Pada zaman nenek moyang Indonesia, kegiatan fisik berkembang pada waktu itu untuk mempertahankan diri dari keganasan alam maupun lingkungannya.tantangan dapat berupa sungai yang harus diseberangi, hujan, badai, topan, menghadapi serangan binatang buas,atau beburu buinatang untuk konsumsi.
Olahraga pada masyarakat kuno adalah untul menciptakan kekuatan dan pengembangan kesadaran kelompok, yang dilakukan oleh keluarga. Pada masyarakat ini Olahraga merupakan sport utility maksudnya gerakan yang dilakukan adalah semacam olahraga namun fungsinya untukn mem-pertahankan diri untuk kelangsungan hidup. Jenis olahraga ini seperti:
Ø Renang
Ø Dayung
Ø Lari
Ø Gulat
Ø Memainkan senjata
Ø Beladiri dan tarian-tarian perang.
Masa Sebelum Penjajahan.
Masa kebudayaan Hindu
Berawal pada abad 5 SM, setelah masa pra-sejarah berakhir. Dapat disebutkan beberapa kerajaan yang cukup terkenal dan berpengaruh.Kerajaan Tarumanegara ( Raja Purnawarman ) dan Muara Kaman (raja Mulawarman).
Ada beberapa faktor penyebab datangnya pengaruh Hindu di wilayah Indonesia sebagai berikut: J
1. Perdagangan antara Cina dan India.
2. Indonesia sebagai tempat persinggahan.
3. Adanya pedangang India yang tingal di Indonesia.
4. Penyebaran Agama Hindu oleh orang-orang India.
Masa
Kebudayaan Islam.
Perkembangan kebudayaan Islam mulai berkembang saat kerajaan demak mengalahkan majapahit. Banyak sejarawan meyakini ajaran agama Islam dibawa oleh orang-orang Gujarat.
Faktor Agama Islam dapat berkembang di indonesia, dikarenakan hal-hal sbb:
Ø Syarat masuk Islam sangat mudah.
Ø Tidak ada pembagian kasta.
Ø Telah disesuaikan dengan jalan pemikiran orang indonesia.
Ø Islam pada masa itu mengusai perdagangan.
Kerajaan yang pertama mucul adalah kerajaan smudra pasai, Demak, Banten, Panjang, Mataram, dan Ternate. Dalam agama islam tidak menuntut suatu sikap badan tertentu untuk mencapai kesempurnaan hidup didunia,dan lebih jauh lagi untuk jasmani mencapai kesempurnaan akhirat. Berkembang latihan beladiri untuk mempertahankan diri dan rekreasi seperti :
Ø Menuggang kuda.
Ø Memainkan senjata.
Ø Kekebalan tubuh.
Ø Perang.
Ada satu peniggalan yang amat berkembang hingga bisa hingga bisa meluas kemancanegra, yaitu Pencak Silat.
ü Zaman Penjajahan Belanda.
Mulai abad ke XIX, mulai berkembang dan diajarkan bentuk-bentuk latihan, yaitu atletik,senam, bola bakar, sepak bola, dan bola tangan. Sering dipertandingkan nomor-nomor lari, lompat, jalan, lompat, lempar,panca lomba, dan dasa lomba.
Tahun-Tahun penting berdirinaya beberapa organisasi olahraga di masa penjajahan, yaitu:
Ø Tahun 1930: PSSI terbentuk di Yogyakarta, dengan ketua Ir. Suratin.
Ø Tahun 1936: PELTI bediri di Semarang, ketua Dr. Boentara.
Ø Tahun 1938: ISI (Ikatan Sport Indonesia) beridiri di Jakarta, ketua Soetarjo Hadikusumo.
Ø Tahun 1938 dan 1942 : dilaksanakan kongres dan pekan Olahraga di Solo dan Jakarta.
ü Zaman penjajahan Jepang
Tujuan pendidikan jasmani yang dikembangkan pada masa penjajahan jepang adalah membentuk manusia yang setia kepada jepang dan memiliki kemampuan berperang. Bentuk-bentuk latihan yang sering dilakukan Warga Negara Indonesia pada masa pendudukan Jepang, antara lain:
• Kyoreng ( Latihan baris berbaris.)
• Kendo ( bela diri khas Jepang.)
• Taiso (senam)
• Keterampila menggunakan bayonet ( senapan yang pada bagian ujungnya dipasng pisau/bealti).
Latihan yang diberiakan oleh tentara Jepang ini sungguh bermamfaat bagi pergerakan Indonesia.ini terlihat dari perlawanan PETA diberbagai wilayah di Indonesia terhadap Sekutu bahkan terhadap Jepang sendiri.
Masa Kemerdekaan
Pada tahun 1945-1950. Dibentuk Kementrian Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaannya untuk mengisi Kemerdekaan, dengan tugas pokok: menyelenggarakan latiahn-latihan fisik dikalangan pemuda serta mengusahakan rehabilitasi fisik dan mental. Pendidikan Jasmani disusun dan dibentuk untuk pertama kalinya tanpa modal, tanpa pedoman yang jelas, dan tokoh/pejabat yang berwenang belum ada.
Pembinaan gerakan Olahraga di Indonesia berkembang kearah dua bidang, yaitu:
• Di Sekolah, karena Profesinya.
• Di Masyarakat, atas dasar pengabdian dan bersifat amatir.
Inpeksi Olahraga berubah menjadi inpeksi Pendidikan Jasmani, dengan langkah-langkah yang dilakukan:
1. Dibentuk bagian Pendidikan Jasmani.
2. Kursus aplikasi Pendidikan Jasmani.
3. Diselenggarakan Sekolah Olahraga (SORA).
4. Training Center (TC) dilaksanakan sebagai persiapan mengikuti Olmpyade dilondon.
Pada tahun 1951-1956. Kemajuan pesat terlihat hampir dalam segala segi, baik teknis maupun organisator, karena setelah tahun 1950 Indonesia mendapatkan kedaulatan dan Negara kesatuan RI. PON dapat berlansung sesuai rencana. Pada tahun1952 diselenggarakan panca lomba I pelajar SLTP dan SLTA di Semarang, dan II diSurabaya tahun 1953.
• Tahun 1950: berdiri Akademi Pendidikan Djasmani ( APD) di Yogykarta, sebagai bagian dari Fakultas Paedagogik UGM. Berdiri Sekolah Guru Pendidikan Djasmani (SGPD) di Bnadung dan Yogyakarta.
• Tahun 1954: Jurusan Pendidikan Jasmani – FKIP bandung, Perguruan Tinggi Pendidikan Guru. Sekolah Pendidikan Jasmani Tentara di Cimahi.
Pada Tahun 1957 – 1960, perubahan inpeksi pusat Pendidikan Jasmani menjadi Biro Pendidikan Jasmani, terdari atas :
1. Urusan perencanaan dan penyelidikan
2. Urusan tata usaha, dan
3. Urusan Pendidikan Guru untuk Pendidikan Jasmani.
Tugas dan lapangan kerja yang menjadi bidang garapan Biro Pendidikan Jasmani adalah:
1. Menyelidiki dan merencanakan Pendidikan Jasmani di Sekolah dan di Masyarakat.
2. Merencankan dan mengwasi Pendidikan bidang Pendidikan Jasmani.
3. Hubungan dengan Organisai Bidang Olahraga.
Pada tahun 1957, president Soekarno menekankan bahwa Pendidikan Jasmni sebagai “ Nation Building” , yang ditanggapi baik oleh Menteri PP dan K, Sarino Mangun – Pranoto.
Pada tahun 1961 – 1965. Dasar-baru pembianaan Olahraga di Indonesia, sesuai dengan amanat Presiden Soekarno, pada tanggal 9 april 1961 saat menghadapi Asian Games IV dan Thomas Cup, ada tiga hal yang dianggap sangant prinsip, yaitu:
1. Olahragawan berfungsi membangun manusia Indonesia.
2. Olahragawan harus dedicate, mempersembahkan hidup Indonesia,
3. Segala persiapan untuk national building Indonesia.
Departmen Olahraga ( Depora), dibentuk 7 maret 1962, merupakan aparat pemerintahan yang dipimpin oleh seorang Menteri Olahraga dalam melakukan pembimbingan dan pengawasan atas semua kegiatan, Olahraga di dalam Masyarakat yang diatur. Masa kerja sampai 1966, setelah itu pemerintah yang membinaOlahraga menjadi Dirjen Olahraga dan Pemuda.
Pada tanggal 7 Februari 1963, berdasarkan berita Reuter tentang keputusan IOC untuk menskor keanggotaan Indonesia untuk waktu yang tidak ditentukan, kareana penolakan indonesia terhadap Israel dan Taiwan saat Asian Games IV. Tanggal 9 Februari 1963, harian AP Menyiarkan tentang keputusan Executive Board IOC. Presiden akhirnya memmutuskan unutukkeluar dari IOC pada tanggal 14 Februari 1963, untuk menentang tindakan pimppinan IOC yang sewenang-wenang.
Alasan keluar dari IOC, karena keputasan diambil tanpa mendengar Indonesia, meskipun indonesia sudah berusaha untuk menyelesaikan dengan IOC, Ketua KOI Sri Paku Alam VII, mengundang ketua IOC lewat Surat kawat,tanggal 18 Desember 1962, tetapi ditolak pada tanggal 15 Januari 1963.
Sedangkan IOC pada tanggal 26 juni 1963, telah memutuskn mencabut skorsing atas Indonesia, tanpa syarat apapun (without further qualification) menurut pendapat umum, menganggap keputusan IOC sebagai kemenangan Indonesia. Salah satu pertimbangannya adalah untuk menghindari pemboikotan Olympiade oleh Negara-negara Asia serta Arab.
Pada tahun 1966-1967, merupakan akhir dari masa DEPORA dan DORI ( Dewan Olahraga Indonesia). Masa sebelum tahun 1966 inisiatif dari DEPORA , sehingga mengakibatkan sector Top-top Organisasi Olahraga timbul ketidak puasan dan ketegangan antara Pembina.
Top-top Organisasi berpendapat adanya DORI memotong hak-hak Organisasi Olahgara, sehingg kehilangan kedaulatannya. Langakah yang diamabil oleh top-top Organisasi adalah membentuk sekretariat bersama,dengan ketua eksekutif Menteri Olahraga.
Lahirlah Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) “versi lama” merupakan perpaduan antara konsep sekretaris bersama dengan konsep Maladi (saat itu sebagai Menteri Olahraga) yang dituangkan dalam keputusan Presiden (keppres) 143 A dan 156 A tahun 1966. Yang berisi antara lain tentang struktur Organisasidan personalia KONI.tetapi KONI yang terbentuk dari perpaduan konsep tersebut akhirnya praktis tidak berjalan/macet. Hal ini dikarenakan tidak adanaya dukungan yang memadai dari Top-top Olahraga yang tergabung dalam sekretariat bersama.
Lahirnya KONI “versi baru”. Dalam susunan Kabinet Ampera, Departemen Olahraga diciutkan dan dijadikan Direktorat Jenderal Olahraga(Kol.Sukmato.S) yang ada dalam Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (P dan K), berinisiatif mengadakan pertemuan antara top-top Organisasi Olahraga, sekretariat bersama dan Dirjen Olahraga.
Keputusan antara lain, menytakan bahwa KONI sifatnya harus non govermental dan Independent, tidak dikuasai oleh Pemerintah, tetapi diharapkan sebagai partner pihak Pemerintah, peng-orde baruan bidang keOlahragaan agar tidak tergantung di satu tangan. Pada tanggal 31 Desember 1966 tepat pada pukul 12.00 Wib, terbentuklah KONI, ini tertuang dalam Keppres No.57.
• Lahir atas kehendak Masyarakat pembina Olahraga sendiri.
• Kekuasaan tertinggi pada Musorna.
• Tugas dan wewenang membantu pemerintah(dirjen Pemerintah).
• Keanggotaan KONI: top-top organisasi Olahraga dan badan-badan keolahragaan fungsional.
Perkembangan kebudayaan Islam mulai berkembang saat kerajaan demak mengalahkan majapahit. Banyak sejarawan meyakini ajaran agama Islam dibawa oleh orang-orang Gujarat.
Faktor Agama Islam dapat berkembang di indonesia, dikarenakan hal-hal sbb:
Ø Syarat masuk Islam sangat mudah.
Ø Tidak ada pembagian kasta.
Ø Telah disesuaikan dengan jalan pemikiran orang indonesia.
Ø Islam pada masa itu mengusai perdagangan.
Kerajaan yang pertama mucul adalah kerajaan smudra pasai, Demak, Banten, Panjang, Mataram, dan Ternate. Dalam agama islam tidak menuntut suatu sikap badan tertentu untuk mencapai kesempurnaan hidup didunia,dan lebih jauh lagi untuk jasmani mencapai kesempurnaan akhirat. Berkembang latihan beladiri untuk mempertahankan diri dan rekreasi seperti :
Ø Menuggang kuda.
Ø Memainkan senjata.
Ø Kekebalan tubuh.
Ø Perang.
Ada satu peniggalan yang amat berkembang hingga bisa hingga bisa meluas kemancanegra, yaitu Pencak Silat.
ü Zaman Penjajahan Belanda.
Mulai abad ke XIX, mulai berkembang dan diajarkan bentuk-bentuk latihan, yaitu atletik,senam, bola bakar, sepak bola, dan bola tangan. Sering dipertandingkan nomor-nomor lari, lompat, jalan, lompat, lempar,panca lomba, dan dasa lomba.
Tahun-Tahun penting berdirinaya beberapa organisasi olahraga di masa penjajahan, yaitu:
Ø Tahun 1930: PSSI terbentuk di Yogyakarta, dengan ketua Ir. Suratin.
Ø Tahun 1936: PELTI bediri di Semarang, ketua Dr. Boentara.
Ø Tahun 1938: ISI (Ikatan Sport Indonesia) beridiri di Jakarta, ketua Soetarjo Hadikusumo.
Ø Tahun 1938 dan 1942 : dilaksanakan kongres dan pekan Olahraga di Solo dan Jakarta.
ü Zaman penjajahan Jepang
Tujuan pendidikan jasmani yang dikembangkan pada masa penjajahan jepang adalah membentuk manusia yang setia kepada jepang dan memiliki kemampuan berperang. Bentuk-bentuk latihan yang sering dilakukan Warga Negara Indonesia pada masa pendudukan Jepang, antara lain:
• Kyoreng ( Latihan baris berbaris.)
• Kendo ( bela diri khas Jepang.)
• Taiso (senam)
• Keterampila menggunakan bayonet ( senapan yang pada bagian ujungnya dipasng pisau/bealti).
Latihan yang diberiakan oleh tentara Jepang ini sungguh bermamfaat bagi pergerakan Indonesia.ini terlihat dari perlawanan PETA diberbagai wilayah di Indonesia terhadap Sekutu bahkan terhadap Jepang sendiri.
Masa Kemerdekaan
Pada tahun 1945-1950. Dibentuk Kementrian Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaannya untuk mengisi Kemerdekaan, dengan tugas pokok: menyelenggarakan latiahn-latihan fisik dikalangan pemuda serta mengusahakan rehabilitasi fisik dan mental. Pendidikan Jasmani disusun dan dibentuk untuk pertama kalinya tanpa modal, tanpa pedoman yang jelas, dan tokoh/pejabat yang berwenang belum ada.
Pembinaan gerakan Olahraga di Indonesia berkembang kearah dua bidang, yaitu:
• Di Sekolah, karena Profesinya.
• Di Masyarakat, atas dasar pengabdian dan bersifat amatir.
Inpeksi Olahraga berubah menjadi inpeksi Pendidikan Jasmani, dengan langkah-langkah yang dilakukan:
1. Dibentuk bagian Pendidikan Jasmani.
2. Kursus aplikasi Pendidikan Jasmani.
3. Diselenggarakan Sekolah Olahraga (SORA).
4. Training Center (TC) dilaksanakan sebagai persiapan mengikuti Olmpyade dilondon.
Pada tahun 1951-1956. Kemajuan pesat terlihat hampir dalam segala segi, baik teknis maupun organisator, karena setelah tahun 1950 Indonesia mendapatkan kedaulatan dan Negara kesatuan RI. PON dapat berlansung sesuai rencana. Pada tahun1952 diselenggarakan panca lomba I pelajar SLTP dan SLTA di Semarang, dan II diSurabaya tahun 1953.
• Tahun 1950: berdiri Akademi Pendidikan Djasmani ( APD) di Yogykarta, sebagai bagian dari Fakultas Paedagogik UGM. Berdiri Sekolah Guru Pendidikan Djasmani (SGPD) di Bnadung dan Yogyakarta.
• Tahun 1954: Jurusan Pendidikan Jasmani – FKIP bandung, Perguruan Tinggi Pendidikan Guru. Sekolah Pendidikan Jasmani Tentara di Cimahi.
Pada Tahun 1957 – 1960, perubahan inpeksi pusat Pendidikan Jasmani menjadi Biro Pendidikan Jasmani, terdari atas :
1. Urusan perencanaan dan penyelidikan
2. Urusan tata usaha, dan
3. Urusan Pendidikan Guru untuk Pendidikan Jasmani.
Tugas dan lapangan kerja yang menjadi bidang garapan Biro Pendidikan Jasmani adalah:
1. Menyelidiki dan merencanakan Pendidikan Jasmani di Sekolah dan di Masyarakat.
2. Merencankan dan mengwasi Pendidikan bidang Pendidikan Jasmani.
3. Hubungan dengan Organisai Bidang Olahraga.
Pada tahun 1957, president Soekarno menekankan bahwa Pendidikan Jasmni sebagai “ Nation Building” , yang ditanggapi baik oleh Menteri PP dan K, Sarino Mangun – Pranoto.
Pada tahun 1961 – 1965. Dasar-baru pembianaan Olahraga di Indonesia, sesuai dengan amanat Presiden Soekarno, pada tanggal 9 april 1961 saat menghadapi Asian Games IV dan Thomas Cup, ada tiga hal yang dianggap sangant prinsip, yaitu:
1. Olahragawan berfungsi membangun manusia Indonesia.
2. Olahragawan harus dedicate, mempersembahkan hidup Indonesia,
3. Segala persiapan untuk national building Indonesia.
Departmen Olahraga ( Depora), dibentuk 7 maret 1962, merupakan aparat pemerintahan yang dipimpin oleh seorang Menteri Olahraga dalam melakukan pembimbingan dan pengawasan atas semua kegiatan, Olahraga di dalam Masyarakat yang diatur. Masa kerja sampai 1966, setelah itu pemerintah yang membinaOlahraga menjadi Dirjen Olahraga dan Pemuda.
Pada tanggal 7 Februari 1963, berdasarkan berita Reuter tentang keputusan IOC untuk menskor keanggotaan Indonesia untuk waktu yang tidak ditentukan, kareana penolakan indonesia terhadap Israel dan Taiwan saat Asian Games IV. Tanggal 9 Februari 1963, harian AP Menyiarkan tentang keputusan Executive Board IOC. Presiden akhirnya memmutuskan unutukkeluar dari IOC pada tanggal 14 Februari 1963, untuk menentang tindakan pimppinan IOC yang sewenang-wenang.
Alasan keluar dari IOC, karena keputasan diambil tanpa mendengar Indonesia, meskipun indonesia sudah berusaha untuk menyelesaikan dengan IOC, Ketua KOI Sri Paku Alam VII, mengundang ketua IOC lewat Surat kawat,tanggal 18 Desember 1962, tetapi ditolak pada tanggal 15 Januari 1963.
Sedangkan IOC pada tanggal 26 juni 1963, telah memutuskn mencabut skorsing atas Indonesia, tanpa syarat apapun (without further qualification) menurut pendapat umum, menganggap keputusan IOC sebagai kemenangan Indonesia. Salah satu pertimbangannya adalah untuk menghindari pemboikotan Olympiade oleh Negara-negara Asia serta Arab.
Pada tahun 1966-1967, merupakan akhir dari masa DEPORA dan DORI ( Dewan Olahraga Indonesia). Masa sebelum tahun 1966 inisiatif dari DEPORA , sehingga mengakibatkan sector Top-top Organisasi Olahraga timbul ketidak puasan dan ketegangan antara Pembina.
Top-top Organisasi berpendapat adanya DORI memotong hak-hak Organisasi Olahgara, sehingg kehilangan kedaulatannya. Langakah yang diamabil oleh top-top Organisasi adalah membentuk sekretariat bersama,dengan ketua eksekutif Menteri Olahraga.
Lahirlah Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) “versi lama” merupakan perpaduan antara konsep sekretaris bersama dengan konsep Maladi (saat itu sebagai Menteri Olahraga) yang dituangkan dalam keputusan Presiden (keppres) 143 A dan 156 A tahun 1966. Yang berisi antara lain tentang struktur Organisasidan personalia KONI.tetapi KONI yang terbentuk dari perpaduan konsep tersebut akhirnya praktis tidak berjalan/macet. Hal ini dikarenakan tidak adanaya dukungan yang memadai dari Top-top Olahraga yang tergabung dalam sekretariat bersama.
Lahirnya KONI “versi baru”. Dalam susunan Kabinet Ampera, Departemen Olahraga diciutkan dan dijadikan Direktorat Jenderal Olahraga(Kol.Sukmato.S) yang ada dalam Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (P dan K), berinisiatif mengadakan pertemuan antara top-top Organisasi Olahraga, sekretariat bersama dan Dirjen Olahraga.
Keputusan antara lain, menytakan bahwa KONI sifatnya harus non govermental dan Independent, tidak dikuasai oleh Pemerintah, tetapi diharapkan sebagai partner pihak Pemerintah, peng-orde baruan bidang keOlahragaan agar tidak tergantung di satu tangan. Pada tanggal 31 Desember 1966 tepat pada pukul 12.00 Wib, terbentuklah KONI, ini tertuang dalam Keppres No.57.
• Lahir atas kehendak Masyarakat pembina Olahraga sendiri.
• Kekuasaan tertinggi pada Musorna.
• Tugas dan wewenang membantu pemerintah(dirjen Pemerintah).
• Keanggotaan KONI: top-top organisasi Olahraga dan badan-badan keolahragaan fungsional.
Ø Festival Olahraga Nasional Pertama di Vietnam
(VOVworld)
- Kami dengan gembira bertemu kembali dengan saudara-saudara dalam acara: "Kotak
Surat Anda" untuk hari ini. Pada pekan ini, kanal siaran luar
negeri(VOV5) menerima 191 surat dari 34 negara dan teritorial di dunia,
diantaranya program siaran bahasa Indonesia menerima 22 surat dan laporan hasil
pemantauan siaran Radio dari saudara-saudara Soebianto W di Jakarta Barat,
Suriani di Banjarmasin, Mariadi Purnomo di Deli Serdang, M. Zainal di Jambi dan
banyak pendengar lain. Pada pekan lalu, kami juga telah menerima banyak surat
pos dan 3 buletin dari Borneo’Listener Club dan Anda Club.
Terimakasih banyak karena Anda Sekalian telah memantau siaran, mengirim
surat dan laporan hasil pemantauan Radio kepada kami.
Dalam acara: "Kotak Surat Anda" untuk hari ini, kami
akan memperkenalkan sepintas lintas tentang cabang Olahraga Vietnam menurut
permintaan dari saudara Suriani di Banjarmasin dan akan
berbincang-bincang dengan saudara Soebianto di Jakarta Barat.
Saudara Suriani yang budiman! Kami dengan gembira
ingin berbincang-bincang dengan saudara pada acara kita untuk hari ini. Dalam
surat kepada VOV5, Anda menulis: “ Lewat
acara Kotak Surat Anda, aku mau bertanya apakah di Vietnam ini juga diadakan
pekan raya olahraga nasional?”
Ilustrasi.
(Foto:internet).
Saudara Suriani dan saudara-saudara yang budiman! “ Menjaga demokrasi, membangun negara, membangun
kehidupan baru, semuanya memerlukan kesehatan barulah bisa mencapai
kemenangan”. Demikianlah
seruan yang dikeluarkan Presiden Ho Chi Minh pada 27 Maret 1946 untuk
merangsang seluruh rakyat supaya melakukan latihan jasmani dan mengembangkan
mata-mata olahraga tradisional, permainan- permainan rakyat… Ta Quang Chien,
Mantan Kepala Direktorat Olahraga Vietnam mengatakan: “ Saya dengan mata kepala sendiri menyaksikan
Presiden Ho Chi Minh berseru kepada seluruh rakyat bersenam dan setelah itu,
Presiden Ho Chi Minh juga menghadiri upacra pencanangan seluruh rakyat latihan
bersenam di kota Hanoi. Saban hari, saya menyaksikan Presiden Ho Chi Minh
bersenam . Beliau menjadi teladan”.
Ilustrasi.
(Foto: internret)
Pada 1991, Pemerintah Vietnam telah memilih 27 Maret saban tahun
sebagai “Hari Olahraga Vietnam” untuk
menyerap berbagai lapisan rakyat supaya berpartisipasi pada gerakan latihan
zasmani dan aktivitas - aktivitas kebudayaan dan olahraga yang sehat, bersamaan
itu membuka Festival Olahraga Nasional yang pertama. Ini adalah pesta besar
tentang kebudayaan, olahraga Vietnam bertujuan membela dan mengembangkan
tradisi kebudayaan dan olahraga bangsa Vietnam, memberikan dorongan
semangat rakyat, terutama kaum pemuda dan anak - anak, berpartisipasipasi pada
aktivitas-aktivitas olahraga, memuji prestasi- prestasi dan kemajuan
dalam gerakan olahraga Vietnam.
Ilustrasi
Festival ke 7 Olahraga Nasional yang direncanakan
dibuka pada 16 April 2014 mendatang di propinsi Nam Dinh (Vietnam Utara). Pada
Festival Olahraga ini akan ada 13 mata olahraga resmi, diantaranta ada sepak
bola, bola volley, tenis meja, badminton, atletik, tarik- menarik, taekwondo,
Vovinam dll….
Saudara Suriani dan para pendengar yang budiman! Mudah - mudahan,
Anda sekalian merasa puas dengan penjelasan singkat di atas.
Pendengar selanjutnya yang mau kami ajak berbincang-bincang
yalah saudara Soebianto di Jakarta Barat. Saudara yang budiman! Kami dengan
gembira menerima surat dan laporan hasil pemantauan siaran Radio yang
terinci dari Anda terhadap siaran bulan Oktober, November dan
Desember 2012, serta Januari 2013. Dalam surat, Anda memberitahukan bahwa kualitas
gelombang VOV5 pada dua frekuensi 9840 Khz dan 12020 Khz kebanyakan terdengar
dengan jelas, kualitas gelombang baik. Pada waktu yang akan datang, kami akan
mengirim suvenir lagi kepada Anda. Mudah-mudahan, dalam surat mendatang,
Anda akan menyampaikan penilaian tentang isi dan cara membaca dari para
penyiar VOV. Semoga, Anda dan keluarga sehat walaafiat.
Para pendengar, kami telah menerima 13 jawaban kuiz bulan
Februari dari para pendengar, diantaranya saudara M.Jayadi.D di Lombok Timur
telah menyampaikan jawaban yang paling akurat.
Saudara M Jayadi D yang budiman, kami akan mengirim hadiah pertama
kepada Anda secepat mungkin. Selamat menunggu./.
Ø Festival Olahraga Internasional
Olimpiade adalah ajang olahraga
internasional empat tahunan yang mempertandingkan cabang-cabang olahraga musim
panas dan musim dingin serta diikuti oleh ribuan atlet yang berkompetisi dalam
berbagai pertandingan olahraga. Olimpiade merupakan kompetisi olahraga terbesar
dan terkemuka di dunia, dengan lebih dari 200 negara berpartisipasi. Awalnya,
Olimpiade hanya berlangsung di Yunani kuno sampai akhirnya pada tahun 393 M
Olimpiade kuno ini dihentikan oleh Kaisar Romawi, Theodosius. Olimpiade
kemudian dihidupkan kembali oleh seorang bangsawan Perancis bernama Pierre
Frèdy Baron de Coubertin pada tahun 1896.
Dalam kongres pada tahun 1894
yang diselenggarakan di Paris, didirikanlah Komite Olimpiade Internasional
(IOC) dan ibu kota Yunani, Athena dipilih sebagai tuan rumah Olimpiade modern
pertama tahun 1896. Selanjutnya, sejak tahun 1896 sampai sekarang, setiap empat
tahun sekali Olimpiade Musim Panas senantiasa diadakan kecuali tahun-tahun pada
masa Perang Dunia II.
Olimpiade Musim Panas 2012,
secara resmi bernama Games of the XXX Olympiad atau “Olimpiade London 2012″,
dilaksanakan di London, Inggris, Britania Raya mulai tanggal 27 Juli sampai 12
Agustus 2012. London menjadi kota pertama yang secara resmi mengadakan
Olimpiade modern sebanyak tiga kali, setelah tahun 1908 dan 1948. Di Indonesia,
Olimpiade yang sering dikenal dan secara rutin diikuti adalah Olimpiade Musim
Panas.
Indonesia sendiri pertama kali
berpartisipasi pada Olimpiade Helsinki 1952 di Finlandia, dan tak pernah absen
berpartisipasi pada tahun-tahun berikutnya, kecuali pada tahun 1964 dan 1980.
Sejarah Olimpiade Sejak ribuan tahun lalu bangsa Yunani sudah mengenal olahraga
dalam arti yang paling sederhana. Mereka melakukannya untuk kepentingan pasukan
perang atau kemiliteran. Dengan berolahraga diharapkan para prajurit akan
tangkas dan sigap dalam bertempur. Olimpiade yang paling awal konon sudah
diselenggarakan bangsa Yunani kuno pada tahun 776 Sebelum Masehi. Kegiatan itu
diikuti seluruh bangsa Yunani dan dilangsungkan untuk menghormati dewa
tertinggi mereka, Zeus.
Zeus bermukim di Gunung Olimpus
yang kemudian dipakai sebagai nama Olimpiade hingga sekarang. Olimpiade kuno
juga diselenggarakan setiap empat tahun, para olahragawan terbaik dari seluruh
Yunani berdatangan ke arena di sekitar Gunung Olimpus. Mereka bertanding secara
perorangan, bukan atas nama tim. Para atlet yang akan bertanding terlebih dulu
berlatih keras selama sepuluh bulan di daerah masing-masing. Dulu, di Yunani
sering terjadi perang saudara, namun ketika pesta olahraga berlangsung, pihak
yang bertikai melakukan gencatan senjata. Siapa yang melanggar konsensus akan
dikenakan denda.
Bangsa Sparta pernah diharuskan
membayar denda karena melanggar gencatan senjata selama Perang Peloponnesus.
Menjelang pertandingan, panitia pelaksana menyembelih babi kurban. Saat ini di
wilayah Olympia, Yunani terdapat sekelompok bangunan kecil dan gelanggang di
alam terbuka. Sisa-sisa puing gelanggang latihan itu merupakan peninggalan
arkeologis yang dilestarikan pemerintah Yunani.
Pada pesta Olimpiade kerap
terjadi perjanjian perdamaian atau persekutuan antar bangsa. Juga timbul berbagai
kegiatan transaksi. Barang-barang yang dijajakan antara lain anggur, makanan,
jimat, dan benda-benda ibadah. Olimpiade kuno mempertandingkan cabang-cabang
atletik seperti lari, loncat, dan lempar. Ada juga pacuan kuda dan pacuan
kereta. Karena aturannya belum baku, para penonton sering terkena lemparan batu
atau ditabrak kereta kuda para peserta. Di Olympia juga masih dijumpai
batu-batu yang merupakan pijakan olahraga lari. Pijakan batu itu disusun
sedemikian rupa agar para pelari bisa mendapat ruang gerak ke kiri dan ke
kanan. Pada saat start para pelari harus menempatkan telapak kaki pada
batu-batu pijakan itu. Ada pula panel-panel tentang lomba lari khusus membawa
perisai. Lomba ini banyak disukai penonton karena dianggap lucu.
Pembukaan Olimpiade selalu
diwarnai lomba kereta dengan empat kuda. Sekitar 40 kereta dijajarkan dalam
kandang di gerbang keluar. Jarak yang ditempuh hampir 14 km, yakni 12 kali
pulang pergi antara dua tiang batu yang ditancapkan di tanah. Berbeda dengan
Olimpiade modern, dulu mahkota kemenangan tidak diberikan kepada sais atau
joki, melainkan kepada pemilik kereta dan kuda yang umumnya orang-orang kaya.
Orang kaya yang haus kehormatan biasanya mengirim paling sedikit tujuh kereta
kuda untuk mengikuti perlombaan. Berbagai pertandingan dalam Olimpiade kuno
boleh dikatakan serba keras. Para pelari berpacu secepat-cepatnya tanpa memakai
alas kaki. Para penunggang kuda berlomba habis-habisan tanpa pelana atau
sanggurdi.
Para peloncat membawa pemberat
yang diayun-ayunkan untuk menambah dorongan maju. Olahraga yang terkeras adalah
pankration, yakni perpaduan antara gulat dan tinju gaya tradisional. Para atlet
boleh menyepak atau mencekik lawan, yang tidak diperbolehkan adalah memijit
mata, menggigit, dan mematahkan jari. Fairplay benar-benar diperhatikan para
atlet. Beberaba artefak purba memperlihatkan adegan tinju antara dua atlet.
Pemenang adu tinju adalah pihak
yang dapat memukul kepala lawan. Pihak yang kalah harus mengacungkan jari tanda
mengaku kalah. Olimpiade kuno hanya boleh ditonton dan diikuti oleh para pria.
Sebab para atlet harus bertanding dengan tubuh telanjang, kecuali untuk
kesempatan khusus, seperti lomba kereta kuda. Mereka berbusana beraneka ragam
untuk menunjukkan status sosial si pemilik kereta dan kuda.
Bagi orang Yunani telanjang
merupakan cara paling sesuai untuk berolahraga. Mereka bangga kalau memiliki
tubuh yang atletis. Pemenang pertandingan mendapatkan mahkota dedaunan, seperti
daun zaitun liar sebagai pengganti medali. Kadang-kadang sang juara diarak masuk
kota melalui sebuah lubang yang dibuat khusus pada tembok kota. Mereka
dielu-elukan di jalan kota dan disambut pembacaan puisi. Penghargaan lain
kepada olahragawan berprestasi berupa pembebasan dari pajak dan mendapat
makanan gratis. Beberapa kota juga memberikan bonus uang dalam jumlah besar.
Bahkan di kota kediaman pemenang didirikan patung mereka. Banyak patung batu
dan perunggu masih tersisa sampai kini dan itulah hadiah paling abadi milik
sang juara.
Salah satu bagian cabang atletik
yang masih tetap dikenal hingga kini adalah maraton, yakni perlombaan lari
sejauh kira-kira 42 km. Olimpiade mencapai puncaknya di abad ke-6 dan ke-5 SM,
tetapi kemudian secara bertahap mengalami penurunan seiring jatuhnya Yunani ke
tangan Romawi. Tidak ada konsensus yang menyatakan secara resmi mengenai
berakhirnya Olimpiade, namun teori yang paling umum dipegang saat ini adalah
pada tahun 393 M, saat Kaisar Romawi, Theodosius menyatakan bahwa semua budaya
praktek-praktek kuno Yunani harus dihilangkan.
Kemudian, pada tahun 426 M,
Theodosius II memerintahkan penghancuran semua kuil Yunani. Setelah itu,
Olimpiade tidak diadakan lagi sampai akhir abad ke-19. Ajang olahraga pertama
yang pelaksanaannya serupa dengan Olimpiade kuno adalah L’Olympiade de la
République, sebuah festival olahraga nasional yang diadakan pada tahun 1796
sampai 1798 selama masa Revolusi Perancis. Dalam pelaksanaannya, ajang ini
mengadopsi beberapa peraturan-peraturan yang berlaku dalam Olimpiade kuno.
Ajang ini juga menandai diterapkannya sistem metrik ke dalam cabang-cabang
olahraga.
Pada tahun 1850 sebuah Kelas
Olimpiade didirikan oleh Dr. William Penny Brookes di Much Wenlock, Shropshire,
Inggris. Selanjutnya, pada tahun 1859, Dr. Brookes mengganti nama Kelas
Olimpiade menjadi Olimpiade Wenlock. Ajang tersebut tetap diadakan hingga hari
ini. Tanggal 15 November 1860, Dr. Brookes membentuk Perkumpulan Olimpiade
Wenlock. Antara tahun 1862 dan 1867, di Liverpool diadakan ajang Grand Olympic
Festival. Ajang ini dicetuskan oleh John Hulley dan Charles Melly dan merupakan
ajang olahraga pertama yang bersifat internasional, meskipun atlet-atlet yang
berpartisipasi kebanyakan merupakan “atlet amatir”.
Penyelenggaraan Olimpiade modern
pertama di Athena pada tahun 1896 hampir identik dengan Olimpiade Liverpool. Pada
tahun 1865, Hulley, Dr. Brookes dan EG Ravenstein mendirikan Asosiasi Olimpiade
Nasional di Liverpool, yang merupakan cikal bakal terbentuknya Asosiasi
Olimpiade Britania Raya. Selanjutnya, pada tahun 1866, sebuah ajang bernama
Olimpiade Nasional Britania Raya diselenggarakan di London untuk pertama
kalinya. Semangat bangsa Yunani untuk menghidupkan kembali Olimpiade dimulai
seiring dengan berlangsungnya Perang Kemerdekaan antara Yunani dengan
Kekaisaran Ottoman pada tahun 1821.
Ide untuk membangkitkan Olimpiade
pertama kali dicetuskan oleh seorang penyair dan editor majalah bernama
Panagiotis Soutsos lewat puisinya yang berjudul “Dialogue of the Dead” yang
diterbitkan pada tahun 1833. Evangelis Zappas, seorang bangsawan Yunani-Rumania
adalah orang yang pertama kali menulis kepada Raja Otto, menawarkan untuk
mendanai kebangkitan Olimpiade. Zappas mensponsori penyelenggaraan Olimpiade
pada tahun 1859 yang diselenggarakan di pusat kota Athena. Atlet-atlet yang
berpartisipasi dalam ajang tersebut berasal dari Yunani dan Kekaisaran Ottoman.
Zappas juga mendanai perenovasian Stadion Panathinaiko kuno agar dapat dipakai
sebagai tempat penyelenggaraan Olimpiade pada tahun-tahun berikutnya. Stadion
Panathinaiko digunakan sebagai tempat penyelenggaraan Olimpiade tahun 1870 dan
1875. Sekitar Tiga puluh ribu penonton menghadiri Olimpiade pada tahun 1870
namun tidak ada catatan kehadiran resmi yang tersedia untuk penyelenggaraan
Olimpiade tahun 1875. Pada tahun 1890, setelah menghadiri Olimpiade Wenlock,
seorang sejarawan Perancis bernama Baron Pierre de Coubertin terinspirasi untuk
mendirikan Komite Olimpiade Internasional (International Olympic
Committee/IOC). Coubertin punya ide untuk menyelenggarakan suatu ajang
Olimpiade internasional setiap empat tahun sekali berdasarkan ajang Olimpiade
Yunani yang dibangkitkan oleh Brookes dan Zappas. Dia mempresentasikan ide ini
dalam kongres pertama IOC yang berlangsung pada tanggal 16-23 Juni 1984 di
Universitas Sorbonne, Paris.
Pada hari terakhir kongres,
diputuskan bahwa penyelenggaraan Olimpiade internasional berada di bawah
naungan IOC dan penyelenggaraan pertamanya akan dilangsungkan di Athena, Yunani pada tahun 1896. Hasil kongres juga memutuskan bahwa
Demetrius Vikelas dari Yunani terpilih sebagai presiden IOC pertama.
Olimpiade pertama yang diadakan di
bawah naungan IOC berlangsung di stadion Panathinaiko, Athena, pada tahun 1896.
Olimpiade pertama ini diikuti oleh 14 negara dengan total 241 atlet yang
berlaga dalam 43 pertandingan. Seperti janjinya pada Pemerintah Yunani, Zappas
dan sepupunya, Konstantinos Zappas turut membantu membiayai penyelenggaraan
Olimpiade 1896. George Averoff, seorang pengusaha Yunani bersedia untuk
mendanai perenovasian stadion dalam rangka persiapan Olimpiade. Pemerintah
Yunani juga turut menyediakan dana, berharap dana tersebut dapat diperoleh
kembali melalui penjualan tiket dan dari penjualan set perangko peringatan
Olimpiade pertama. Sebagian besar atlet yang berpartisipasi dalam Olimpiade
Athena 1896 berasal dari Yunani, Jerman, Perancis, dan Britania Raya.
Negara-negara tersebut juga menguasai perolehan medali. Pada saat itu, wanita
tidak boleh berpartisipasi. Penyelenggara menyebut kesertaan mereka tidak
praktis, tidak menarik, dan tidak tepat. Sekitar 80.000 penonton hadir,
termasuk Raja George I dari Yunani. Meskipun Yunani tidak berpengalaman dalam
menyelenggarakan ajang olahraga internasional dan awalnya juga mempunyai
masalah keuangan, namun akhirnya berhasil mempersiapkan segalanya tepat waktu.
Jumlah atlet yang berpartisipasi juga terbilang kecil jika dibandingkan dengan
ukuran saat ini, namun Olimpiade 1896 merupakan keikut sertaan internasional
terbesar untuk ajang olahraga pada masanya. Olimpiade tersebut pun terbukti
sukses bagi rakyat Yunani.
Daftar
pustaka
http://www.scribd.com/doc/22540547/Sejarah-olahraga#scribd
http://www.bbc.co.uk/indonesia/olahraga/2012/07/120723_olympics_sejarah.shtml
http://indonesiaindonesia.com/f/101249-perkembangan-olahraga-zaman-kemerdekaan-orde-baru/
https://sdiagpurwakarta.wordpress.com/2012/12/16/sejarah-olimpiade-olahraga-internasional/
Tidak ada komentar:
Poskan Komentar